Istri Cantik-cantik Ganas

Tiba-Tiba Penyakit Kambuh



Tiba-Tiba Penyakit Kambuh

0"Direktur Mo, jangan berpuas diri dulu, bukankah lebih baik kita sama-sama untung? Meskipun bisnis pakaian kami tidak sebesar Keluarga Mo, tetapi kami punya target market dan merek kami sendiri. Direktur Mo, jangan lewatkan kesempatan bekerja sama dengan kami." Kata Tan Siwen sambil mengangkat buah di depannya, lalu memberikan kepada Mo Jinrong untuk digigit. Dia mendekati Mo Jinrong dan berusaha meraih tangan Mo Jinrong. Lan Anran hanya tersenyum.     
0

"Nona Tan, apakah Anda menggunakan kecantikan Anda agar Mo Jinrong tunduk?"     

"Nona Lan memang suka bergurau. Saya hanya ingin mengetahui apa yang Mo Jinrong rasakan. Meskipun saya belum menikah, tapi saya tahu satu hal, sebagai seorang istri, tidak boleh bersikap cuek, terutama di situasi penting seperti ini. Bagaimana bisa Anda hanya duduk di sampingnya mendengarkan tanpa mengerti dunia bisnis."     

Tan Siwen memberikan buah lagi ke Mo Jinrong.     

"Maaf, saya tidak suka Jeruk. Selain itu, istri saya diam saja, bukan berarti dia tidak tahu apa-apa, tetapi sikapnya itu sebagai bentuk dia menghargai pekerjaan saya."     

Mo Jinrong blak-blakan menolak Tan Siwen dan membela istrinya.     

Lan Anran tersenyum.     

"Dia paling suka buah anggur."     

Lan Anran memetik anggur merah yang berkilau lalu menyuapkan ke dalam mulut Mo Jinrong, selain itu, dia mencium wajah Mo Jinrong.     

Mo Jinrong terkejut. Tidak ada yang tahu dirinya suka makan Buah Anggur, bagaimana Lan Anran bisa tahu? Padahal Lan Anran juga tidak setiap saat bersamanya.     

"Nona Tan, jika Anda bersikeras meminta saya untuk mengungkapkan pendapat saya, menurut saya pembagian 40% sudah sangat banyak. Semua orang tahu nilai desain karya Qiu Cha. Setiap musim gugur, edisi terbatas dari desain terbaru dirilis, jumlahnya tidak lebih dari lima helai yang tersisa, dapat dikatakan hasil karyanya susah di dapat. Jika dijual dalam jumlah banyak, pasti ada diskon agar bisa cepat laku, jika seperti itu Grup Mo akan merugi. Sejujurnya, Grup Mo ini sudah menjadi perusahaan besar, tidak perlu lagi mengembangkan market.     

Sebaliknya, kondisi ini tidak menguntungkan Keluarga Tan, karena saat Keluarga Mo memproduksi pakaian dengan merek Qiu Cha di pabrik Anda, yang akan mendapatkan antusias konsumen adalah Keluarga Fu. Saya justru berpikir pembagian keuntungan lebih adil 20% untuk Anda dan 80% untuk keluarga Fu, karena kalian hanya menyediakan tempat dan sumber daya manusia. Mo Jinrong tidak keberatan bekerja sama dengan kalian, karena dia menghargai Anda. Bukankah begitu, Tuan Tan?" Lan Anran tersenyum.     

Mo Jinrong menatap Lan Anran dengan kesan berbeda.     

Dia tidak menyangka Lan Anran mengerti bidang bisnis, Lan Anran pun mengerti jalan pikirannya.     

Setiap Keluarga Mo mengalami kesulitan, Tan Ao yang selalu membantunya. Kakek Mo selalu mengingatkan Keluarga Mo harus membalas budi baik Tan Ao. Kebetulan Tan Ao meminta bantuan secara langsung untuk bekerja sama.     

"Nona Lan, Anda cantik dan cerdas, selain itu pintar berbisnis. Kamu benar pembagian 40% kami sudah cukup banyak dan saya setuju. Saya akan mengatur waktu berkunjung ke Grup Mo untuk tanda tangan kontrak. Jangan menyesal ya." Kata Tan Ao sambil tersenyum.     

"Tentu saja kami tidak akan menyesal!" Kata Lan Anran sambil tersenyum.     

"Tuan Muda, bagaimana pembicaraan dengan Tan Lin?" Tanya Mo San berbisik.     

Tan Lin benci dengan Keluarga Tan, kalau sampai dia tahu keluarga Mo bekerja sama dengan Keluarga Tan, dia pasti marah.     

Meskipun Tan Ao sudah tua, tapi dia belum tuli. Dia bisa tahu kecemasan Mo San.     

