Istri Cantik-cantik Ganas

Mobil Mewah Di Depan Kampus



Mobil Mewah Di Depan Kampus

0[Siapa yang malam-malam akan datang ke perusahaan? Apalagi tujuanku datang ke sini adalah membongkar brankas Mo Jinrong, yang di dalamnya berisi barang-barang rahasia. Kalau aku datang secara terang-terangan, orang misterius itu tidak akan mempercayaiku, dan malah menimbulkan kecurigaan yang tidak perlu.]     
0

Lan Anran tidak ingin membahayakan dirinya sendiri.     

[Menurutku, orang misterius itu sengaja menjebakmu. Di satu sisi, dia ingin menguji kemampuanmu, di sisi lain, dia meragukan apakah kamu benar membantu keinginannya untuk memiliki surat tanah atau tidak, oleh karena itu, dia menyalakan alarm keamanan. Sungguh jebakan yang langsung mengenai dua sasaran sekaligus.] Kata si gendut menerka.     

[Kejadian yang terjadi malam ini pasti akan diselidiki oleh Mo Jinrong besok. Sekarang bantu aku menghapus semua bukti yang mengarah padaku.]     

Tiba-tiba, Lan Anran menerima pesan dari orang misterius.     

[Apakah kamu yang membongkar rencana hari ini?]     

Lan Anran membalas pesan dari orang misterius dengan tegas.     

[Kalau aku yang membongkar, kenapa aku tidak langsung memberi tahu Mo Jinrong bahwa ada yang mengincar surat tanahnya, buat apa aku bersusah payah bersandiwara?]     

[Semoga saja begitu. Sekarang segera selidiki ke mana Mo Jinrong memindahkan surat tanah? Aku beri kamu waktu selama tiga hari. Kalau dalam waktu tiga hari, kamu belum juga mendapatkannya, maka rasakan akibatnya]     

[Kenapa kamu mengincar surat tanah miliknya?]     

Balasan pesan Lan Anran ini, lama sekali dibalas oleh orang misterius.     

Setelah Lan Anran sampai ke rumah, barulah orang misterius membalas pesannya, [Kamu tidak perlu ikut campur urusan yang bukan urusanmu. Kuberikan waktu tiga hari untuk kamu mengambil barang yang aku mau.]     

Lan Anran masuk ke kamar lalu menerima pesan dari si gendut.     

[Bos, tadi waktu kamu masuk Grup Mo, ada seorang peretas ulung meretas jaringan lalu membunyikan alarm keamanan. Peretas ini termasuk hebat, tetapi tidak tercatat dalam list daftar peretas.] Si gendut berkeringat dingin mengetahui ada peretas ulung yang sangat hebat.     

"Peretas ulung yang hebat? Sungguh menarik." Lan Anran menganggap permainan ini semakin menarik.     

Dia segera melacak asal dari pesan itu dikirim. Sayangnya, orang misterius itu sudah melakukan antisipasi sehingga Lan Anran gagal melacaknya.     

Lan Anran menghela napas melihat jam dinding, sudah malam, besok dia masih ada kuliah, sehingga dia menunda untuk melacak keberadaan orang misterius itu.     

...     

Keesokan harinya, ada sebuah Mobil Maybach berhenti di depan pintu rumah keluarga Lan, seorang laki-laki mengenakan setelan jas putih dan kacamata dengan gagang berwarna emas keluar dari mobil itu. Rambut laki-laki itu tersisir rapi dia pun terlihat gagah. Dia menghadap pintu dengan penampilan yang sempurna, menatap orang yang keluar dari pintu.     

"Jinrong, kenapa kamu datang ke sini pagi-pagi sekali?"     

Lan Tingyun pagi-pagi sudah bangun dan bersiap-siap ke kantor, lalu dia bertemu Mo Jinrong di depan rumahnya, baginya ini aneh sekali.     

"Ayah, aku mau mengantar Anran ke kampus. Kemarin aku sudah bilang padanya, sejak kejadian dulu yang menimpanya, aku khawatir dia keluar sendirian, jadi mulai hari ini, aku akan mengantarnya."     

Mo Jinrong melepas kacamatanya kemudian mendekati ayah mertuanya lalu menceritakan alasan kedatangannya dengan sopan.     

"Jinrong!"     

Lan Anran dan Li Yueru berdiri di depan pintu sambil menatap Mo Jinrong.     

"Ibu, Anran!"     

Li Yueru memperhatikan Mo Jinrong, meskipun dia masih sebal dengan menantunya, tetapi dia juga tidak bisa berkomentar apa-apa, mengingat mereka masih terikat pernikahan.     

"Hati-hati di jalan!" Lan Anran naik ke Mobil Mo Jinrong dengan pengawasan orang tuanya.     

Mo Jinrong dan Lan Anran tidak terlalu banyak bicara di dalam mobil.     

