Istri Cantik-cantik Ganas

Menawarkan Tanda Tangan



Menawarkan Tanda Tangan

0"Benar, di dunia hiburan ini memang tidak segampang itu, jika hanya mengandalkan kemampuan menyanyi dan menari bisa langsung terkenal, lambat laun akan jatuh. Tidak seperti Yanran. Bagaimana menurutmu, Nona Liu?" Lan Anran tersenyum.     
0

Liu Xixi kesal setengah mati. Sepertinya gadis ini tidak mudah dihadapi. Lan Yanran yang tidak mendengarkan pembicaraan mereka hanya tertawa saja.     

"Kak, bagaimana? Dia perempuan yang lembut seperti yang kubilang, kan?"     

Lan Anran tidak mengatakan apa-apa dan hanya tersenyum. Lan Anran berpikir, 'Adik yang bodoh dan polos.'     

"Anran, apakah dia cantik?" Kata Zhao Xiaolei berbisik.     

"Apa kamu bodoh? Dari mana cantiknya? Apa kamu tidak dengar kata-kata makiannya?" Sun Hui menarik Zhao Xiaolei untuk menegurnya.     

Perbincangan mereka terdengar sampai kuping Liu Xixi, dia berkata sambil tersenyum     

"Bagaimana kalau aku memberi kalian tanda tangan?"     

Sun Hui langsung tertawa mendengarnya. 'Bahkan dia yang menawarkan tanda tangannya sendiri ke orang, dasar aktris tidak tahu malu.'     

"Maaf. Aku barusan teringat sebuah lelucon yang lucu, bukan sedang menertawakanmu. Apakah boleh minta tanda tanganmu?" Sun Hui mengatakan sambil tersenyum.     

Raut wajah Liu Xixi terlihat tidak senang, 'Mereka tidak terlalu cantik, kenapa menertawakanku?'     

Dia tanda tangan sambil menahan malu, seolah-olah dia yang memohon orang menerima tanda tangannya.     

"Maaf, aku masih harus melanjutkan riasan. Aku permisi dulu, Nona Lan." Kata Liu Xixi sambil tersenyum, dalam hatinya sudah merasakan jengkel.     

"Baiklah. Yanran, selesai syuting, kamu langsung pulang ya." Lan Anran mengingatkan adiknya, lalu meninggalkan lokasi syuting.     

Lan Yaxin yang berada di luar merasa jengkel. Dia sudah mengirimkan pesan kepada Lan Yanran, tetapi belum mendapat balasan. Sekarang dia malu karena tidak bisa masuk ke lokasi syuting.     

Dia sudah tidak memiliki teman sama sekali, jadi dia mendekati Lan Yanran agar bisa mendapatkan teman, namun apa yang dia inginkan justru tidak dia dapatkan.     

Dia membaca forum kampus, tidak ada yang berkomentar dirinya cantik.     

"Menjengkelkan! Lan Yanran, tunggu saja pembalasanku!"     

Bel masuk berbunyi, Lan Anran kembali ke kelas.     

Zhao Xiaolei tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, jadi dia merasa senang mendapat tanda tangan Liu Xixi.     

Ini pertama kalinya dia mendapat dua tanda tangan sekaligus, dia merasa sangat bangga.     

Sepulang sekolah, proses syuting sudah berakhir. Lan Yanran kembali ke perusahaan karena masih ada pekerjaan lain.     

...     

Di rumah Keluarga Lan.     

Lan Yaxin masih marah dengan perlakuan Lan Yanran. Zhao Xiumei bertanya saat melihat suasana hati cucunya sedang buruk.     

"Cucuku sayang, apa yang terjadi?"     

"Nenek! Lan Yanran membuatku malu. Sekarang aku tidak punya teman satu pun."     

"Apa yang dia lakukan? Kurang ajar! Jangan cemas, nanti kalau kamu sudah berhasil menikah dengan Mo Jinrong, apa ada yang kamu takutkan lagi?" Zhao Xiumei menenangkannya.     

"Nenek, sore nanti aku tidak ada kelas, ayo kita pergi ke rumah keluarga Mo menemui kakak ipar."     

Lan Yaxin mengusap air matanya, dia sudah tidak sabar menunggu untuk membalas perbuatan Lan Anran.     

Zhao Xiumei berpikir sejenak lalu menyetujuinya. Masalah ini jika dibiarkan terlalu lama, tidak bagus juga.     

"Baiklah! Sekarang kamu bersiap-siaplah, rias wajahmu yang cantik dan pakai baju yang bagus."     

Lan Anran mendengar perbincangan neneknya dan Lan Yaxin dengan jelas. Dia ingin merebut Mo Jinrong. Dia tidak akan bisa melakukannya!     

Saat ingin menutup pintu, dia menemukan benda kecil yang berkilauan.     

