Istri Cantik-cantik Ganas

Sengaja?



Sengaja?

0"Apa yang kusembunyikan?"     
0

Lan Anran menatap adiknya dengan panik. 'Apakah Yanran mengetahui sesuatu?'     

"Kamu adalah Superwoman!     

Lan Anran langsung merasa lega mendengar jawabannya.     

"Superwoman apanya, jangan berkhayal terlalu tinggi. Cepat tidur sana, kantong matamu besar sekali!"     

Lan Anran mendorong Lan Yanran keluar dari kamar, lalu dia mengunci kamar kemudian menyalakan komputer.     

[Malam ini kita harus menangkap Xiang Tian, jangan biarkan dia lari!]     

[Bos, dia menjual obat asli. Apakah kita sungguhan mau menangkapnya?] Tanya si gendut.     

Dibandingkan dengan obat lain yang harganya setinggi langit, Xiang Tian justru menjual obat domestik dengan harga hanya sepuluh yuan. Perbuatannya bisa dikatakan sangat mulia.     

[Justru karena dia menjual obat asli, kita harus menangkapnya! Aku mau bertanya padanya apa tujuannya menjual obat asli, biasanya pengusaha menjual produk untuk mengejar keuntungan, mereka tidak akan mau menjual produk tanpa keuntungan.]     

Lan Anran penasaran, dia tidak menduga masih ada orang yang melakukan perbuatan mulia tanpa memikirkan keuntungan pribadi.     

[Baik, Bos. Aku akan menyuruh orang berjaga-jaga di pintu masuk Kota Hantu. Kendalanya adalah kami tidak tahu bagaimana rupa Xiang Tian, bagaimana cara kami menangkapnya?] Tanya si gendut.     

Semua orang di Kota Hantu memakai topeng, tidak ada yang mengenali satu sama lain. Jika mereka sembarangan menangkap, justru akan memancing kegaduhan.     

[Nanti dengarkan perintah dariku.]     

Lan Anran mematikan komputer lalu turun ke bawah. Di lantai bawah, Lan Yaxin memegang sapu sambil menatap Zhao Xiumei.     

"Nenek, apakah kita sungguh rela diperlakukan seperti ini?"     

Zhao Xiumei hanya diam. Sekarang dia tidak punya uang sepeser pun, terpaksa harus menuruti permintaan cucunya. Zhao Xiumei duduk di sofa, menonton televisi sambil menganggukkan kepala.     

Lan Yaxin terpaksa menyapu dengan asal-asalan.     

"Bibi, adik sudah menyapu. Bibi juga tidak boleh hanya menontonnya saja. Kalau tidak, uang sewa rumah ini…"     

Làn Anran melihat ke lantai bawah, Xu Yanshan sedang bersantai di sofa. Dia tidak mau membiarkan melihat mereka bersantai.     

Xu Yanshan membuang biji semangka, lalu berdiri sambil meluapkan emosinya.     

"Belum pernah aku menemui ada orang yang harus membayar uang sewa saat menumpang di rumah kerabatnya. Apakah adik dan adik ipar tidak keterlaluan?"     

"Kalau hanya nenek seorang diri yang tinggal di sini, aku tidak masalah. Tetapi kalian berdua juga ingin tinggal di sini. Nenek wajar tidak bisa bersih-bersih rumah karena usianya yang sudah tua, tetapi kalian masih muda, tidak mau bekerja dan tidak mau membayar biaya sewa, apakah kalian ingin tinggal di sini dengan cuma-cuma? Kalau kalian keberatan bersih-bersih, silakan kalian pindah dari rumahku."     

Lan Anran berdiri di samping mengulurkan tangan mengambil gelas berisi air. Dia sengaja menjatuhkan gelas, "Pranggg!" Gelas itu jatuh dan pecah di lantai.     

"Aduh, aku tidak sengaja menjatuhkan gelas. Bibi, Yaxin, tolong sapu pecahan gelas di lantai ini ya."     

"Kamu! Kamu sengaja ya!"     

Lan Yaxin dibuat kesal setengah mati. Belum pernah dia disuruh-suruh seperti ini, jelas-jelas Lan Anran sengaja.     

"Sebelum aku pulang, tolong Bibi dan Yaxin menyapu lantai sampai bersih. Yanran ada di lantai atas, kalian jangan berniat macam-macam. Sertifikat rumah ini sekarang berada di tanganku. Kalau kalian menginginkan sertifikat rumah ini, kalian bisa langsung mencariku, tidak perlu sembunyi-sembunyi seperti pencuri. Kalian di sini hanya menumpang, jangan harap bisa mencuri barang-barang di sini."     

Lan Anran memberi peringatan agar mereka tidak berani mengincar sertifikat rumah orang tuanya lagi.     

Zhao Xiumei tertegun, 'Bagaimana Lan Anran tahu aku mengincar sertifikat rumah ini?'     

"Apa maksudmu? Kamu menuduh kami mencuri? Kami… kapan kami ingin mencuri sertifikat rumah? Kami hanya ingin melihat-lihat kamar adik." Ekspresi wajah Xu Yanshan memucat karena panik.     

"Bibi kalau tertarik dengan kamar ayah dan ibu, lebih baik Bibi pulang dan buat kamar yang mirip dengan kamar mereka. Buat apa Bibi memilih menderita tinggal di sini."     

Lan Anran naik ke lantai atas mengganti pakaian, dia teringat perlu mengunjungi gurunya dan membeli beberapa hadiah untuk gurunya.     

Mo Jinrong mengirimkan pesan saat Lan Anran baru selesai ganti pakaian.     

[Kapan kamu mengobatiku lagi?]     

[Kamu sakit lagi?]     

Lan Anran panik, apakah pengobatannya yang dia lakukan sebelumnya masih belum bisa menyembuhkannya?     

[Bukan. Aku hanya ingin memperkuat tubuhku.]     

Sebenarnya Mo Jinrong ingin mencari tahu beberapa petunjuk keberadaan 'nol', itulah kenapa dia ingin mengundangnya datang.     

"Tidak perlu. 'Nol' berkata kamu sudah sembuh, tidak perlu melakukan pengobatan lagi."     

Apakah dia mengira Lan Anran tidak paham maksud terselubung Mo Jinrong?     

'Nol' tidak bersedia bekerja untuk siapa pun.     

"Kata 'nol' jangan lupa mengirimkan uang kepadanya."     

Lan Anran tidak melupakan menagih bayaran pengobatan, yang membuatnya bersedia mengobati Mo Jinrong.     

"Dulu kamu menggoda pria yang satu dengan gaun anggun, sekarang kamu menggoda pria yang lain lagi. Kenapa keluarga Lan memiliki cucu yang yang tidak bermoral sepertimu? Aku akan laporkan perbuatanmu ini kepada Tingyun."     

Zhao Xiumei melihat Lan Anran sudah mengganti pakaiannya, lalu keluar tanpa berpamitan.     

Lan Anran membeli Kue Persik, Daging Angsa Panggang, dan satu kendi anggur, kemudian naik gunung menemui gurunya.     

"Guru, aku datang mengunjungimu."     

Lan Anran meletakkan oleh-oleh di atas meja, dia memperhatikan sekeliling tidak ada orang.     

Lan Anran menunggu di halaman untuk beberapa saat, kemudian dia melihat Xu Shan datang sambil memanggul keranjang.     

Xu Shan terkejut melihat kedatangan Lan Anran, dia menangis mulutnya pun bergetar.     

"Kamu anak yang jahat. Kehidupan kota yang gemerlap dan serba mewah membuat kamu melupakan gurumu ini."     

Xu Shan menggerutu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.