"Kemarin malam kamu menyelinap ke ruanganku?" Mo Jinrong membuka pembicaraan terlebih dulu.     

"Iya. Aku tetap harus bersandiwara melakukan apa yang dia perintahkan, agar dia tidak mencurigaiku."     

Lan Anran mengangguk, dia sedikit gugup, bisa dibilang ini pertama kalinya dia pergi dengan Mo Jinrong setelah hubungan mereka secara resmi dipublikasikan.     

"Iya." Mo Jinrong mengangguk. Suasana di antara mereka menjadi canggung.     

"Uhuk, uhuk! Tuan Muda, Nyonya Muda, bukankah kalian berdua sudah pernah berciuman? Kenapa kalian masih gugup satu sama lain?"     

Mo San ingin tertawa melihat kecanggungan di antara mereka berdua.     

Mo Jinrong melirik ke Mo San dengan tajam, tanpa mengatakan apa-apa.     

"Jinrong! Aku masih mahasiswa. Kalau kamu mengantarku dengan mobil mewah seperti ini apakah tidak apa-apa?" Lan Anran tertunduk dan tersenyum malu.     

Meskipun hubungan mereka berdua sudah dipublikasikan, tetapi Lan Anran takut terlihat tidak pantas jika Mo Jinrong mengantarnya ke kampus.     

"Tidak masalah. Justru bagus agar semuanya melihat." Kata Mo Jinrong.      

Lalu mereka sampai di kampus. Mobil Maybach Mo Jinrong diparkir di depan kampus, seorang perempuan cantik turun dan menarik perhatian mahasiswa-mahasiswa lainnya yang ada di sekitar.     

Banyak dari mereka yang mengeluarkan ponsel untuk memotret.     

"Bukankah dia Lan Anran?"     

"Katanya dia menikah dengan Mo Jinrong. Apakah dia mau pamer suaminya dan kekayaannya?"     

"Kakak beradik keluarga Lan memang terkenal. Adiknya seorang aktor, sang kakak turun dari mobil mewah. Sungguh keluarga yang beruntung." Beberapa mahasiswa di depan kampus saling menggosip.     

Mo Jinrong turun dari mobil, membantu merapikan rambut Lan Anran ke samping, kemudian berkata kepada para mahasiswa yang bergosip di dekat mereka.     

"Dia adalah istriku. Jangan mengganggunya jika tidak ingin berurusan dengan Keluarga Mo." Suara Mo Jinrong terdengar sangat indah di telinga mereka.     

"Dia tampan sekali ya?"     

"Apakah yakin dia bukan aktor atau tokoh utama laki-laki dalam novel?"     

"Ya Tuhan! Kapan aku bisa mendapatkan laki-laki setampan dia?" Mereka menatap kagum ke arah Mo Jinrong.     

"Aku masuk dulu. Nanti pulangnya kamu tidak perlu menjemputku. Aku bisa pulang sendiri."     

Lan Anran memakai tas, masuk ke dalam kampus dengan tatapan teman-teman kampus.     

Saat Mo Jinrong naik ke mobilnya, Mo San berkata, "Tuan Muda, kemarin Tuan Besar Tan masuk ke rumah sakit gara-gara permasalahan kerja sama proyek dengan kita. Apakah Tuan Muda mau menjenguknya?"     

"Ayo!"     

Mobil Maybach Mo Jinrong meninggalkan area kampus, menuju ke rumah sakit.     

...     

Di dalam kampus.     

Foto-foto Lan Anran dan Mo Jinrong sudah banyak diunggah di Forum Kampus.     

Banyak mahasiswa yang berkomentar di postingan tersebut menyampaikan kekaguman dan betapa mereka merasa sangat iri.     

[Dia terlalu tampan.]     

[Mereka terlihat serasi berdampingan sebagai suami istri, mereka pasangan yang ditakdirkan bersama.]     

[Menikah dengan orang kaya memang beda, diantar suaminya dengan Mobil Maybach.]     

Lan Yaxin tidak suka melihat foto, Mo Jinrong dan Lan Anran yang terlihat serasi. Dia merasa dirinyalah yang seharusnya menjadi istri Mo Jinrong.     

Lan Yaxin membuat akun bodong untuk menyampaikan ketidaksukaannya terhadap Lan Anran.     

[Lan Anran hari ini pamer ya? Kamu sudah merasa hebat setelah menjadi kaya, bukankah kamu merayunya sehingga bisa menikah dengan Mo Jinrong? Jika tidak, bagaimana mungkin seorang Mo Jinrong mau menikah denganmu?]     

Lalu ada orang yang menepis komentar itu.     

[Kamu Haters, kamu pasti iri kepada Lan Anran, kan?]     

[Dia pasti iri!]     

Lan Yaxin kesal karena yang membela Lan Anran semakin banyak. Dia mematikan ponsel kemudian menyingkirkan ponselnya ke samping, dia tidak mau membaca komentar orang yang justru menyerangnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.