Dia langsung menyadari benda itu adalah kamera CCTV. Lan Anran pura-pura tidak tahu. 'Zhao Xiumei, si nenek tua itu ingin mengawasi gerak-gerikku, jangan harap!'     

Dia memindah kamera CCTV ke kamar Xu Yanshan, kamar mereka hampir sama. Asalkan dia memasang di tempat yang agak tersembunyi, mereka tidak akan tahu.     

Malam harinya, Lan Yaxin memakai gaun pink, rambutnya dikepang dan wajahnya dirias, penampilannya menjadi lebih mirip Lan Anran.     

"Putriku, kamu cantik sekali!"     

Xu Yanshan terus memandangi penampilan putrinya, terpukau dengan kecantikan putrinya.     

"Hari ini cucuku secantik ini, apa mungkin Mo Jinrong tidak tergoda?" Zhao Xiumei tersenyum, lalu mereka diam-diam pergi.     

Di rumah Keluarga Mo.     

Nyonya Besar Mo sedang asyik menonton opera. Suasana hatinya hari ini lebih baik dibandingkan sebelumnya, walaupun masih ada sisa kegelisahan dalam hatinya, jadi dia menonton opera dengan perasaan sedih.     

"Nyonya, Tuan Mo sudah terlanjur berbuat, tidak ada gunanya Anda terus bersedih. Sekarang Tuan Muda Jinrong yang memegang hak penuh atas Grup Mo, perusahaan juga berjalan dengan sangat baik, jadi Anda jangan terlalu cemas." Kata Bibi Wu.     

"Eh~ enteng sekali kamu bicara, aku punya dua putra, yang satu sudah mati, yang satunya masuk penjara. Hidupku di masa tua ini sungguh tragis sekali. Entah dosa apa yang aku lakukan di masa lalu, sehingga aku harus membayar dosaku di masa kini." Kata Nyonya Besar Mo dengan sedih.     

Di rumah yang besar dan sepi ini dia hanya tinggal seorang diri, tidak ada anak dan cucunya, bahkan dia tidak punya anjing peliharaan.     

"Nyonya, ada beberapa tamu di luar, mereka mengatakan mereka adalah Keluarga Lan." Seorang pengurus rumah melaporkan.     

"Keluarga Lan? Apakah besanku yang datang? Beberapa waktu lalu mereka mengatakan akan datang tapi belum datang-datang juga. Apakah yang datang orang tua Anran? Suruh mereka masuk."     

Nyonya besar Mo sangat senang berpikir yang datang adalah orang tua Lan Anran. Mereka belum pernah berkunjung kemari, tentu saja harus disambut dengan baik.     

Dia menyuruh pelayannya masak makanan dan kue yang enak lalu membawanya ke gedung teater.     

Zhao Xiumei sangat puas sekaligus senang melihat rumah keluarga Mo sangat besar.     

Dia mengira Nyonya besar Mo senang dengan kedatangan mereka sehingga mempersilahkan mereka masuk.     

"Rumah ini lebih besar dibandingkan rumah lamaku. Baguslah! Suatu saat Yaxin tinggal di rumah ini." Zhao Xiumei senang sekali.     

Mereka tersenyum bahagia saat masuk ke taman sambil memperhatikan sekeliling taman.     

"Villa ini bagus sekali. Di sini hanya ada sedikit orang dan juga sedikit penerangan. Kalau sudah malam apakah tidak menakutkan?" Kata Xu Yanshan sambil memperhatikan sekitar.     

"Bu, nanti jangan bicara seperti itu di depan Nyonya besar Mo, ya?" Lan Yaxin mengingatkan.     

"Baiklah. Nanti ibu diam saja." Xu Yanshan tersenyum.     

Mereka berjalan sampai ke gedung teater. Nyonya besar Mo melihat mereka bertiga dari kejauhan.     

"Kenapa mereka yang datang?"     

Penglihatan Nyonya besar Mo masih bagus, dia tidak suka dengan kedatangan mereka. Dia muak melihat penampilan mereka seperti orang desa yang baru datang ke kota.     

Zhao Xiumei tersenyum bahagia, dia mengira Nyonya besar Mo akan berdiri untuk menyambut mereka.     

"Kelihatannya Nyonya Besar Mo senang dengan kedatangan kita. Kenapa dulu aku tidak merasa demikian?" Kata Zhao Xiumei.     

Nyonya besar Mo duduk sambil minum Teh dengan perasaan tenang.     

"Nyonya, saya neneknya Anran."     

Zhao Xiumei membuka pembicaraan dulu. Dulu saat dia bertemu dengan nyonya besar Mo, dia merasa Nyonya Besar Mo tidak terlalu mempedulikan dirinya, saat itu Zhao Xiumei juga tidak peduli dengan sikapnya.     

"Saya bibinya Anran."     

Xu Yanshan maju untuk bersalaman, namun Nyonya Besar Mo tidak mempedulikannya. Xu Yanshan dengan malu menarik tangannya kembali sambil tersenyum canggung.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.