Istri Cantik-cantik Ganas

Kalah Telak Dari Lan Anran



Kalah Telak Dari Lan Anran

0"Dia hanya temanku. Kamu sendiri sudah mengetahui identitasku sebagai 'Q', aku juga perlu bawahan untuk membantu pekerjaanku. Sekarang giliranmu, Direktur Mo, bisakah kamu jelaskan, apa hubunganmu dengan Qin Xue?"     
0

Mo Jinrong merasa berdebar-debar mendengar suara lembut Lan Anran.     

"Aku hanya mau menunjukkan padamu, bahwa kamu bukan satu-satunya perempuan yang bisa dekat denganku."     

Nada bicara Mo Jinrong terdengar tidak mau kalah, tetapi sesungguhnya dia sudah kalah telak dari Lan Anran.     

Lan Anran mempererat pelukannya di pinggang Mo Jinrong, tidak mau melepasnya sedikit pun.     

Lihat, kan. Saat Lan Anran menciumnya, Mo Jinrong sama sekali tidak menghindar, bahkan Mo Jinrong membalas ciumannya!     

Lima menit kemudian barulah mereka melepaskan diri.     

"Direktur Mo, kamu masih belum menjelaskan hubunganmu dengan Qin Xue, selama kamu tidak menjelaskan, aku tidak mau memperbaiki internet di perusahaanmu."     

Lan Anran ingin tahu alasan perempuan itu bermesraan dengan suaminya. Selain itu, dia juga ingin mengetahui tentang saingannya lebih dalam, untuk mencegah perempuan itu merayu Mo Jinrong lagi.     

"Dia bukan siapa-siapa. Aku hanya memanfaatkan dia untuk balas dendam kepadamu. Aku ingatkan ya, lain kali jangan dekat-dekat dengan laki-laki lain!" Kata Mo Jinrong tersenyum sambil memperingatkan Lan Anran.     

"Kalau mereka yang mendekatiku…."     

"Akan aku patahkan kaki mereka! Jika itu terjadi segera beritahu aku, aku akan mematahkan kaki mereka."     

Mo Jinrong menjawab tanpa ragu sambil menatap Lan Anran.     

"Baiklah!"     

Baru saja mereka berbaikan, tiba-tiba muncul suara perempuan yang sedang menggerutu dari belakang.     

"Jinrong, kenapa internetmu mati? Aku lihat para karyawanmu di lantai bawah sedang asyik mengobrol dan minum teh. Bagaimana kalau hari ini libur saja, dan kita pergi liburan?"     

Hari ini Qin Xue berpakaian seksi. Dia sedang mengangkat ponselnya, hari ini dia mengenakan kemben dipadukan dengan rok mini, gaya pakaian yang sesuai selera anak muda.     

Lan Anran menatap Qin Xue yang dia anggap sebagai saingannya. Perempuan yang baru saja mereka bicarakan datang juga. Ternyata dirinya datang di waktu yang tepat.     

"Kakak siapa? Direktur Mo adalah milikku."     

Qin Xue memandangi Lan Anran dari atas kepala sampai ujung kaki. Lan Anran perempuan berkulit mulus, wajahnya cantik natural, memiliki lekuk tubuh yang bagus, memang dia perempuan yang sangat cantik. Pantas saja Qin Xue terlihat angkuh, usahanya pun sia-sia karena dia sudah ada di sini, dan Mo Jinrong adalah miliknya.     

"Kakak? Nona Qin baru berusia delapan belas tahun. Di sini perusahaan, apakah yang kamu lakukan ini sopan?" Kata Lan Anran sambil tersenyum.     

"Kamu siapa? Suka sekali mencampuri urusan orang lain. Apakah kamu tidak melihat berita. Aku adalah perempuan yang foto berdua dengan Jinrong!"     

Qin Xue sudah merasa sombong. Dia orang pertama yang foto bersama Mo Jinrong. Dia menjadi buah perbincangan seluruh dunia, orang tuanya pun juga memujinya.     

Awalnya dia ingin Mo Jinrong yang mengajaknya keluar dulu, tetapi dia tidak sabar menunggu Mo Jinrong menghubunginya, jadi dia yang datang ke sini.     

"Apakah kamu tidak tahu dia sudah menikah? Apakah kamu bangga menjadi orang ketiga dalam pernikahan orang?" Kata Lan Anran.     

"Omong kosong, kamu lah orang ketiga dalam hubungan kami. Bukankah kamu juga sedang merayu suami orang?"     

Qin Xue menatap Mo Jinrong dengan arogan, lalu menyadari ada bekas lipstik di bibir Mo Jinrong. 'Apakah perempuan ini menciumnya saat aku tidak ada di sini?'     

"Jinrong, kenapa ada bekas lipstik di bibirmu? Siapa perempuan nakal yang melakukannya?" Kata Qin Xue mendekati Mo Jinrong.     

