Istri Cantik-cantik Ganas

Bersenang-senang



Bersenang-senang

0Di ruangan sebelah, Mo Jinrong menyalakan rokok, tidak lama kemudian, dia mematikan rokoknya, setelah melihat Lan Anran batuk gara-gara asap dari rokoknya.     
0

"Nona Lan, Anda mengajak temanmu?" Tanya Tan Shilin sambil tersenyum.     

"Bukan temanku." Lan Anran tersenyum. Dari bawah cahaya lampu yang redup, dia bisa melihat wajah suaminya yang murung.     

"Toh kita sudah berkumpul di sini. Bagaimana kalau kita bermain bersama? Kita sudahi membahas pekerjaan, Nona Lan boleh memanggil mereka ke sini untuk bermain, bagaimana?"     

Dari balik senyuman Tan Shilin, terkandung niat terselubung.     

Lan Anran perempuan yang cantik, dia percaya teman-temannya juga pasti sama cantiknya.     

"Menurut saya bukan ide bagus."     

Mo Jinrong ingin pergi, dia sudah muak berada di sini, selain itu hanya membuang-buang waktu. Lebih baik dia pergunakan waktu untuk melihat kontrak pekerjaan yang lain.     

"Direktur Mo, hari ini Hari Sabtu, bersantailah sebentar."     

Tan Shilin minum alkohol yang dituang oleh wanita penghibur.     

"Baiklah, kalau begitu aku akan panggilkan mereka ke sini." Lan Anran keluar menjemput Lan Yaxin dan yang lainnya.     

Di ruangan sebelah, Lan Yaxin dan yang lainnya, sudah menunggu dengan panik.     

"Di mana perempuan itu? Kalau dia tidak datang, aku masih ada perempuan lain." Kata seorang laki-laki bertato terlihat tidak sabar.     

"Dia bukan perempuan biasa, tunggu saja sebentar lagi." Kata Lian Qiao menenangkan.     

"Sudah tidak sabar ya menungguku?"      

Lan Anran masuk dengan wajah berseri-seri, sambil menggantung tasnya di depan.     

Para laki-laki itu dibuat terkesima.     

'Perempuan ini memang cantik sekali!'     

Mereka belum pernah bertemu dengan perempuan secantik Lan Anran, sepertinya tidak sia-sia mereka menunggu lama.     

"Kakak, akhirnya kamu datang juga. Dia Lian Qiao dan mereka adalah teman-temannya." Lan Yaxin menghampirinya sambil tersenyum.     

Lan Anran melihat ke arah Lian Qiao, seorang perempuan kota dengan laki-laki mata keranjang yang tidak henti-hentinya menatap dirinya.     

"Kamu?"     

"Anran, kita berjumpa lagi. Aku membawa beberapa teman ke sini untuk bermain bersama kita."     

Lian Qiao memperkenalkan beberapa teman laki-lakinya.     

Laki-laki itu mendekati Lan Anran dengan tatapan ingin menyentuh Lan Anran.     

Lan Anran mundur sambil tersenyum…     

"Jinrong ada di ruangan sebelah. Dia memintaku mengundang kalian ke sana. Bagaimana?"     

Lan Yaxin terkejut, 'Kenapa bisa kebetulan? Ini kesempatan yang bagus.'     

Lan Yaxin berkata dengan antusias, "Kakak, kok bisa kebetulan sekali. Ayo kita ke sana bersama."     

Lan Yaxin terlihat berseri-seri, dia merasakan ada kesempatan bagus bisa dekat dengan kakak iparnya.     

"Yaxin, aku tidak bisa ke sana. Aku rasa di sini lebih seru. Di sana mereka pasti membahas tentang pekerjaan."     

Lian Qiao melotot ke arah Lan Yaxin, ini di luar ekspektasinya ada Mo Jinrong di sini.     

Dia mendengar kabar Lan Anran menikah dengan Mo Jinrong. Awalnya mereka ingin menjebak Lan Anran, tidak disangka ada Mo Jinrong di tempat ini. Rencana mereka gagal total!     

"Kakak, bagaimana kalau aku sendiri yang ke sana, kakak tinggal di sini menemani mereka. Mereka teman-temanku, tenang saja, mereka orang baik." Lan Yaxin tersenyum.     

"Tidak apa-apa, ayo kita berkumpul di sana." Lan Anran mendorong pintu bersiap pergi.     

Lan Yaxin ikut di belakang. Rencana mereka sudah gagal, Lian Qiao terpaksa ikut.     

Di ruangan sebelah, Tan Shilin melihat Lan Yaxin yang ikut di belakang Lan Anran, dia menilai Lan Yaxin juga cantik.     

"Siapa namanya?" Tanya Tan Shilin penasaran.     

"Kakak Ipar, bagaimana kabarmu?" Tatapan Lan Yaxin sepenuhnya tertuju kepada kakak iparnya.     

Mo Jinrong tidak menanggapinya, dia berjalan ke samping Lan Anran lalu menanyakan alasan kenapa dia ingin tetap tinggal disini.     

