Istri Cantik-cantik Ganas

Bersekongkol



Bersekongkol

0"Nona, kamu hebat. Menurutku, wajahmu sangat cantik, aku bisa mewujudkan keinginanmu."     
0

Lan Yaxin menatap Tan Shilin dari dekat seolah memastikan apakah laki-laki ini sedang berbohong atau tidak.     

"Apakah benar yang kamu katakan?"     

"Tentu saja, dengan syarat, kamu memata-matai Keluarga Mo dan memberitahuku rahasia mereka. Tidak sulit, kan?"     

Tan Shilin berpikir Lan Yaxin adalah adik sepupu Lan Anran. Dia bisa membantu gadis ini dengan syarat dirinya bisa merebut pasar keluarga Mo, lalu perlahan-lahan mengalahkan Keluarga Mo, dengan cara ini, dia bisa membuktikan kepada ayahnya bahwa dia mampu.     

"Apa yang ingin kamu lakukan?" Tanya Lan Yaxin menatap Tan Shilin dengan waspada.     

"Nona, kamu masih muda. Ada banyak hal yang tidak kamu mengerti. Aku lihat kamu menyukai Mo Jinrong, sayangnya dia tidak menyukaimu. Tenang saja. Aku bisa membantumu. Selain itu, setelah aku berhasil merebut kekayaan keluarga Mo, kita akan bagi hasil sama rata, kamu pun bisa menjadi istri Mo Jinrong tanpa ada gangguan dariku."     

Tan Shilin terlihat begitu meyakinkan.     

Lan Yaxin berpikir, jika dia melakukan dengan caranya sendiri pasti gagal. Dengan adanya bantuan, akan mempermudah dirinya mendapatkan cinta Mo Jinrong.     

Walaupun begitu, dia tetap berhati-hati dengan Tan Shilin. Dia tidak bisa percaya sepenuhnya kepadanya.     

"Kamu jangan berbohong di depanku. Sebenarnya kamu mengincar kekayaan Mo Jinrong, kan? Kamu mengira aku tidak bisa melihat tujuanmu yang sebenarnya? Pikirkan baik-baik. Ini kartu namaku. Kalau kamu sudah mengambil keputusan, kamu bisa menghubungiku."     

Tan Shilin mengeluarkan kartu nama dari saku lalu memberikan kepada Lan Yaxin. Kemudian dia pergi.     

"Hei! Yaxin, kamu sekarang punya orang di belakangmu yang menyokongmu, kalau misal aku butuh sesuatu, aku mengandalkan bantuanmu ya." Lian Qiao menepuk pundak Lan Yaxin.     

"Jangan, aku juga tidak dekat denganmu. Aku juga belum tentu sepakat dengan tawarannya." Lan Yaxin menyingkirkan tangan Lian Qiao, lalu pergi.     

Di dalam ruangan tersisa Lian Qiao dan para berandalan.     

"Kakak Chen, lain kali aku akan menghubungimu lagi dan mengenalkan perempuan cantik kepada kalian."     

Lian Qiao membayar dua ribu yuan kepada para berandalan itu, setelah itu, mereka pergi.     

...     

Di mobil.     

Mo Jinrong bertanya kepada Lan Anran, kenapa dia bisa ada di Bar itu.     

"Apa kamu lupa kenapa aku berbuat ini? Kemanapun kamu pergi, aku pasti bisa menemukanmu."     

"Apa yang terjadi dengan Lan Yaxin?" Mo Jinrong merasa ada yang aneh dari adik sepupu Lan Anran.     

"Dia perempuan licik."     

Tiba-tiba Mo Jinrong mendapat telepon dari Nyonya Besar Mo.     

"Ada apa, Nek?"     

"Jinrong, kenapa Institut Penelitian Medis melarang Lan Anran masuk ke sana? Bukankah kita pemegang sahamnya walau memang bukan milik kita. Orang-orang yang berhasil masuk ke sana juga tidak sedikit yang memakai jalur khusus. Anran adalah perempuan berbakat, kenapa kamu melarangnya?"     

Nyonya Besar Mo terkejut mendengar berita ini.     

"Nenek, akan aku jelaskan nanti kalau aku ke rumah Nenek. Sekarang aku sibuk. Aku tutup dulu teleponnya."     

Mo Jinrong menutup sambungan telepon.     

"Nenek kenapa?"     

Lan Anran penasaran setelah melihat Mo Jinrong terlihat tersudutkan.     

"Tidak kenapa-kenapa. Aku antar kamu pulang."     

Wajah Mo Jinrong terlihat santai tetapi kenyataannya tidak.     

"Kamu turunkan di depan saja. Aku mau pergi ke Toko Buku."     