Jinrong mundur selangkah lalu berkata dengan nada dingin.     

"Apakah kita ada hubungan? Aku foto bersamamu hanya bentuk formalitas saja, tidak ada maksud lain. Kalau Nona Qin menjadi salah paham dengan sikapku, aku minta maaf."     

"Jinrong, apakah kamu lupa kita pernah foto mesra bersama? Kenapa kamu tidak mau mengakui hubungan kita, bukankah kita sudah sepakat berpacaran?" Tanya Qin Xue sambil mengerutkan kening.     

Dia sudah memberi tahu keluarganya telah berpacaran dengan Mo Jinrong. Qin Hao juga memintanya untuk menikah dengan Mo Jinrong dalam kurun waktu dua minggu.     

Sekarang Mo Jinrong tidak mengakui hubungan mereka. Qin Xue bingung bagaimana menjelaskan kepada keluarganya.     

"Kamu telah salah paham. Kita hanya sebatas foto bersama. Maafkan aku, kejadian beberapa waktu lalu telah membuatmu salah paham."     

Sikap Mo Jinrong dingin, Qin Xue juga menyadari pandangan mata Mo Jinrong hanya tertuju pada Lan Anran.     

"Apakah kita putus karena perempuan ini?" Kata Qin Xue emosional sambil menunjuk ke Lan Anran.     

"Nona Qin, aku harap sebelum kamu bertindak, lebih baik kamu cari tahu dulu. Apakah kamu tidak tahu siapa perempuan yang berdiri di hadapanmu?"     

Lan Anran tersenyum. Qin Xue perempuan yang polos, usianya baru delapan belas tahun tapi sudah berkeinginan menikah.     

"Siapa kamu? Namamu siapa? Kenapa kamu merayu Jinrong?"     

Qin Xue maju, mengangkat tangannya hendak memukul Lan Anran. Mo Jinrong dari arah belakang menahan pergelangan tangan Qin Xue.     

"Grup Mo bukan tempat di mana kamu bisa sembarangan berulah. Lagi pula siapa yang mengizinkan kamu memukul istriku?"     

"Istrimu?"     

Ekspresi Qin Xue terlihat shock, dia menurunkan tangannya. 'Ternyata perempuan ini adalah istri Mo Jinrong!'     

Dia memang sudah pernah mendengar tentang istri Mo Jinrong, tetapi dia belum pernah bertemu dengan istrinya.     

"Nona Qin, sebelum memukul orang, tanyakan yang jelas dulu. Kamu baru berusia delapan belas tahun, aku mohon jangan pernah berharap bisa merebut suami orang."     

Lan Anran tersenyum sambil berjalan ke samping Mo Jinrong. Lan Anran merangkul lengan suaminya, ketika mereka berdua berdampingan terlihat sangat serasi.     

Qin Xue merasa dipermalukan. Dirinya adalah putri dari Keluarga Qin yang terhormat, siapa yang berani menindasnya?     

Dia bebas melakukan apa saja yang dia inginkan. Tidak ada orang yang melarangnya, juga tidak ada yang berani mempermalukannya.     

Qin Xue tiba-tiba merasa dadanya terasa sakit. Ekspresi wajahnya terlihat kesakitan sambil memegangi dadanya yang sakit. Kemudian dia jatuh berlutut, dan sesak nafas.     

Dadanya terasa seperti ditindih sebuah batu yang besar, mengakibatkan dia susah bernafas.     

Lan Anran melihat ada yang tidak beres, buru-buru dia mendekati Qin Xue dan menuntunnya ke arah sofa, lalu membaringkannya.     

"Dia kenapa?"     

Mo Jinrong juga terlihat panik. Dia seperti melihat kejadian yang sama saat adiknya mendapat serangan jantung di atas pesawat. Dia bahkan terbayang dirinya duduk bersama dengan adiknya di sofa.     

Lan Anran mengeluarkan Ning Xiang yang selalu dia bawa, lalu menyalakannya agar baunya merasuk di dalam darahnya.     

Dia memeriksa denyut nadi Qin Xue dan mengetahui denyut nadinya lemah, sesak nafas bibirnya keringnya pun menjadi keunguan. Kelihatannya Qin Xue mendapat serangan jantung.     

"Dia ada penyakit jantung?" Tanya Lan Anran.     

"Iya, dia pernah operasi jantung." Jawab Mo Jinrong dengan panik.     

Lan Anran mengeluarkan pil abu-abu. Kebetulan masih ada sisa satu butir, dia memasukkan pil ke dalam mulut Qin Xue. Denyut jantungnya mulai stabil kembali, tapi Qin Xue tetap harus diantar ke rumah sakit, karena obatnya hanya untuk meringankan gejalanya bukan menyembuhkan.     

Lan Anran buru-buru menghubungi Ambulan, untuk mengantar Qin Xue ke rumah sakit.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.