Istri Cantik-cantik Ganas

Rencana Penangkapan



Rencana Penangkapan

0"Pergi, pergi! Tukang ikut campur, cepat pulang sana." Xu Shan mengusirnya.     
0

...     

Keesokan malamnya di saat semua orang sudah tidur, Lan Anran pergi ke Kota Hantu untuk menangkap Xiang Tian.     

"Bos, apakah Bos yakin Xiang Tian akan datang malam ini? Beberapa hari ini dia terlihat hati-hati."     

Si gendut berjongkok di pojokan, akhir-akhir ini dia terus mengawasi Xiang Tian. Sejak kejadian yang menimpa Lan Anran, Xiang Tian tidak muncul.     

"Aku juga tidak tahu. Kita lihat saja sebentar lagi."     

Lan Anran bersembunyi di samping sambil berbisik. Sebenarnya dia juga tidak yakin Xiang Tian akan datang malam ini, dia berusaha meyakinkan diri bahwa Xiang Tian akan datang malam ini.     

Tiba-tiba ponsel Lan Anran berbunyi.     

[Kakak, kenapa kamu keluar malam-malam, itu tidak aman. Aku akan menunggumu sampai pulang.]     

Lan Yaxin yang mengirimkan pesan. Lan Anran kesal membaca kalimat ancaman Lan Yaxin, sungguh merepotkan.     

Lan Yaxin sekeluarga menumpang di rumahnya. Dia tidak mau menjelaskan aksinya malam ini kepadanya.     

"Bos kenapa?" Si gendut merasa ada yang tidak beres saat melihat Lan Anran mengerutkan kening.     

"Si kurus, lihat ke kamera!"     

Lan Anran mengambil ponsel lalu berfoto bersama si kurus, lalu mengunggahnya di halaman Moment di WeChat.     

"Bos, kenapa Bos tidak foto bersamaku?"     

Si gendut cemberut, jelas-jelas tampangnya lumayan posisinya pun tepat di samping Bos, kenapa si Bos tidak mau berfoto bersamanya?     

"Kamu kira wajahmu tampan? Kamu lebih mirip melon." Kata si kurus mengejeknya.     

"Bukan. Kamu terlalu tinggi, takutnya ada orang yang mengenalimu."     

Lan Anran menjelaskan. Lalu dia melihat ke Kota Hantu, dia menyadari ada sebuah mobil hitam masuk. Semua orang yang datang biasanya semuanya memakai topeng. Ada orang yang bisa datang ke sini dengan mobil, itu artinya orang itu pengunjung yang sering datang ke sini dan memiliki kekuasaan tinggi.     

"Cepat! Catat Plat nomor mobilnya lalu selidiki. Si gendut, kamu hadang dari pintu, si kurus, kamu perintahkan beberapa orang mengepung dari dua sisi, Zhao Ming, kamu yang bagian monitor!"     

Lan Anran menginstruksikan bawahannya sampai jelas. Mobil itu masuk ke wilayah Kota Hantu, Lan Anran bersiap-siap untuk maju.     

Orang yang berada di dalam mobil masih tidak sadar dengan apa yang akan terjadi, Mo San masih tertidur di dalam mobil.     

"Sudah sampai."     

Mo Jinrong berkata dengan pelan, lalu turun dari mobil. Mo Jinrong melihat Mo San masih tertidur, dia lalu menendangnya.     

Mo San pun segera mengusap air liurnya, lalu turun dari mobil mengikuti sang Tuan Muda.     

"Tuan Muda, kali ini kita menjual obat lebih awal, Nona Lan seharusnya tidak mengetahui informasi ini, karena aku mengunggah informasi bahwa kita akan menjual obat besok. Hari ini kita aman."     

"Jangan lengah dulu. Kita tetap harus siaga."     

Mo Jinrong membawa beberapa bawahan untuk mengikutinya ke tempat biasanya. Saat ia menjual obat, Lan Anran diam-diam mendekati kerumunan pembeli.     

