Istri Cantik-cantik Ganas

Menjelaskan Alasan



Menjelaskan Alasan

0"Aku juga tidak tahu, Jinrong, aku juga merasakan keanehan pada kematian adikmu. Coba kamu pikir, Ying'er sudah lama tidak kambuh penyakitnya selama bertahun-tahun, kenapa penyakitnya bisa kambuh tiba-tiba di pesawat? Saat dia lahir sudah dilakukan tindakan operasi. Sejak itu penyakitnya tidak kambuh."     
0

Mo Jinrong terkejut. Selama ini, dia beranggapan kematian Mo Ying karena kecelakaan. Jika dipikir-pikir memang ada yang janggal.     

"Nenek, apakah Nenek ingin bilang dia…"     

"Aku tidak tahu, tapi Nenek yakin kematiannya bukan kecelakaan."     

Nyonya Besar Mo mencurigai yang membunuh Mo Ying adalah Mo Shengli.     

"Nenek, jangan berprasangka buruk dulu. Mo San, selidiki alamat paket ini dikirim. Sedangkan pulpen ini sudah banyak sidik jari orang, jadi tidak bisa kita pakai untuk menyelidiki paman." Mo Jinrong memberi perintah.      

"Baik, Tuan Muda."     

"Nenek, jangan cemas. Nenek sudah baik padanya, dia tidak mungkin menjatuhkan Keluarga Mo. Aku sendiri tidak tahu kenapa paman baru muncul saat ini." Kata Mo Jinrong.     

"Ya sudah. Masalah ini juga belum jelas, sementara waktu tidak perlu membahasnya. Sekarang aku bertanya kepadamu, kenapa Institut Penelitian Medis menolak Anran? Aku sudah tanya kepada Jin Ling, dia bilang kamu yang menyuruh mereka menolak Anran. Sebenarnya kenapa kamu melakukannya?" Nyonya Besar Mo terlihat marah.     

"Aku hanya takut Anran bisa merusak nama baik Keluarga Mo. Nenek juga tahu, dia gadis desa. Tidak peduli seberapa hebat kemampuannya, kalau…"     

"Sembarangan! Jinrong, jangan bohongi Nenek. Kamu juga sudah lihat sendiri Anran bisa memenangkan kompetisi. Aku yakin peneliti di Institut Penelitian Medis juga tidak bisa mengalahkan Anran. Prestasinya bisa mengharumkan nama perusahaan. Nenek yakin, kamu tidak mungkin tidak menyadarinya. Cepat katakan hal yang sebenarnya pada Nenek."     

Nyonya Besar Mo yakin, dengan kemampuan Lan Anran, Lan Anran bisa bekerja di Institut Penelitian Medis.     

Mo Jinrong tidak berdaya. Dia berkata kepada orang-orang suruhannya yang berdiri di samping-sampingnya.     

"Cepat kalian pergi dulu. Aku mau bicara berdua dengan nenek."     

Semua pelayan keluar, menyisakan Mo Jinrong dan neneknya.     

"Sekarang katakan, apa yang kamu sembunyikan dari Nenek."     

Mereka berdua mengobrol berdua lebih dari satu jam, sekarang Nyonya Besar Mo mengerti duduk perkaranya.     

Nyonya Besar Mo mengerutkan kening.     

"Jinrong, apakah kamu tahu, yang kamu lakukan ini melawan hukum?"     

"Nenek, saat itu aku tidak berpikir panjang itulah kenapa aku tidak ingin Anran masuk ke sana. " Jawab Mo Jinrong.     

"Dulu aku sudah menasehatimu agar merelakan kematian adikmu. Ying'er, tetapi kamu tidak dengar. Sekarang apa yang akan kamu lakukan?"     

Nyonya Besar Mo terlihat cemas.     

"Kamu jangan gunakan laboratorium lagi. Lan Anran perempuan yang cerdas cepat atau lambat, dia pasti tahu."     

"Nenek, berikan aku waktu."     

Mo Jinrong juga agak panik, karena Tan Shilin sedang mencari dirinya. Dia harus lebih berhati-hati.     

"Aku bisa menunggu, tetapi tidak dengan Lan Anran dan laboratorium. Cepat putuskan. Kalau tidak, ceritakan saja kepada Lan Anran. Aku percaya dia tidak akan mencelakaimu." Kata Nyonya Besar Mo.     

