Istri Cantik-cantik Ganas

Hipnotis Di Ruangan VIP



Hipnotis Di Ruangan VIP

0"Yanran adalah adikku, kalau kamu yang memeriksa kasus Yanran, kamu juga tidak bisa berbuat apa-apa terhadap mereka, sedangkan aku akan memakai trik yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain, kamu juga sudah tahu kemampuanku, tetapi tenang saja, aku tidak akan berbuat di luar batas yang bisa membahayakan nyawa orang, aku berjanji padamu."     
0

Lan Anran memutus sambungan telepon, karena suasana hatinya sedang tidak bagus.     

"Cepat suruh orang membuntuti dan menghentikan Anran. Mo San, cepat selidiki video Lan Yanran itu asli atau palsu dan dari mana asalnya video itu."     

Mo Jinrong takut terjadi sesuatu pada Lan Anran, dia tidak bisa menolong gadis itu tepat waktu.     

Mo San segera meminta Tim peretas Grup Mo melacak posisi Lan Anran, tidak membutuhkan waktu yang lama, mereka berhasil melacak Lan Anran.     

"Sekarang dia belum mulai menjalankan aksinya, kita masih punya waktu." Mo Jinrong berdiri, mengambil jaketnya kemudian bergegas ke Bar.     

"Tuan Muda, apakah kamu lupa hari ini ada janji pertemuan dengan Keluarga Tan…"     

"Batalkan saja, katakan aku ada urusan penting mendadak, dan atur ulang kembali pertemuan dengan Keluarga Tan. Ayo kamu juga ikut aku pergi ke Bar."     

Mo Jinrong menganggap masalah Lan Anran lebih penting dibandingkan urusan yang lain.     

"Tuan Muda, apakah kamu lupa? Bar yang menjadi tempat pertemuan Tuan Muda dengan Keluarga Tan adalah Bar yang sama dengan yang dituju Nona Lan. Jika nanti Tuan Tan melihat Tuan Muda…." Mo San mengingatkan.     

Kali ini Keluarga Tan dengan beberapa orang yang menemani akan datang untuk membahas kerja sama dengan Keluarga Mo. Tuan Tan juga berniat memperkenalkan Tuan Muda dengan cucunya. Jika Tuan Tan melihat Tuan Muda bersama Lan Anran, Mo San takut Tuan Tan akan membatalkan kerja sama.     

"Aku tidak peduli, Ayo naik!" Mo Jinrong buru-buru naik dan menyetir sendiri menuju ke Bar Fuli.     

Lan Anran sampai di Bar pukul enam sore di saat langit sudah mulai gelap.     

Lan Anran memesan ruangan VIP yang kedap suara.     

Tidak lama kemudian, datanglah beberapa wanita bertubuh gemuk, dan berwajah bulat sambil membawa tas branded masuk ke Bar, mereka bertanya kepada petugas resepsionis.     

"Apakah kalian melihat Lan Yanran datang ke Bar ini?"     

Salah satu wanita gemuk itu berbaring di meja resepsionis, sambil merayu si petugas resepsionis.     

Petugas resepsionis adalah seorang pemuda berusia dua puluh tahun-an. Pemuda itu berkata dengan santai.     

"Tidak ada yang namanya Lan Yanran, tetapi ada seorang tamu yang memesan ruangan VIP, dia mengatakan apabila Anda semua ada yang ingin ditanyakan, bisa langsung menuju ke ruangan VIP nomor 306 atas nama marga Lan."     

Beberapa wanita itu saling tersenyum satu sama lain, terutama seorang wanita yang paling kurus diantara teman-temannya yang lain dengan pakaian warna-warni tersenyum lebar.     

"Kelihatannya si tampan itu yang memesan ruangan. Dia hanya seorang aktor, kenapa dia segan dengan kita sampai memesan ruangan VIP untuk kita bersenang-senang? Cepat kita masuk, jangan biarkan si tampan menunggu kita terlalu lama."     

Mereka bergegas masuk ke ruangan VIP yang dipesan Lan Anran.     

Mereka membuka pintu, mereka pun terkejut, melihat ada seorang gadis cantik di dalam ruangan, yang tidak lain adalah Lan Anran. Beberapa wanita gemuk itu merasa mereka kalah jauh dengan kecantikan Lan Anran.     

"Siapa kamu? Di mana Lan Yanran?"     

"Apakah dia juga mengundangmu ke sini?"     

Mereka mulai bertanya-tanya, tidak berpikir sama sekali, bahwa Lan Anran mengundang mereka untuk mempermalukan mereka.     

"Jangan panik dulu. Ayo duduk dulu. Sebentar lagi Lan Yanran tiba di sini. Dia menyuruh kita bermain-main dulu sambil menunggu dia datang."     

Lan Anran tersenyum, dia mengeluarkan sebuah DVD.     

Beberapa wanita itu mengira mereka menangkap maksud Lan Anran, mereka tertawa.     

"Kamu boleh juga, tetapi kamu tidak sebanding dengan kami. Katakanlah, kamu ingin bermain apa?"     

Mereka berjalan mendekat, duduk di sofa. Sofa yang berukuran kecil itu, berubah menjadi penuh karena ukuran tubuh mereka. Lan Anran berjalan di depan mereka sambil tersenyum.     

