Istri Cantik-cantik Ganas

Dia Orang Yang Seperti Apa?



Dia Orang Yang Seperti Apa?

0Setelah menemui Mo Jinrong, Lan Anran pergi ke rumah nenek Mo, dia ingin menyelidiki sebenarnya apa yang terjadi tentang masalah ini.     
0

"Nenek, Aku mengunjungimu lagi!" Lan Anran datang membawa bungkusan berisi kue kacang lalu dia letakkan di atas meja.     

"Anran, kamu sudah datang, kue kacang yang kamu beli beberapa waktu lalu sangat enak, Nenek ingin meminta kamu membeli satu bungkus lagi untuk Nenek, ternyata kamu sudah membelinya." Nenek Mo tertawa kegirangan.     

"Aku sudah menduga, Nenek sudah menghabiskannya, jadi aku membeli lagi. Nenek suka, kan?" Jawab Lan Anran sambil tersenyum.     

"Aku menyukainya. Aku juga sudah minum obat sesuai yang kamu resepkan aku pun merasa kondisiku semakin hari semakin segar bugar. Mengenai beberapa waktu yang lalu, ketika kamu meminta bantuan Nenek agar bisa masuk Institut Penelitian Medis Rongcheng, peraturan mereka sekarang sangatlah ketat, mereka sudah menghentikan perekrutan. Maafkan Nenek ya, Nenek tidak bisa membantumu." Kata Nyonya Besar Mo sambil menepuk tangan Lan Anran.     

"Tidak apa-apa, Nek. Aku sudah sangat berterima kasih, Nenek sudah mau membantuku. Aku akan mencoba ikut ujian seleksi lagi tahun depan." Kata Lan Anran kecewa.     

Lan Anran curiga pasti ada rahasia besar di dalam sana, bahkan Nyonya Besar Mo membantu mereka merahasiakannya. Mungkin saja mereka takut jika dirinya bekerja di sana, dirinya akan mengetahui rahasia besar mereka.     

"Aku punya banyak kenalan Rumah Sakit terkenal. Aku bisa merekomendasikanmu menjadi dokter di rumah sakit nomor satu. Dengan kemampuanmu yang hebat, aku yakin, kamu bisa naik pangkat dengan mudah dalam waktu dua tahun."     

"Tidak perlu, Nek. Aku hanya ingin bekerja di Institut Penelitian Medis karena ada hal yang harus aku kerjakan di sana. Lagipula, orang tuaku juga punya rumah sakit, tapi aku tidak mau bekerja di sana, aku hanya ingin bekerja di Institut Penelitian Medis." Kata Lan Anran sambil tersenyum.     

"Nenek menghargai cita-citamu, tapi kamu harus mempertimbangkan lagi, di sana kemungkinan bisa naik pangkat sangat kecil, selain itu pekerjaan di sana membosankan dan menyita banyak waktu, takutnya nanti kamu jarang bertemu Jinrong." Nyonya Besar Mo terlihat panik.     

"Omong-omong hubunganmu dengan Jinrong sudah sejauh mana? Aku tahu kalian menikah karena dijodohkan, tetapi aku lihat kalian ada hubungan spesial, kan?" Nyonya Besar Mo bertanya sambil tersenyum.     

"Nenek, Kami…. hubungan kami biasa-biasa saja." Lan Anran tertunduk malu.     

"Biasa-biasa saja? Tapi yang kulihat kalian berdua…"     

Nyonya Besar Mo mengeluarkan sebuah foto, lalu dia tunjukkan kepada Lan Anran.     

Lan Anran melihat foto itu, dia pun semakin merasa malu.     

"Nenek, Kenapa Nenek diam-diam memotret kami…"     

"Bukan Nenek yang memotret, Mo San yang mengirimkan foto ini kepadaku. Kalian bermesraan di depan Mo San, kalian berharap Mo San tidak memberitahuku?" Tanya Nyonya Besar Mo sambil tertawa.     

"Nenek…"     

"Baiklah, baiklah, aku tidak menggodamu lagi, wajahmu sudah memerah. Cucuku yang tampan dan pintar itu berpendirian kuat, dia tidak akan mempermainkan hatimu!" Kata Nyonya Besar Mo.     

"Aku tahu, Nek. Aku percaya padanya." Lan Anran mengangguk.     

Lan Anran merasa ini waktu yang tepat untuk bertanya, "Nenek, bolehkah Nenek ceritakan padaku, orang seperti apa Mo Shengli itu?" Lan Anran terlihat penasaran.     

"Kenapa tiba-tiba kamu ingin tahu tentangnya?" Tanya Nyonya Besar Mo curiga.     

"Psikiater Jinrong mengatakan padaku, penyakit Jinrong ada hubungannya dengan Mo Shengli. Saat kejadian di atas kapal, apakah Jinrong melihat sesuatu, hingga membuat dia mengalami trauma?" Tanya Lan Anran.     

"Benarkah? Kalau diingat-ingat, sejak kejadian hujan badai yang menerjang kapal, Jinrong jatuh sakit, dia mengalami panas tinggi selama beberapa hari. Saat itu, banyak orang yang mengatakan Jinrong kerasukan roh Shengli. Meskipun aku tidak percaya, tetapi rumor ini semakin menyebar ke mana-mana.      

Aku memberikan sebuah salib untuk Jinrong bawa. Anehnya, keesokan harinya, kondisi Jinrong membaik. Itulah sebabnya, aku meminta Jinrong untuk selalu membawa salib ke mana-mana sampai dia sudah dewasa.      

