Istri Cantik-cantik Ganas

Rencana Lan Yaxin



Rencana Lan Yaxin

0Satu minggu telah berlalu tanpa ada keributan.     
0

Lan Yaxin tidak tahan terus melihat Lan Anran berada di atas angin, jadi dia merencanakan sesuatu.     

Dia akan menjebak Lan Anran sesuai rencana yang sudah dia sepakati dengan Lian Qiao sebelumnya, yaitu mengajak Lan Anran keluar, sisanya, dia serahkan kepada Lian Qiao.     

"Kakak, Bagaimana kalau hari ini kita keluar jalan-jalan bersama?" Lan Yaxin memasang wajah polos, tidak terlihat dia sedang berniat jahat.     

"Adik, kamu kelihatannya punya banyak waktu, apakah kamu sudah selesai bersih-bersih rumah? Akhir -akhir ini aku perhatikan kamu belajar memasak, apakah kamu ingin menjadi koki di rumah ini?" Lan Anran tersenyum.     

Lan Yaxin mengepalkan tangan dengan erat, sambil tersenyum.     

"Iya, sebentar lagi nenek ulang tahun, aku ingin memasak makanan di hari ulang tahunnya. Nanti Kakak memberikan kado apa kepada nenek?"     

Lan Anran teringat beberapa hari lagi ulang tahun nenek. Dia ingat di kehidupan yang sebelumnya, neneknya merayakan ulang tahunnya besar-besarnya dan berlagak seperti permaisuri. Entah apa yang akan dia lakukan di ulang tahunnya kali ini.     

Lan Anran tersenyum.     

"Nenek sudah tua. Kesehatan menjadi nomor satu. Aku akan memberikan dia kado sapu saja, agar nenek berolahraga dengan membersihkan rumah.     

Lan Yaxin tersenyum, namun dalam hati mengumpat.     

"Kakak pandai bergurau. Hari ini akhir pekan, ayo jalan-jalan denganku aku juga mengundang beberapa teman untuk ikut. Bagaimana kalau kita ke Bar? Aku dengar ada Bar yang baru dibuka, entah apakah makanan dan minuman yang disajikan di sana enak atau tidak. Bagaimana? Apakah Kakak mau menemaniku mencobanya?"     

"Kamu punya teman? Suatu keajaiban, aku..."     

Awalnya Lan Anran ingin menolak, tetapi anehnya dia mendapat kiriman beberapa foto Mo Jinrong sedang bermesraan dengan seorang perempuan, dan banyak minuman alkohol di depan mereka."     

Jadinya, Lan Anran setuju.     

"Baiklah, ayo kita ke sana." Setelah itu, Lan Anran membalas pesan      

[Siapa? Apa niatmu mengirimkan foto-foto ini kepadaku?]     

[Tidak penting siapa aku, yang penting adalah suamimu berselingkuh, apakah kamu tidak marah?]     

Pengirim pesan itu tidak mencantumkan namanya di nomornya. Lan Anran menanggapinya dengan tenang. Dia percaya, Mo Jinrong tidak mungkin melakukannya.     

Lan Anran langsung menghubungi Mo Jinrong.     

"Bagus. Bagaimana kalau kita pergi sekarang?"     

Lan Yaxin terlihat antusias, dia mengira Lan Anran menolak, ternyata langsung setuju pergi dengannya, jadi dia tidak perlu membuang-buang tenaga merayu kakaknya untuk ikut.     

"Tunggu ya, aku ganti pakaian dulu." Kata Lan Anran sambil melambaikan tangan.     

Saat dia sudah di lantai atas, Mo Jinrong menerima teleponnya.     

"Jinrong, kamu di mana?"      

Lan Anran seperti sedang menginterogasi Mo Jinrong.     

"Aku ada pekerjaan di luar." Jawab Mo Jinrong dengan santai.     

"Baiklah." Lan Anran menutup telepon. Sepertinya perlu dirinya yang melihat langsung ke sana.     

Lan Anran melacak lokasi Mo Jinrong dari ponsel pria itu, dia pun berhasil melacak Mo Jinrong saat ini berada di KTV, bukan Bar.     

'Mo Jinrong, jika kamu berani berselingkuh di belakangku, akan aku patahkan kakimu!'     

Lan Anran mengumpat dalam hati. Dia keluar dengan menggunakan gaun biru pendek, memperlihatkan kakinya yang putih dan panjang, dan memakai tas bermerek.     

"Kita pindah lokasi ke KTV ya, aku yang memilih KTV- nya." Kata Lan Anran dengan ekspresi datar.     

Lan Yaxin tidak menolak, dia memberi tahu Lian Qiao perpindahan lokasi.     

'Tamat riwayatmu hari ini!' Lan Yaxin diam-diam tersenyum, sebentar lagi rencananya akan berhasil.     

Di KTV Xing Guang.     

Saat Lan Anran dan Lan Yaxin masuk, semua mata tertuju pada mereka.     

Lan Yaxin sadar diri, mereka bukan menatap dirinya, melainkan ke arah perempuan di sampingnya, membuat Lan Yaxin merasa semakin kesal.     