"Dia adik sepupuku, namanya Yaxin. Dia cantik, kan?"     

Lan Anran memperkenalkan, lalu dia melihat ke Lian Qiao yang belum dia perkenalkan.     

Lian Qiao sebenarnya tidak suka di sini, terlalu pekat bau persaingan di sini.     

"Lan Yaxin, aku pergi dulu. Aku tidak suka di sini." Liao Qiao berbalik hendak pergi.     

Tan Shilin menahan Lian Qiao pergi dengan memanggilnya.     

"Nona, kamu sudah masuk di sini, ayo duduk dulu sebentar."     

Meskipun mereka tidak secantik Lan Anran tetapi mereka lebih cantik dibandingkan wanita penghibur di sampingnya.     

"Kakak ipar, mengenai kejadian beberapa waktu lalu, aku tidak bermaksud…"     

"Bisakah kamu tutup mulutmu? Aku tahu kamu berencana mencelakai Anran!"     

Mo Jinrong menatapnya dengan tatapan dingin dan sangat menakutkan, membuat Lan Yaxin merasa takut.     

Lan Yaxin masih berusaha membela diri.     

"Aku tidak melakukan dengan sengaja. Apakah kakak ipar masih menyalahkan aku sampai sekarang?"     

Lan Yaxin terlihat tersudutkan. Tan Shilin berusaha mencairkan suasana.     

"Direktur Mo, jangan menakut-nakuti seorang perempuan."     

"Jinrong, sudahlah. Semua sudah lalu, jangan diungkit kembali."     

Lan Anran berbesar hati memaafkan Lan Yaxin, tetapi Lan Yaxin itu palsu. Lan Anran tidak mungkin semudah itu memaafkannya.     

"Direktur Mo, jangan perang dingin di sini. Ayo kita bernyanyi saja. Apa gunanya kita ke KTV, tetapi tidak bernyanyi?" Tan Shilin mengambil Mikrofon dan menyanyikan sebuah lagu.     

"Kenapa kamu memilih tinggal di sini?" Tanya Mo Jinrong kepada Lan Anran.     

"Untuk bersenang-senang!" Kata Lan Anran dengan senyuman lebar. Mo Jinrong tidak tahu apa yang sedang direncanakan Lan Anran.      

"Yaxin, Lian Qiao, ajak juga teman-teman kalian itu bergabung dengan kita."     

Lan Anran memanggil beberapa laki-laki yang duduk di samping Lian Qiao.     

Lampu KTV berubah gelap, ditambah dengan suara yang berisik, tidak kelihatan jika ada yang melakukan tindakan tidak senonoh.     

Laki-laki yang di sebelah Lian Qiao memanfaatkan kesempatan ketika suasana gelap untuk menyentuh Lian Qiao. Lian Qiao langsung berdiri dan berteriak.     

"Apa yang kalian lakukan? Jangan lupa, aku yang mengundang kalian ke sini."     

"Apa kamu bilang, Lian Qiao?"     

Lan Anran terkejut. Lian Qiao tersadar dia keceplosan bicara.     

Semua orang di ruangan KTV memandang ke arahnya, dia perlahan duduk kembali.     

"Bukan, bukan."      

Pikiran Lan Yaxin terpusat pada Mo Jinrong. Dia berpikir bagaimana caranya agar dia bisa menarik hati Mo Jinrong?     

Tetapi Mo Jinrong kelihatan tidak fokus. Dia terus duduk di samping Lan Anran.     

Lan Yaxin mendekatinya lalu duduk di samping Mo Jinrong.     

"Ka.. kakak ipar."     

"Jinrong, nanti kamu pulang ke rumahku atau rumahmu?"     

Lan Anran menempelkan dirinya sambil berbisik di telinga Mo Jinrong. Dia sengaja melakukannya di depan Lan Yaxin.     

Mo Jinrong tertegun, tidak mengerti apa maksud perkataan Lan Anran?     

"Kamu… kamu kenapa?"     

"Nanti pulang ke rumah siapa? Apa lebih baik aku yang menginap di rumahmu?" Kata Lan Anran setengah bercanda.     

"Dua-duanya boleh!"     

Ekspresi Mo Jinrong datar, dia tidak tahu kenapa dia masih mau berada di tempat ini.     

Tiba-tiba, Lan Yaxin memberanikan diri memegang tangan Mo Jinrong. Jinrong menyadarinya kemudian menyingkirkan tangan Lan Yaxin, dengan ekspresi kesal.     

"Kakak, kalau kakak tidak pulang malam ini, paman dan bibi akan mencemaskanmu." Kata Lan Yaxin dengan sengaja.     

"Apa yang kamu katakan benar, kamu mengingatkanku bahwa kita sebagai manusia tidak boleh berbuat sesuatu di luar batas."     

Lan Anran bermaksud memberi peringatan kepada adik sepupunya untuk berhenti menggoda Mo Jinrong.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.