Istri Cantik-cantik Ganas

Rapat Internal Keluarga Tan



Rapat Internal Keluarga Tan

0Lan Yaxin menjawab dengan ragu-ragu, "Tentu saja aku mau! Mo Jinrong adalah milikku!"     
0

"Kamu memiliki kharisma sebagai Nyonya Muda Mo." Tan Shilin tersenyum, kemudian dia menutup telepon.     

Liu Xixi yang berada di sampingnya tertawa. "Sayang, Kamu merencanakan apa lagi?"     

Tan Shilin menyentuh hidung mancung Liu Xixi.     

"Bukankah kamu pernah mengatakan Lan Anran mengusikmu. Aku sedang membantumu untuk membalas dendam." Tan Shilin meletakkan sebotol cairan di atas meja, lalu menatap Liu Xixi.     

"Apa ini?" Liu Xixi penasaran dengan sebotol cairan yang di atas meja.     

Tan Shilin menyentuh bahu Liu Xixi yang wangi, kemudian dia membuka botol lalu meminumnya satu teguk.     

"Aku akan mencoba dulu obat ini. Apakah kamu siap?"     

Tan Shilin tersenyum. Liu Xixi merasa perasaannya tidak enak. Sebelum dia sempat merespon, Tan Shilin sudah menyeretnya masuk ke dalam selimut.     

Tiba-tiba.     

Ponsel Tan Shilin berbunyi, ternyata istrinya yang menghubunginya.     

Tan Shilin terganggu, dia hanya melihat sekilas ke ponsel lalu menyingkirkan ponselnya ke samping, dia kembali mencium Liu Xixi.     

Ponselnya terus berbunyi, Tan Shilin tidak tahan lagi dengan gangguan ini, akhirnya dia mengangkat telepon.     

"Sayang, akhirnya kamu angkat juga."     

Liu Xixi menatap Tan Shilin sambil tersenyum, kemudian menyelimuti dirinya lagi.     

Nada kesal Tan Shilin berubah menjadi nada yang menyenangkan.     

"Istriku, ada apa?"     

Terdengar nada dingin istrinya di telepon.     

"Kamu masih bertanya ada apa? Sekarang kamu ada di mana?"     

"Aku sedang lembur di kantor." Jawab Tan Shilin.     

"Omong kosong! Aku sekarang ada di kantormu tapi kenapa aku tidak melihatmu di sini?"     

"Istriku, satu menit yang lalu, aku baru selesai lembur, baru saja aku meninggalkan perusahaan. Sebentar lagi aku pulang, Sayang." Kata Tan Shilin sambil tertawa.     

"Jika satu menit yang lalu harusnya aku masih berpapasan denganmu. Sebenarnya kamu ada di mana sekarang? Apakah kamu tahu terjadi masalah saat ini? Keponakanmu berbuat onar di Grup Mo, kemudian Mo Jinrong melaporkan ke ayah. Sekarang ayah sangat marah besar. Ajari keponakanmu baik-baik. Aku tidak peduli apa yang sedang kamu lakukan, cepat pulang sekarang juga."     

Gara-gara efek obat, Tan Shilin tidak terlalu mendengarkan penjelasan istrinya.     

Dia sudah tidak bisa menahan dirinya lebih lama lagi, dia menjawab istrinya dengan cepat, "Baiklah, aku tahu."     

Tan Shilin buru-buru memutus sambungan telepon kemudian menarik Liu Xixi keluar dari selimut.     

"Obat ini kata orang sangat kuat. Mari kita coba hasilnya."     

Tan Shilin menekan tubuh Liu Xixi.     

"Tapi bukankah istrimu meminta kamu…"     

"Aku tidak peduli. Ayo cepat kita lakukan!"     

Tan Shilin menarik selimut, lalu mereka berdua menghabiskan waktu untuk bersenang-senang.     

Satu jam kemudian, permainan mereka usai.     

"Sudah cukup, aku harus segera pulang. Lain kali kita bersenang-senang lagi."     

Tan Shilin tidak rela meninggalkan perempuan cantik yang ada di sebelahnya, lalu dia memakai pakaiannya.     

"Kamu tega meninggalkan aku sendirian di kamar ini?"     

Tan Shilin menciumnya beberapa kali, lalu dia pergi meninggalkannya.     

"Brengsek! Jangan lupa uangku!" Teriak Liu Xixi.     

....     

Di rumah Keluarga Tan.     

Tuan Besar Tan mondar-mandir di ruang tamu dengan was-was.     

