Istri Cantik-cantik Ganas

Rencana Jahat



Rencana Jahat

0Uang yang mereka bertiga kumpulkan tidak tersisa satu sen pun, tetapi mereka sudah makan dengan puas.     
0

Setelah perut kenyang, Xu Yanshan memperhatikan rumah yang besar ini, menurutnya rumah ini lebih bagus dibandingkan rumahnya. Andaikan dia punya rumah sebesar ini, meskipun Lan Tingyi dipenjara, tidak masalah dia dan putrinya tinggal berdua saja.     

Xu Yanshan berkhayal sambil berkata, "Bu, sementara waktu saat Tingyi di penjara dan kita harus tinggal di rumah adik, aku merasa rumah adik lebih besar dibandingkan rumah kami."     

Zhao Xiumei menoleh ke Xu Yanshan sambil memperhatikan rumah ini. Apa yang dikatakan menantunya benar. Rumah ini lebih besar dibandingkan rumah Tingyi, rumah ini kurang lebih sama besarnya dengan rumahnya dulu, sayangnya rumahnya telah dijual, padahal dia lebih suka tinggal di rumah sendiri daripada menumpang di rumah orang lain.     

"Kamu benar. Kebetulan tidak ada orang, ayo kita cari sertifikat rumah Tingyun."     

Zhao Xiumei dan Xu Yanshan mengendap-endap naik ke atas, Lan Yaxin berjaga-jaga di lantai bawah.     

Mereka berdua di dalam kamar sudah mencari di seluruh ruangan, tetapi tetap tidak menemukan sertifikat rumah Lan Tingyun.     

"Bu, menurut Ibu, di mana mereka menyimpan sertifikat rumah ini?"     

Xu Yanshan menggaruk-garuk kepala, dia sudah mencari seluruh ruangan, tetap saja belum menemukannya.     

"Aku juga tidak tahu. Tingyun tidak terlihat seperti orang yang berhati-hati. Kenapa dia menyimpan barang di tempat tersembunyi."     

Tiba-tiba terdengar suara Lan Yaxin di lantai bawah.     

"Yanran, kamu sudah pulang?"     

Lan Yanran mendapat banyak sorotan gara-gara kejadian yang menimpa kakaknya. Banyak kegiatan yang harus dia datangi. Hari ini juga waktu kosongnya sedikit.     

"Buat apa kamu berteriak? Aku tidak tuli."     

Lan Yanran melihat rumahnya sepi, suara Lan Yaxin bergema. Saat Lan Yanran mau bicara lagi, Zhao Xiumei dan Xu Yanshan turun dari lantai atas.     

"Yanran, kenapa kamu sudah pulang?"     

Lan Yanran curiga saat melihat senyuman Xu Yanshan. Ia melihat mereka berdua keluar dari kamar orang tuanya. Dia curiga mereka pasti sedang merencanakan sesuatu yang jahat!     

"Kebetulan hari ini aku ada waktu kosong. Kakak pergi ke mana?"     

Lan Yanran memperhatikan sekeliling dan tidak melihat kakaknya.     

"Anran pergi ke keluarga Mo. Kamu pasti belum makan. Aku… aku akan buatkan makan siang untukmu." Kata Zhao Xiumei panik. Dia mengambil sisa Abalone lalu membawanya ke dapur.     

"Tidak perlu. Aku sudah makan."     

Lan Yanran naik ke atas kemudian mengunci diri di kamar.     

Xu Yanshan cemberut.     

'Menjadi artis sudah sombong? Apa hebatnya?'     

"Bu, sekarang kita tidak punya uang. Lan Yanran sekarang sudah menjadi artis, netizen pasti menginginkan berita tentangnya dan barang-barangnya. Bagaimana kalau kita mencari uang dengan menjual barang-barangnya dengan harga tinggi?"     

Lan Yaxin dan Xu Yanshan sangat setuju dengan ide ini. 'Dia akan menjadi pohon uang kita. Kita pasti akan menghasilkan banyak uang!'     

Zhao Xiumei masih memikirkan di mana anaknya menyimpan sertifikat rumah. Dia ingin segera menemukan sertifikat rumah ini, rumah ini harus menjadi miliknya!     

...     

Di Keluarga Mo.     

Selesai makan siang, Nyonya Besar Mo ingin pergi tidur, Lan Anran pun berencana pulang.     

"Jinrong, kamu antar Anran pulang ya. Sering-seringlah mengunjungi nenek, nenek bosan hanya seorang diri." Kata Nyonya Besar Mo.     

"Nenek, aku akan sering-sering menemanimu mengobrol." Kata Lan Anran.     

Di kehidupan sebelumnya, dia jarang menemani sang nenek dan jarang mengutarakan perasaan sayangnya. Di kehidupan kali ini, dia ingin membayar kesalahannya dulu.     

Mo Jinrong mengantar Lan Anran sampai di depan pintu.     

"Jinrong, ada satu hal yang ingin kutanyakan padamu." Lan Anran ingin menanyakan hal yang mengganggu pikirannya.     

"Tanyakan saja." Mo Jinrong menghentikan langkahnya dan memasang ekspresi dingin.     

"Apakah kamu mengenal Xiang Tian?"     

Lan Anran ingin mengetahui reaksi Mo Jinrong. Saat dia menghilang, Xiang Tian juga tidak tercium lagi jejaknya. Selain itu, Xiang Tian juga tidak muncul saat penjualan obat. Dia sudah berusaha menyelidikinya, namun belum membuahkan hasil.     

Mo Jinrong tertegun sesaat, lalu dia menggelengkan kepalanya.     

"Aku pernah mendengar tentangnya, dia orang yang misterius dan susah ditelusuri jejaknya. Kenapa kamu tertarik mencarinya?"     

"Tidak, aku hanya penasaran. Aku suka mencari hal-hal yang misterius." Lan Anran berkata sambil memeluk pinggang Mo Jinrong dengan erat.     

Mo Jinrong terkejut tetapi tidak menolak. Dia berbisik di telinga Lan Anran.     

"Jika kamu terlalu penasaran akan berbahaya untukmu. Inisiatifmu sangat tinggi, apakah kamu tidak takut disakiti orang?"     

Mo Jinrong berbisik dengan lembut di telinga Lan Anran, sambil memeluk pinggangnya.     

"Apa yang kamu lakukan?" Lan Anran terkejut hingga melotot. Mereka ada di depan pintu gerbang yang di mana-mana ada CCTV.     

"Kamu duluan yang merayuku. Aku hanya meniru apa yang kamu lakukan. Bukankah ini hal misterius yang kamu maksud?"     

Sebenarnya Mo Jinrong sedang memperingatkan Lan Anran agar dia tidak terlalu ikut campur urusan yang bukan menjadi urusannya.     

Lan Anran tidak menangkap maksud Mo Jinrong, dia hanya merasa Mo Jinrong mempermainkan dirinya. Lan Anran melepaskan pelukannya lalu mundur selangkah.     

"Kita berada di luar, aku tidak menyangka suamiku suka menggodaku? Kalau nanti ada orang yang memotret kita bermesraan, aku takut nantinya akan merusak citra Grup Mo."     

Lan Anran melontarkan kalimat yang sering diucapkan Mo Jinrong kepadanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.