Istri Cantik-cantik Ganas

Interogasi



Interogasi

0"Nenek, kenapa kamu menyalahkan aku? Jelas-jelas Lan Anran, dia…"     
0

"Kenapa dia? Nenek ingatkan kamu adalah cucu keluarga Mo, tidak sepantasnya kamu di luar bermesraan dengan perempuan lain dan memposting foto kalian di media sosial."     

Neneknya memperingatkannya.     

Biasanya sang nenek tidak pernah menegurnya karena sikap cucunya yang tidak macam-macam. Sejak penyakitnya sembuh, entah kenapa dia berubah drastis.     

Nyonya Besar Mo memutus sambungan telepon, lalu menghela nafas panjang.     

"Nyonya, menurut saya, Tuan Muda Jinrong melakukannya karena ada masalah percintaan dengan Nyonya Muda. Anak zaman sekarang memang seperti itu. Coba Nyonya ingat-ingat, dulu, kapan Tuan Muda Jinrong bersikap seperti sekarang, pasti penyebabnya dia sedang ada masalah dengan Nyonya muda." Bibi Wu membaca situasi.     

Bibi Wu termasuk orang yang membesarkan Mo Jinrong. Dia lebih mengerti sifat Mo Jinrong dibandingkan Nyonya Besar Mo. Selama 30 tahun usia Mo Jinrong, belum pernah Bibi Wu melihat Mo Jinrong mesra dengan perempuan. Ini pertama kalinya dia melihat Mo Jinrong berubah seperti ini.     

Nyonya Besar Mo mengangguk, dia setuju dengan pendapat Bibi Wu.     

Nyonya Besar Mo berdiri dan naik ke lantai atas.     

"Hari ini aku mau menemui anakku yang kurang ajar itu, aku mau bertanya padanya alasan kenapa dia merencanakan pembunuhan?     

...     

Di Penjara Rongcheng     

Mo Changwen sekarang di sel tahanan menunggu vonis hukuman diumumkan, tetapi dia boleh dikunjungi keluarga.     

Nyonya Besar Mo duduk di depan telepon, perasaannya campur aduk. Dia tidak pernah membayangkan akan berhadapan dengan putranya di penjara. Dia mengangkat telepon lalu berbicara dengan Mo Changwen.     

"Aku tidak menyangka kamu sampai tega membunuh orang. Aku memang memperhatikan kamu sejak muda memiliki ambisi yang besar. Aku tidak pernah menegurmu karena menurutku kamu orang jujur. Sekarang aku merasa ini semua salahku."     

Mo Changwen tidak berkata apa-apa. Sampai sekarang dia masih tidak terima.     

"Bu, katakan padaku kenapa ibu lebih sayang kakak? Semua barang yang bagus-bagus ibu berikan kepada kakak, sedangkan aku hanya mendapat sisa milik kakak. Selama bertahun-tahun aku memendam. Tapi kenapa? Setelah kakak mati, aku juga masih tidak berhak memiliki Grup Mo. Meskipun dia mati, aku tetap tidak mendapat apa-apa, ibu justru memberikannya kepada anaknya kakak. Apakah aku ini bukan anakmu?" Kata Mo Changwen mengadu pada sang ibu melalui telepon penjara.     

"Anak bodoh, apakah kamu tidak tahu kakakmu sejak kecil sakit-sakitan? Sejak kecil sudah berapa kali aku memeriksakan kondisinya ke dokter? Sedangkan kamu anak yang sehat. Sejak kecil sampai sekarang, sejak kapan aku memperlakukanmu tidak adil? Jinrong, anak itu kasihan, sejak kecil orang tuanya sudah mati dan tinggal di luar negeri. Saat dia berusia di atas sepuluh tahun baru tinggal bersamaku."     

"Dia menurun bakat berbisnis dari ayahnya. Cobalah pikir, kalau Grup Mo aku serahkan padamu, apakah akan bisa sesukses sekarang?"     

Kedua mata Nyonya besar Mo sembab. Dia teringat masa kecil putra sulungnya. Dia ditinggal mati suaminya lama, jadi dia seorang diri mengurus kedua anaknya. Anak sulungnya sakit-sakitan, sehingga dia lebih memperhatikan anak sulungnya lebih dibandingkan anak bungsunya. Tidak di sangka, dia telah membesarkan seorang penjahat.     

"Ibu sama sekali tidak peduli pada perasaanku. Bagaimana pun juga, seharusnya aku yang meneruskan bisnis Grup Mo. Tetapi ibu tidak pernah memperhitungkan aku. Tidak lama setelah kematian kakak, ibu menjemput Jinrong pulang. Di mata ibu aku ini apa?"     

Mo Jinrong tidak rela. Andaikan bukan gara-gara Lan Anran, rencananya untuk menjadi pemilik Grup Mo akan berhasil.     

"Kenapa kamu membunuh kelima istri Jinrong?"     

Nyonya Besar Mo masih tidak paham kenapa kelima istri Mo Jinrong mati, lalu muncul rumor yang mengatakan Mo Jinrong memberi kutukan bagi istrinya. Apa alasan dibalik semua yang terjadi?     

"Aku sudah tahu sejak lama tentang penyakit Mo Jinrong. Aku membunuh kelima istrinya agar dia tidak memiliki keturunan. Kalau dia memiliki keturunan maka Grup Mo tidak akan menjadi milikku. Awalnya setelah aku membunuh Lan Anran, selanjutnya aku berencana membunuh Mo Jinrong. Aku tidak menyangka rencanaku digagalkan oleh gadis itu."     

Mo Changwen tidak memiliki kenangan apa-apa di ingatannya. Di pikirannya hanya dipenuhi penyesalan.     

"Kamu manusia jahat! Jinrong adalah keponakanmu sendiri, dia juga ingin kamu bunuh? Sia-sia aku membesarkanmu. Satu hal lagi, apakah kamu yang membunuh Ying'er?"     

Setelah berbincang dengan Bibi Wu tentang kejanggalan kematian Ying'er, dia terus memikirkannya dan semakin merasakan memang ada kejanggalan pada kematian cucunya.     

Mo Changwen terdiam sesaat kemudian dia berkata sambil tersenyum.     

"Bu, anak itu sudah lama mati? Kenapa ibu masih mengingatnya. Kalau ibu mencurigaiku membunuhnya, ibu sebutkan apa alasannya aku membunuhnya, mungkin saatnya nantinya aku akan mengakuinya."     

"Kamu benar-benar manusia jahat! Sia-sia aku membesarkan kamu. Mereka yang kamu bunuh adalah kerabatmu. Kenapa kamu tega membunuh mereka. Apakah kamu masih punya hati nurani? Kamu tidak perlu pedulikan aku tapi pikirkan anakmu. Apakah kamu mau anakmu seumur hidupnya menyandang status sebagai anak seorang pembunuh?" Tanya Nyonya Besar Mo.     

"Bu, tolong jangan beritahu Yangyang tentang aku yang masuk penjara. Aku melakukan semua ini demi dia. Aku berharap dia memiliki masa depan yang cerah. Grup Mo seharusnya menjadi miliknya. Apa yang hebat dari Mo Jinrong, sehingga dia merebut jabatan di Grup Mo?"     

Mo Changwen kini mulai mencemaskan kedua putranya. Kalau mereka tahu ayah mereka masuk penjara, mereka akan direndahkan orang lain sebagai anak seorang pembunuh. Dia tidak ingin menjadi penghalang masa depan kedua putranya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.