"Jangan, Nenek. Semakin sedikit orang yang tahu, akan lebih baik." Mo Jinrong tidak ingin Lan Anran terluka gara-garanya.     

"Kamu ini!" Nyonya Besar Mo tidak bisa berbuat apa-apa.     

"Aku akan katakan pada Anran untuk bekerja di tempat lain."     

Nyonya besar Mo juga tidak yakin bisa membujuk Lan Anran atau tidak. Lan Anran memang kelihatan penurut, tetapi sebenarnya, dia punya keinginan yang kuat sehingga bisa membuatnya bisa meraih sesuatu yang kelihatan mustahil.     

Keluar dari rumah neneknya. Mo Jinrong ragu, dia merasa identitasnya sebagai Xiang Tian lambat laun akan terungkap.     

"Tuan Muda, identitas Anda sebagai Xiang Tian terancam." Kata Mo San memberi peringatan.     

"Aku sudah tahu itu. Sementara ini stop produksi. Cari sebuah tempat terpencil untuk dibuat menjadi Laboratorium."     

"Baik, Tuan Muda."     

… ..     

Keluarga Lan.     

Lan Yaxin terus merasa kesal sejak pulang dari KTV. Lan Yaxin memegang kartu nama Tan Shilin. Awalnya dia ingin menolak kerja sama dengannya, tetapi saat tahu bahwa dia juga akan menerima imbalan uang, dia pun menjadi goyah.     

"Putriku, kamu kenapa?" Xu Yanshan melihat Lan Yaxin sambil tersenyum.     

"Aku baik-baik saja, Bu. Mungkin karena aku terlalu antusias bertemu dengan kakak ipar , tetapi kakak ipar tidak terlihat menyukaiku." Lan Yaxin terlihat sedih.     

Xu Yanshan berkata sambil tersenyum, "Tenang saja. Aku menduga Mo Jinrong tidak ingin mengakui perasaannya di depan umum. Lama-lama dia akan berubah. Semakin kalian menghabiskan waktu berdua, lama-lama dia akan mengakui hubungan kalian di depan umum. Bagaimanapun Mo Jinrong tetap laki-laki biasa. Apakah kamu percaya pada Ibu?"     

Lan Yaxin mengangguk.     

"Bu, aku ingin mendiskusikan sesuatu denganmu." Kata Lan Tingyun dengan canggung mendekati ibunya.     

"Bu, tiga hari adalah pengumuman kakak mendapatkan hukuman berapa lama. Setelah pengumuman tolong bantu minta kakak ipar untuk pindah ke luar. Saat ini kondisi keuanganku sedang turun. Aku takut…"     

"Apa maksudmu? Kakakmu masuk penjara gara-gara siapa. Sekarang kamu tega mengusir kakak ipar dan keponakanmu sendiri. Apakah kamu tidak punya hati nurani?" Zhao Xiumei memakinya.     

"Bu, jangan begitu. Sudah kewajiban kami merawat Ibu, tapi kakak ipar dan putrinya makan minum dan tidur gratis. Mereka juga jarang membersihkan rumah. Sekarang kondisi keuangan di rumah sakit sedang turun, sejujurnya kami tidak sanggup menghidupi kalian." Kata Li Yueru terang-terangan membuat Zhao Xiumei semakin marah.     

"Apa hubungannya dengan kami. Kakak iparmu hanya belanja sedikit. Kami makan juga lebih sedikit daripada kalian. Kalian masih ingin mengusir kami?"     

"Adik, apa maksudmu? Apakah aku membebanimu? Kami tahu diri tinggal di rumah kalian, bersedia menerima caci maki. Kami juga tidak melakukan pembelaan apa-apa. Kalau kalian ingin kami keluar, kami akan keluar dari rumah ini."     

Xu Yanshan pura-pura pindah. Zhao Xiumei melarangnya.     

"Kita semua keluarga. Kenapa kamu tidak membiarkan dia tinggal di sini? Tingyi masuk penjara, apakah kamu tega melihat mereka kesusahan?"     

"Meskipun ada paman, aku belum melihat kalian berusaha keras atau bekerja. Kalian hanya pintar bermalas-malasan." Lan Yanran dari luar mendengar suara keributan di dalam rumahnya.     

"Kurang ajar, kamu berani menasehatiku. Kamu juga berani melawan perkataanku?"     

Zhao Xiumei memaki Lan Yanran.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.