Lan Anran, rasakan pembalasanku sebentar lagi!     

Lan Anran memesan ruangan sebelah ruangan Mo Jinrong.     

Setiap ruangan sudah dipasang alat kedap suara, sehingga Lan Anran tidak mendengar suara dari dalam ruangan Mo Jinrong.     

Lalu masuklah seorang pelayan membawa minuman alkohol dan buah-buahan.     

"Nona Lan, minuman dan buah-buahan ini gratis, jika memerlukan sesuatu, silahkan hubungi bagian resepsionis."     

Lan Anran mengangguk. Dia tidak tertarik pada buah-buahan dan minuman gratis. Dia lebih tertarik menyelidiki ruangan sebelah.     

"Yaxin, aku pergi ke kamar mandi sebentar."     

Lan Anran membawa tasnya keluar, ini saat tepat bagi Lan Yaxin untuk menjebak kakaknya.     

Dia segera memanggil Lian Qiao dan beberapa laki-laki masuk, mengobrol dengan mereka sambil makan dan minum.     

Di ruangan sebelah.     

Tan Shilin mengundang beberapa wanita penghibur untuk Mo Jinrong. Tentu saja, Mo Jinrong keberatan.     

"Direktur Tan, bukankah kita di sini kita membicarakan masalah bisnis. Apa maksud Anda dengan mengajak beberapa wanita penghibur?" Tanya Mo Jinrong dengan sikap dingin.     

"Direktur Mo, saya secara khusus memilih mereka. Saya dengar dari ayah saya, istri Anda seorang perempuan pintar, tetapi saya menduga, dia bukan tipe istri penurut. Silahkan Anda memanfaatkan kesempatan ini untuk bersenang-senang dengan mereka, mumpung tidak ada istri."     

Tan Shilin tertawa sambil meneguk minuman alkohol sambil merangkul salah seorang wanita penghibur.     

"Direktur Tan, Tuan Muda saya tidak suka berdekatan dengan perempuan lain selain istrinya." Kata Mo San.     

"Kalian semua laki-laki. Pelayan Mo, Anda sudah mengikuti dia lama. Kenapa kamu masih belum memahaminya."     

Tan Shilin tertawa, dia ingin mengambil proyek berikutnya, Mo Jinrong pun menjadi kunci utama keberhasilan proyeknya.     

Dia ingin menunjukkan kepada ayah-nya, bahwa tidak hanya seorang Tan Ao yang bisa sukses menjalankan bisnis, masih ada dia yang juga tidak kalah hebat.     

"Direktur Tan, pelayan saya yang paling mengerti dibandingkan Anda. Bagi saya, ketika membicarakan bisnis, harusnya fokus membicarakan bisnis. Tidak perlu ada kegiatan lainnya. Selain itu, saya sudah menikah, Anda juga sudah tahu saya sudah menikah. Jangan sampai tersebar rumor tidak sedap karena ulah Anda."     

Mo Jinrong berdiri lalu duduk di sofa yang lain.     

"Rumor yang mengatakan Direktur Mo yang tidak suka berdekatan dengan perempuan ternyata benar. Anda seorang laki-laki setia. Kalau begitu kalian layani aku saja."     

Tan Shilin merangkul wanita penghibur yang tadinya di samping Mo Jinrong.     

"Direktur Mo, saya harap bisa bekerja sama dengan Anda. Tanpa saya tutupi, keponakan saya yang bernama Tan Siwen akan menjadi penerus Perusahaan Keluarga Tan. Usianya lebih muda dariku dan dia seorang perempuan, bagaimana mungkin dia bisa menjalankan sebuah perusahaan? Oleh karena itu, saya minta menjadi penanggung jawab dalam proyek ini."     

Tan Shilin menatapnya tajam. Dia tidak mau dikalahkan perempuan.     

Mo Jinrong tersenyum.     

"Direktur Tan, untuk masalah ini, bisa Anda diskusikan dengan ayah Anda. Posisi saya hanya sebagai sponsor. Sedangkan masalah bahan, alat dan sebagainya, bisa kalian diskusikan dengan internal Anda." Mo Jinrong menyilangkan kaki sambil berbicara dengan nada santai.     

"Saya sudah membicarakan dengan ayah, tetapi dia tidak setuju. Dia menganggap saya tidak sehebat cucunya. Saya ingin membuktikan kemampuan saya. Asalkan Direktur Mo yang mengangkat saya sebagai penanggung jawab, maka tidak akan ada yang berani menolak."     

Tan Shilin merasa ayahnya tidak mempercayakan bisnis kepada dirinya bahkan sampai dia sudah sedewasa ini. Sebaliknya, dia justru memiliki sang keponakan yang menggantikan posisinya kelak, membuat dirinya merasa tertolak. Selama bertahun-tahun dia mengikuti ayahnya, ayahnya pun selalu memberikan dia proyek-proyek yang tidak ada nilainya, sedangkan dia menginginkan menangani proyek yang besar.     

Dia merasa diperlakukan tidak adil. Jika dia berhasil menangani proyek besar, dia bisa membuktikan kepada ayahnya bahwa dia mampu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.