"Kalian jangan cemas, aku tahu Direktur Mo berhubungan baik dengan cucuku yang kurang ajar itu. Dia pasti tidak suka dengan kesepakatan kita kali ini. Tetapi selama dia masih bermarga Tan, dia tidak akan berani melawanku."     

Tao Ao selalu marah setiap mengingat cucunya yang kurang ajar itu.     

Awalnya dia senang Tan Lin akan menjadi penerus Perusahaan Tan, tetapi dia lebih memilih balas dendam untuk ibunya yang tidak bermoral itu.      

Saat itu dengan mata kepalanya sendiri dia melihat menantunya itu tidur dengan pria lain, hingga terjadi perdebatan antara mereka. Bagaimana mungkin dia masih dengan senang hati membiarkan menantunya yang berselingkuh itu tinggal di rumahnya?     

Siapa sangka, perempuan itu bunuh diri di dalam kamar. Sejak itu Tan Lin menyalahkan dia atas kematian ibunya.     

"Kakek, kakak ketiga tidak bermaksud begitu. Sejak kecil ditinggal ibunya, sehingga dia merasa menderita. Jangan salahkan kakak ketiga."     

Tan Siwen menunjukkan wajah yang perhatian dan kelihatan baik.     

Padahal di kehidupan sebelumnya, dia juga sering berhubungan dengan Tan Siwen dari Keluarga Tan. Tan Siwen merupakan perempuan bermuka dua. Dari luar dia kelihatan lembut dan baik hati, padahal di belakang, dia sangat kejam terhadap orang yang mengganggu atau yang iri padanya.     

"Sejujurnya saya ingin menjodohkan Anda dengan cucu saya, Tan Siwen. Tetapi ternyata Anda memiliki istri yang pintar. Saya juga baru sadar apa yang saya lakukan ini salah."     

Tan Ao terang-terangan mengakui. Dia berpikir cucunya hanya cantik tetapi tidak memiliki keahlian apa-apa. Tan Ao juga mengakui cucunya masih kalah jauh dengan Lan Anran.     

"Tuan Tan terlalu memuji, Nona Tan juga sangat pintar."     

Pujian Lan Anran di mata Tan Siwen seakan menghinanya, dalam hati dia cemas, tetapi tidak dia ungkapkan keluar.     

"Saya mendengar bahwa Nona Lan masih seorang mahasiswa, dan ada banyak kegemparan yang terjadi pada saat itu. Saya mengira Nona Lan kabur dan tidak kembali lagi."     

Tan Siwen tersenyum. Dia menyimpan pisau diam-diam tetapi tidak berniat melukai Lan Anran.     

"Siwen!      

Tan Ao sedikit tidak senang dan melotot ke cucunya.     

Meskipun Keluarga Tan tidak sepintar Keluarga lainnya, tetapi paling tidak pintar bisa membuat orang merasakan cemburu.     

"Nona Tan, jangan khawatir, saya susah dibunuh."     

Lan Anran tersenyum sambil setengah bercanda.     

"Tuan Tan, pembicaraan kita cukup sampai sini. Jika ada waktu, silahkan datang ke perusahaan untuk tanda tangan kontrak. Kami masih ada urusan lain, tidak bisa menemani kalian. Kami undur diri dulu."     

Mo Jinrong memegang tangan Lan Anran dan bersiap untuk pergi.      

Tan Siwen tiba-tiba mencengkeram tangan Mo Jintong lalu bertanya seperti anak kecil yang sedang marah.     

"Direktur Mo, kenapa Anda pergi dengan terburu-buru? Ada masalah penting apa?"     

Tan Ao menatap cucunya, dia adalah Nona Besar Keluarga Tan, kenapa dia masih menempel dengan pria bersuami?     

Benar-benar memalukan Keluarga Tan.     

"Siwen!"     

Tan Ao menegurnya, Mo Jinrong juga menyingkirkan tangannya.     

"Maaf, ini masalah privasi saya, tidak perlu saya ceritakan pada Anda."     

Setelah itu, Mo Jinrong dan Lan Anran keluar dari ruangan.     

Tiba-tiba!     

Mo Jinrong melihat punggung seseorang yang familiar baginya. Dia teringat seseorang.     

"Apakah dia?"     

Tiba-tiba!     

Mo Jinrong merasa sakit pada dadanya, dia memegangi dadanya yang sakit dengan tangannya.     

Apakah penyakitnya kambuh lagi!     

Lan Anran tidak menyangka penyakit Mo Jinrong kambuh lagi. Dia hanya membawa Ning Xiang. Lan Anran berpikir untuk amannya, dia mengobati Mo Jinrong di rumahnya.     

Lan Anran mengambil Ning Xiang kemudian mengoleskan di wajah Mo Jinrong, lalu dia dan Mo San memapah Mo Jinrong naik ke mobil.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.