Lan Anran bukan pergi ke Toko Buku, melainkan ingin pulang ke desanya untuk melihat kondisi tanaman obatnya.     

"Iya. Anran, pertemukan aku dengan 'nol', aku membutuhkan dia." Tanya Mo Jinrong.     

"Kamu kenapa?" Lan Anran cemas.     

"Tidak kenapa-kenapa." Mo Jinrong terlihat aneh.     

Lan Anran turun di depan, tanpa bertanya lebih lanjut.     

Di keluarga Mo.     

Nyonya Besar Mo sedang bersandar di kursi sambil berjemur.     

"Nyonya, saya rasa Tuan Muda melarang Nyonya Muda masuk ke Institut penelitian medis, alasannya karena dia ingin kemampuan Nyonya Muda hanya untuknya." Kata Bibi Wu menerka.     

 "Tidak boleh. Anran perempuan yang pintar. Meskipun Mo Jinrong menyukainya, tetap tidak boleh dia melarang Anran masuk ke sana." Kata Nyonya Besar Mo.     

"Nyonya, akhirnya Tuan Muda mengakui dia mencintai Nyonya Muda. Ini keberuntungan besar untuk Anda." Kata Bibi Wu sambil memberikan buah.     

Tiba-tiba, seorang pengurus rumah lain membawa paket masuk ke dalam lalu berkata.     

"Nyonya, ada paket untuk Anda."     

Nyonya besar Mo bingung. Dia tidak membeli barang. Kenapa ada paket untuknya? Apakah tidak salah kirim?     

Nyonya Besar Mo melihat ke paket, di bagian atas kotak tercantum namanya, Wei Hongying!     

Bahkan dia sendiri lupa namanya. Ternyata masih ada yang ingat dirinya?     

Dia membuka paket dan melihat isinya sebuah pulpen. Ini hadiah ulang tahun yang diberikan Nyonya Besar Mo kepada Mo Shengli. Sudah lama sekali dia tidak melihat barang ini!     

"Ini…. Pulpen Mo Shengli!"     

Nyonya Besar Mo terlihat antusias. Dia memeriksa lagi isi dalam kardus paket, ternyata tidak ada barang lagi.     

"Seperti apa kurirnya?" Tanya Nyonya Besar Mo.     

Si pengurus rumah menggelengkan kepala.     

"Dia memakai seragam kurir, memakai topi dan masker, jadi wajahnya tidak terlihat jelas, tapi di tangannya ada bekas luka."     

"Ada bekas luka? Bekas luka itu!"     

Nyonya Besar Mo semakin antusias. Bekas luka itu terjadi karena ulah Mo Jinrong, sehingga bekas luka itu terus membekas di tubuh Mo Shengli.     

"Dia masih hidup? Kenapa dia masih hidup?" Nyonya Besar Mo masih tidak percaya.     

Saat terjadi hujan badai, dia tidak terlalu memperhatikannya. Dia mengira Mo Shengli mati. Kenapa dia tiba-tiba muncul?     

Nyonya besar Mo panik dan ketakutan.     

Tidak ada yang tahu selain dirinya. Mo Shengli orang yang berambisi kuat. Dia mengincar harta kekayaan Keluarga Mo walaupun anak itu tidak mengatakan secara langsung.     

"Nyonya, apakah Tuan Muda Mo Shengli pura-pura?" Kata Bibi Wu curiga.     

"Pura-pura mati? Aku juga tidak tahu. Sebenarnya apa alasan dia bersembunyi lama?     

Nyonya Besar Mo berpikir, perlakuannya selama ini padanya juga baik.     

Kebetulan Mo Jinrong datang ke rumah neneknya.     

"Jinrong, kamu sudah datang!" Kata Nyonya Besar Mo dengan panik.     

"Nyonya, pelan-pelan!" Bibi Wu menuntunnya.     

"Jinrong, cucuku! Pamanmu, dia… dia masih hidup!"     

Nyonya Besar Mo menunjukkan pulpen kepada Mo Jinrong.     

"Paman masih hidup?"     

Mo Jinrong merasa aneh.     

Dia memeriksa alamat pengirim tidak ada. Orang itu sudah mempersiapkan.     

"Jangan-jangan ini hanya permainan untuk menjebak Tuan Muda. Setelah Tuan Muda membongkar identitasnya, banyak musuhnya yang ingin menjatuhkannya." Kata Mo San menerka.     

"Bukan! Pulpen ini memang milik Shengli, ini hadiah yang dulu aku berikan kepadanya."     

"Kalau memang benar paman masih hidup. Untuk apa paman melakukan ini?"     

Mo Jinrong tidak terlalu ingat sosok Mo Shengli. Dia hanya pernah mendengar dari neneknya bahwa dia seorang laki-laki yang hebat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.