Istri Cantik-cantik Ganas

Pertemuan Yang Tidak Disengaja



Pertemuan Yang Tidak Disengaja

0"Kak, meskipun kakek mengusirmu, tetapi sikapmu tidak boleh seperti itu terhadap kakek." Kata Tan Siwen sambil berdiri.     
0

"Bukan aku yang membuatnya masuk Rumah Sakit, aku hanya ingin melihat apakah dia bisa memenuhi keinginanku atau tidak. Aku akan mengambil posisi sebagai penanggung jawab proyek, karena diantara kalian tidak ada yang berkompeten melakukannya." Kata Tan Lin sambil tersenyum.     

"Jangan mimpi! Walaupun proyek ini ujungnya gagal, aku juga tidak akan sudi menyerahkannya padamu!" Tan Shilin kelihatan panik.     

"Bukankah kalau proyek ini diserahkan paman, ujungnya memang akan gagal?" Tan Lin tersenyum.     

Tan Lin menoleh ke kakeknya yang terbaring di tempat tidur dengan bantuan mesin.     

Dia mengingat betapa kejamnya sang kakek terhadap dirinya dan ibunya.     

Andai saja kakeknya tidak mengusir ibunya keluar dari rumah dan nama baiknya dirusak, ibunya tidak mungkin mati. Sejak saat itu, dia selalu berharap nasib kakeknya berakhir seperti ibunya. Dia melihat kondisi kakeknya yang sekarang, sama sekali tidak mengurangi kebenciannya.     

"Kak, apa yang ingin kamu lakukan?" Tan Siwen merasa kakaknya datang dengan niat buruk.     

"Sudah aku katakan, aku ingin melihat apakah dia sudah mati atau belum." Kata Tan Lin, kemudian dia menoleh ke Mo Jinrong.     

"Saudaraku! Kenapa kamu tidak menghubungiku untuk memberi tahu kabar baik ini?"     

Mo Jinrong mengerutkan kening. Dia menjawab dengan sikap tenang, "Bukankah kamu sudah datang sendiri? Ini masalah internal Keluarga Tan. Aku sudah melihat kondisi Tuan Besar Tan baik-baik saja, kalau begitu aku undur diri dulu. Aku tidak ingin ikut campur dalam masalah internal kalian."     

"Aku akan mewakili Keluarga Tan menghadiri Kompetisi Desain. Paman tidak perlu hadir di sana." Tan Lin tersenyum. Dia keluar bersama Mo Jinrong.     

"Kenapa kamu ingin bekerja sama dengan mereka?"     

Tan Lin sudah mempertanyakan hal ini, tetapi belum sempat menanyakan kepada Mo Jinrong. Kali ini kebetulan dia bertemu Mo Jinrong saat menjenguk kakeknya yang jatuh sakit, dia pun punya kesempatan untuk menanyakan hal ini kepada Mo Jinrong.     

"Dulu Tuan Besar Tan pernah membantu keluarga Mo. Ini bentuk balas budi. Kamu tenang saja." Jawab Mo Jinrong sambil naik ke mobil.     

"Baiklah! Aku sebenarnya takut akan bermusuhan denganmu, akan sulit bagiku memiliki musuh sepertimu. Kamu boleh membalas budi, sedangkan aku akan tetap membalas dendam. Keuntungan dari proyek ini akan aku ambil." Tan Lin tersenyum.     

"Terserah kamu. Selama kamu tidak mengambil keuntungan Keluarga Mo, aku tidak masalah jika kamu ingin mengambil keuntungan Keluarga Tan." Kata Mo Jinrong dengan sikap tenang.     

"Katanya kamu mengundang seorang Desainer yang terkenal kemudian mengadakan Kompetisi Desain. Aku menjadi tertarik menontonnya."     

Meskipun Tan Lin tidak tertarik dengan dunia Fashion, tetapi acara Kompetisi Desain ini diselenggarakan dengan megah oleh mereka, dia pun menjadi enggan untuk melewatkan acara itu.     

...     

Di Grup Mo.     

Acara Kompetisi Desain diselenggarakan di Ruangan Auditorium Grup Mo.     

Ruangan Auditorium menjadi terang benderang oleh lampu, banyak meja dan kursi yang disiapkan di bawah panggung, di depan panggung sudah ada layar yang sangat besar dan dipasang karpet merah di lantai. Hari ini yang menjadi bintang dalam acara ini adalah Qiu Cha.     

Qiu Cha datang lebih awal untuk menyerahkan gambar desain dan sampel, yang nantinya akan dicampur dengan gambar desain dan sampel milik sembilan puluh sembilan desainer lainnya, kemudian nantinya para tamu akan diminta memilih desain yang terbagus, dengan cara ini akan lebih menonjolkan kemampuan Qiu Cha jika nanti dia yang menjadi pemenang.     