"Tuan Muda, pembelinya semakin lama semakin banyak, sepertinya berita tentang kita sudah tersebar luas di antara mereka."     

Mo San tersenyum melihat kerumunan pembeli yang sedang antri panjang.     

"Iya, ayo percepat penjualannya."     

Mo Jinrong melihat kerumunan pembeli dengan perasaan bersyukur, dia tidak mengecewakan adiknya yang telah tiada.     

Tiba-tiba!     

Lan Anran yang berdiri di barisan paling depan, langsung menyergap lengan Mo San dan membuka topengnya!     

"Kamu…"     

Mo Jinrong merasa ada yang tidak beres, dia langsung membuka pintu mobil, menarik Mo San naik ke mobil bersamanya.     

Lan Anran terus memegangi kancing baju Mo San!     

"Berhenti!" Lan Anran mengejar sambil berteriak.     

Mobil hitam itu melaju kencang di kegelapan malam, meninggalkan sekumpulan obat, tetapi Lan Anran tidak peduli obatnya, yang dia inginkan adalah menangkap Xiang Tian!     

"Kurang ajar!"      

Mo Jinrong mengendarai mobilnya dengan kencang keluar dari wilayah Kota Hantu. Si gendut dan di kurus pisah arah untuk mengejarnya.     

"Tuan Muda, hati-hati di depan!"     

Mo San berteriak panik, melihat ada seseorang yang muncul di depan mobil mereka. Mo Jinrong buru-buru putar arah. Mobil berputar, melaju menuju daerah perkotaan.     

Si kurus sudah menyebarkan paku payung di jalan yang dilalui Mo Jinrong, semua paku itu menempel di ban mobilnya.     

"Bagaimana? Apakah kalian berhasil menangkapnya?"     

Lan Anran berlari menghampiri mereka dengan nafas terengah-engah.     

"Tidak berhasil, tetapi ban mobilnya sudah tertancap beberapa paku payung, mereka tidak akan bisa melarikan diri jauh, sekarang mereka menuju ke daerah perkotaan."     

Si kurus menjawab, kemudian dia berteriak panik, melihat dari punggung Lan Anran keluar darah.     

"Bos, kamu terluka, kenapa di punggungmu keluar banyak darah?"     

Lan Anran juga tidak sadar kalau si kurus tidak memberi tahu. Mungkin lukanya berdarah lagi gara-gara tadi dia menahan Xiang Tian. Sekarang dia merasakan sakit.     

"Aku baik-baik saja. Sekarang kalian cek ke arah jalan perkotaan, mereka tidak akan bisa melarikan diri jauh!"     

Lan Anran naik ke mobil tanpa peduli luka di punggungnya. Dia tidak ingin melewatkan kesempatan menangkap Xiang Tian.     

Mo Jinrong bingung mobilnya tiba-tiba mogok. "Apa yang terjadi?"      

Mo San turun dari mobil untuk memeriksa mobil. "Tuan Muda, ban kita sengaja digembosi orang. Sebentar lagi mereka pasti menyusul kemari."     

Mo San melihat keempat ban telah gembos. Dia mengerutkan kening, tidak tahu harus berbuat apa.     

"Ayo naik! Suruh pengawal segera menjemput kita, sementara kita usahakan melarikan diri sejauh mungkin!"     

Mo Jinrong starter mobil, dia menginjak gas, dan terus menjalankan mobil, sampai mobil ini mogok total.     

"Tuan Muda, orang yang tadi berusaha menangkap kita adalah Nona Lan, kan? Kenapa dia sangat ingin menangkap kita. Padahal aku sudah mengunggah informasi bahwa kita menjual obat besok, kenapa dia bisa mengetahui kita menjual obat hari ini?"     

Mo San melihat kancing manset di lengan bajunya sambil merasa ketakutan mengingat kejadian yang tadi terjadi.     

'Lan Anran sungguh gadis yang cerdas, bahkan Tuan Muda tidak berkutik dibuatnya.'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.