Mengenai Shengli, dia adalah putra suamiku, anak itu kehilangan kasih sayang ibu kandungnya, aku merawatnya dengan sepenuh hati seperti anak kandungku sendiri.     

Dia anak yang baik dan punya sopan santun. Dia selalu peringkat satu di semua ujian, tidak pernah membuatku khawatir. Hanya saja, mungkin karena dia sering diejek sebagai anak haram, dia menjadi anak yang tertutup, tidak suka bersosialisasi dengan orang lain, semua dia pendam dalam hati, aku sendiri tidak tahu apa yang dia pikirkan dan rasakan, tetapi aku lihat dari penampilannya di luar, kondisinya baik-baik saja.      

Sampai suatu hari, dia mengatakan ingin kuliah ilmu komputer. Sejujurnya aku merasa aneh dia ingin mempelajari ilmu komputer, dia mengatakan padaku bahwa dia tertarik pada ilmu komputer, aku pun tidak keberatan dengan keputusannya. Ternyata memang dia berbakat di bidang itu, banyak sekali kejuaraan yang dia menangkan, aku sangat bangga padanya, hal ini juga yang menyebabkan aku tidak tidak terlalu mengurusnya lagi, lalu aku mencurahkan perhatianku kepada Jinrong."      

Lan Anran mendengarkan perkataan Nyonya Besar Mo dengan sungguh-sungguh.     

Mendengar cerita Nyonya Besar Mo, Lan Anran bisa mengetahui Mo Shengli adalah orang yang hebat, sekaligus orang yang misterius.     

"Jinrong masih kecil pada saat itu, dia selalu menjadikan pamannya sebagai sosok panutannya. Jinrong juga yang memberikan ide pergi ke laut. Aku juga tidak berpikir macam-macam, dan tidak menyangka akan terjadi kecelakaan." Kata Nyonya Besar Mo sedih.     

"Nenek, Jangan sedih, aku menduga pada saat kecelakaan itu terjadi, Jinrong telah melihat sesuatu yang membuat dia trauma kemudian dia melupakannya." Kata Lan Anran menerka.     

"Benarkah? Kalau begitu suruh temanmu memeriksa dengan seksama. Setelah penyakit Jinrong berhasil disembuhkan, undang dia untuk makan bersama-sama sebagai bentuk rasa terima kasihku kepadanya!" Kata Nyonya Besar Mo sambil tersenyum.     

"Baiklah." Jawab Lan Anran.     

Kemudian Lan Anran makan bersama Nyonya Besar Mo, baru setelah itu dia pulang.     

...     

Sejak nama baik Lan Yanran dipulihkan, nama Lan Yanran melejit, banyak yang ingin bekerja sama dengannya, pemberitaan tentangnya menjadi topik utama.     

"Yanran, aku akan membantumu memilih acara dan tawaran film, akhir-akhir ini jadwalmu sangat padat, jadi kamu harus menginap di hotel." Wang Qing tersenyum.     

Lan Yanran merupakan artis yang dia nilai paling banyak menimbulkan masalah, sekaligus artis yang potensial.     

"Tidak masalah. Anggap saja aku sedang liburan!" Kata Lan Yanran sambil tersenyum.     

Ini adalah awal karirnya sebagai artis.     

Lan Yanran melihat kertas pemberitahuan yang dipegang Wang Qing. Pandangannya tertuju pada daftar pemain terpilih dalam proyek film berikutnya.     

"Kakak Wang, aku bukan pemeran utama dalam film ini?" Lan Yanran terkejut.     

"Kenapa kamu ingin menjadi pemeran utama?"     

"Bukan, film ini disutradarai langsung oleh Sutradara Ning, siapa yang tidak ingin berperan dalam filmnya? Selain itu pemeran utama pria dan wanita dalam film ini punya nama besar, aku menjadi tidak percaya diri."     

Meskipun sekarang nama Lan Yanran melejit, tapi secara kemampuan, dia masih merasa kurang dari artis lain.     

"Saat ini kamu masih seorang artis pendatang baru. Butuh waktu untuk menjadi artis berbakat dan terkenal, bersabarlah, dengan begitu karirmu bisa bertahan di dunia hiburan ini." Kata Wang Qing.     

"Beberapa waktu lalu bidadari idolamu, Liu Xixi juga menginginkan peran utama wanita dalam film ini, sayangnya dia tidak memenuhi syarat. Apakah kamu tidak ingin bermain di film ini?"     

Lan Yanran terperanjat mendengar nama Liu Xixi.     

Dia pernah dijebak oleh Liu Xixi, untung saja di film baru yang dia bintangi tidak ada Liu Xixi, jika tidak, dia tidak tahu harus bersikap bagaimana di depan Liu Xixi.     

Baru pertama kalinya karirnya dihancurkan oleh bidadari yang sangat dia idolakan.     

"Kakak Wang, kamu benar. Suatu saat aku akan menjadi artis berbakat yang terkenal. Aku berjanji akan berakting dengan bagus." Kata Lan Yanran berjanji.     

Pekerjaan di depan mata sudah banyak yang menanti, Lan Yanran percaya diri bisa mengerjakan semua hingga sukses.     

Menjadi seorang artis, ketika berada di posisi atas, semua orang akan menyanjung, sebaliknya, jika berada di posisi bawah, semua orang akan menghujat, seperti itulah kehidupan di dunia hiburan. Jika artis tersebut tidak kuat menghadapi naik turunnya kehidupan di dunia hiburan, maka posisinya akan digeser oleh artis lain. Lan Yanran tidak mau posisinya tergeser.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.