Setelah menyerahkan desainnya, Qiu Cha tidak ada kegiatan lain, dia menggunakan waktu kosongnya ini untuk berjalan-jalan di sekitar perusahaan.     

Saat dia pergi mengambil kopi dari mesin kopi, dia bertemu seorang laki-laki yang memakai setelan jas.     

Laki-laki ini tampan, meskipun tidak setampan Mo Jinrong.     

Qiu Cha terperangah hingga tidak sadar kopinya meluber keluar dari bibir gelas, kulitnya seakan mati rasa saat terkena tumpahan kopi yang panas.     

"Kamu…. Apakah kamu tidak kepanasan?" Kata Zhao Han sambil tersenyum.     

Barulah Qiu Cha tersadar lalu merasakan tangannya kepanasan.     

"Ahh! Panas!"     

Qiu Cha memaki dalam hati, kenapa dia begitu bodoh karena terkesima oleh ketampanan laki-laki ini, sungguh memalukan!     

Zhao Han dengan sigap mengambil gelas kertas dari tangannya kemudian membantunya mengompres tangannya yang memerah dengan es batu.     

"Di dekat sini tidak ada Toko Obat. Nona, apakah aku boleh membantumu membelikan salep untukmu?" Zhao Han tersenyum ramah.     

"Tidak perlu, tidak perlu. Aku baik-baik saja." Kata Qiu Cha menolak.     

Zhao Han merasa Qiu Cha terlihat manis, berbeda dengan perempuan pada umumnya.     

Kalau perempuan lain berhadapan dengan situasi seperti ini, pasti akan menangis di hadapannya, sedangkan perempuan di depannya ini tidak menangis melainkan memilih bersikap cuek.     

"Apakah kamu benar baik-baik saja?" Zhao Han menanyakan sekali lagi.     

Qiu Cha merasakan kehangatan. Dia menggelengkan kepala sambil tersenyum.     

"Aku baik-baik saja. Apakah kamu karyawan di perusahaan ini?"     

Zhao Han tersenyum, dia menduga perempuan ini tidak mengenalnya karena dia pasti karyawan baru di sini.     

"Aku hanya karyawan biasa yang membantu pekerjaan kecil di sini." Jawab Zhao Han.     

Qiu Cha memperhatikan penampilan Zhao Han.     

Laki-laki ini memakai baju merk Italia, yang tidak mungkin bisa dibeli oleh karyawan biasa. Qiu Cha menduga Zhao Han bukan karyawan biasa, melainkan anak dari keluarga kaya raya.     

"Sama denganku." Jawab Qiu Cha sambil tersenyum.     

Qiu Cha minum kopi yang dia pegang, lalu melihat ke arah jam tangan. Tiba-tiba ponselnya berbunyi.     

"Chacha, Kamu di mana? Aku sudah sampai."     

Orang yang menghubunginya adalah Lan Anran.     

Dalam perjalanan, Lan Anran menyempatkan waktu pergi ke Toko Baju, lalu membeli sebuah gaun bermerk, agar tidak membuat malu Keluarga Mo. Sekarang dia sudah mengganti bajunya dengan gaun yang tadi dia beli.     

"Aku akan segera ke sana. Tunggu ya." Qiu Cha memutus sambungan telepon, lalu meletakkan gelas kopinya.     

"Maaf, aku masih ada urusan lain, aku pergi dulu."     

Zhao Han mengangguk, dia melihat ke ponselnya, ternyata Zhao Xiaolei yang mengirimkan pesan.     

[Kak, Aku datang juga ke acara Kompetisi Desain.]     

Di Lantai bawah, Lan Anran dan Zhao Xiaolei berjalan melalui jalan khusus tamu menuju Auditorium. Tamu yang sudah datang belum banyak, mereka pun sedang mencari posisi duduk mereka masing-masing.     

Qiu Cha datang ke Auditorium sambil melihat ke sekeliling, setelah menemukan sosok Lan Anran, dia pun pergi menghampiri Lan Anran.     

"Anran, gaun yang kamu pakai cantik sekali."     

"Aku asal beli tadi. Suatu kehormatan dipuji oleh Desainer besar sepertimu."     

Lan Anran tersenyum sambil menarik Qiu Cha duduk bersamanya.     

"Anran, jadi dia yang kamu sebut desainer terkenal itu, cantik sekali."     

Zhao Xiaolei terkesima. Meskipun desainer ini tidak secantik Lan Anran, tetapi orangnya terlihat lemah lembut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.