"Tolong lihat dupa yang di tangan saya."     

Lan Anran menyalakan dupa, wangi dupa memenuhi ruangan lalu merasuk ke tubuh beberapa wanita itu, mereka langsung tidak sadarkan diri di sofa.     

Lan Anran menancapkan dupa di atas buah, lalu menyalakan CCTV.     

Kemudian dia menggoyangkan liontin di depan para wanita kaya itu.     

Mereka bangkit kemudian duduk, pandangan mata mereka kosong, dan terus menatap ke satu titik tanpa bergerak.     

"Sekarang ceritakan kejahatan apa yang kalian lakukan kepada Lan Yanran?"     

Nada bicara Lan Anran terdengar santai dan lembut.     

Mereka awalnya masih terdiam, lama-lama mereka menceritakan satu per satu kejahatan yang sudah mereka lakukan.     

Setengah jam kemudian, Mo Jinrong sampai di Bar Fuli.     

"Apakah ada tamu bernama Lan Anran? Ini fotonya."     

Pikiran Mo Jinrong kalut sampai tidak bisa berpikir dengan benar, dia mengambil ponselnya kemudian menunjukkan foto Lan Anran.     

Petugas resepsionis mengangguk, dan menunjuk ke arah ruangan VIP.     

Mo Jinrong menghubunginya sambil berjalan menuju ke ruangannya, tetapi ponselnya mati, sehingga Mo Jinrong tidak bisa menghubunginya.     

Sesampainya di pintu ruangan VIP, dia ingin membuka pintu tetapi pintu ruangannya tidak bisa dibuka.     

"Tuan Muda, menurutku kita jangan panik dulu. Nyonya Muda bukan orang jahat, dia tidak akan melakukan sesuatu yang mencelakai orang lain. Jika dia jahat, kemungkinan sekarang tempat ini dikepung polisi." Mo San merasa Mo Jinrong terlalu takut.     

"Apa kamu paham dunia hiburan seperti apa? Banyak orang licik, apalagi hari ini yang dia undang ke sini adalah Bos besar. Jika dia melakukan hal yang tidak berkenan di mata mereka, maka tidak hanya karir Lan Yanran ke depannya di dunia hiburan yang hancur, tetapi juga mengancam keselamatan Keluarga Mo dan Keluarga Lan.     

Mo Jinrong membawa kartu member VIP, meminta petugas Bar membuka paksa ruangan.     

Saat pintu bisa dibuka kembali, Lan Anran keluar.     

"Kenapa kamu bisa ada di sini?" Lan Anran terkejut melihat kedatangan Mo Jinrong.     

"Apa yang kamu lakukan kepada mereka?" Mo Jinrong mengintip ke dalam. Wanita-wanita gemuk itu ada di sofa. Bagaimana pun juga mereka adalah Bos yang menyokong dunia hiburan, termasuk Perusahaan Entertainment Luo Tian.     

"Tidak ada, mereka masih hidup kok, mereka hanya tidur." Lan Anran menjawab dengan santai lalu pergi.     

Mo Jinrong masuk dan memeriksa kondisi beberapa wanita kaya itu, Mo Jinrong tidak menemukan luka di tubuh mereka, mereka hanya tidur nyenyak di sofa. Hal yang mencurigakan adalah ada bau harum yang familiar di kamar ini, dia seperti pernah mencium bau harum ini.     

"Anran, aku kan sudah bilang, aku akan membantumu memeriksa masalah Yanran. Kenapa kamu mengambil keputusan sendiri? Apakah kamu tidak tahu, tindakanmu ini bisa membahayakan nyawamu?" Mo Jinrong menarik Lan Anran mendekat ke arahnya.     

"Kamu hanya bisa membantu adikku sedikit saja, sedangkan apa yang aku lakukan ini untuk membantu adikku supaya mereka tidak mengusik selamanya." Lan Anran menoleh ke Mo Jinrong, sambil berkata dengan percaya diri.     

"Kamu merasa dengan kemampuanmu bisa menyelamatkan adikmu, tetapi apakah kamu pernah berpikir, banyak masalah yang diterima adikmu sejak dia awal debut, juga gara-gara kamu. Aku sudah mengatakan kepadamu, bahwa aku akan membantumu. Kenapa kamu tidak percaya padaku? Kalau kamu terus membantu adikmu dengan cara ini, tidak ada yang berani berteman ataupun bekerja sama dengan adikmu. Apakah kamu ingin adikmu dikucilkan di dunia hiburan? Teman-temannya akan ketakutan dan meninggalkannya. Apakah kamu bisa membantunya terus-menerus?"     

Mo Jinrong meluapkan amarahnya, tatapan matanya menakutkan, seakan dia ingin memakan orang.     

Lan Anran tertegun, selama ini dia tidak mengira semua masalah terjadi ternyata gara-gara dirinya. Tujuannya hanya ingin menyelamatkan adiknya.     

"Tenang saja, ini terakhir kalinya aku membantu Yanran dengan caraku. Setelah mereka sadarkan diri, mereka tidak akan mencari masalah dengan Yanran lagi."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.