"Sebenarnya kemana perginya Shilin? Kenapa dia belum juga pulang?"     

"Ayah, jangan cemas. Sebentar lagi dia pasti pulang. Sekarang jam pulang kantor, jalanan pasti macet." Hu Hui membantu menjelaskan.     

"Kamu tidak perlu membantunya. Anak tidak berguna itu pasti sedang bersenang-senang. Sudahlah, kita tidak perlu menunggu dia. Ayo kita mulai rapatnya."     

Tuan Besar Tan sudah menunggu satu jam lebih, dia tidak ingin menunggu lebih lama lagi karena tidak sabar untuk segera membereskan masalah hari ini.     

"Kakek, aku ke sana hanya karena kekesalanku. Memangnya dia mengatakan apa saja kepada Kakek?" Tan Siwen tidak senang. Dia tertunduk takut menatap mata kakeknya.     

"Omong kosong! Siapa yang menyuruhmu ke sana? Bukankah dia sudah memutuskan bukan kamu yang menangani proyek ini, kenapa kamu masih membuat nama baik Keluarga Tan buruk di matanya. Bukankah siapa pun yang menangani proyek ini sama saja?"     

Tuan Besar Tan duduk di sofa sambil menatap Tan Siwen dengan emosi memuncak.     

"Tentu saja berbeda. Kakek tahu sendiri paman, dia…"     

"Tutup mulutmu! Bagaimanapun sifat pamanmu, kamu tidak boleh menjelekkannya. Lagi pula jangan dikira aku tidak bisa membaca isi pikiranmu. Kamu menyukai Mo Jinrong dan memanfaatkan kesempatan ini untuk mendekatinya. Mo Jinrong memang laki-laki yang baik, tetapi dia sudah menikah. Kamu tidak boleh menjadi orang ketiga dalam rumah tangganya. Apakah kamu ingin membuat malu keluarga?"     

Tuan Besar Tan yang membesarkan cucunya, jadi dia mengenal baik cucunya.     

"Kakek, aku memang menyukainya, tapi tidak ada hubungannya dengan proyek. Pasti paman yang menjelek-jelekkanku di depan Mo Jinrong. Jika paman yang menangani proyek ini apakah bisa berhasil? Sejak kapan paman mengurusi urusan perusahaan. Selama ini yang menangani perusahaan adalah Kakek dan bibi. Apa yang sudah dilakukan paman selama ini?"     

Tan Siwen tidak rela Tan Shilin menjadi penanggung jawab proyek. Dia merasa pamannya tidak bisa berbisnis. Meskipun usianya lebih senior darinya, tetapi dia lebih hebat dibandingkan pamannya. Apa bagusnya jika pamannya merebut posisinya?     

"Siwen, Bibi tahu kamu tidak suka pamanmu menangani proyek ini, tetapi bukan berarti kamu bisa berbuat onar di Grup Mo. Jika ada masalah, lebih baik kita diskusikan dengan baik. Kalau kamu membuat Mo Jinrong marah hingga Mo Jinrong menghentikan kerja sama proyek ini dengan kita, bagaimana?" Hu Hui menegur Tan Siwen.     

"Siwen, kamu sudah bukan anak kecil lagi. Kamu harus mempertimbangkan semuanya dengan baik sebelum bertindak. Pamanmu memang kurang ahli dalam bisnis, tapi dengan dia menangani proyek ini, anggap saja dia latihan. Tidak ada hal yang tidak mungkin. Berikan pamanmu kesempatan. Nanti kalau memang pamanmu gagal, Kakek akan langsung menggantikan posisinya. Sebagai keponakannya, bisakah kamu memberi pamanmu kesempatan?" Kata Tuan Besar Tan dengan nada lembut.     

Saat Tan Siwen hendak protes, bel pintu berbunyi.     

"Shilin sudah pulang, cepat buka pintu!" Kata Tuan Besar Tan.     

Tan Shilin yang berada di luar pintu sudah mengganti pakaiannya. Dia mengendus tubuhnya, memastikan tidak ada wangi perempuan. Dia berdiri sambil merapikan dasi dan rambutnya.     

Pelayan rumah membuka pintu, Tan Shilin masuk ke dalam.     

"Kamu masih ingat rumah?" Kata Tuan Besar Tan kesal.     

"Jalanan macet." Jawab Tan Shilin tersenyum sambil memperhatikan anggota keluarganya.     

"Jalanan macet sampai satu jam lebih?"     

Tuan Besar Tan tidak percaya dengan jawaban putranya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.