Istri Cantik-cantik Ganas

Pengakuan Cinta



Pengakuan Cinta

0Keesokan harinya adalah akhir pekan. Lan Anran tidak ada kelas di akhir pekan. Dia bersiap-siap pergi ke rumah Keluarga Mo. Gara-gara kejadian yang menimpa dirinya, Nyonya Besar Mo khawatir dan merasa bersalah, apalagi Mo Jinrong belum menjelaskan kejadian pada saat itu, sehingga hari ini dia harus pergi ke sana menjenguk neneknya.     
0

Pagi ini Li Yueru berhalangan menemani Lan Anran pergi ke rumah Keluarga Mo, karena rumah sakit hari ini beroperasi kembali. Lan Anran meyakinkan ibunya bahwa nanti juga ada Mo Jinrong yang menemaninya, sehingga Li Yueru bisa bekerja kembali dengan perasaan tenang.     

Lan Yaxin pagi-pagi sudah bangun, membersihkan rumah dan pergi ke restoran sebelah rumah, membeli beberapa Bakpao dan Cakue untuk sarapan pagi. Dia meletakkan Bakpao dan Cakue yang sudah dia beli ke atas meja.     

"Kakak, ayo makan. Paman dan bibi sudah berangkat ke rumah sakit, hari ini pembukaan rumah sakit, sehingga mereka pagi-pagi sudah berangkat."     

Lan Yaxin membawa Bakpao dan Cakue ke depan kamar Lan Anran.     

Tetapi menunggu agak lama, tidak terdengar tanggapan dari Lan Anran. Kakinya terasa pegal berdiri di depan pintu sambil membawa sarapan Lan Anran. Dia mengetuk sekali lagi, mengira Lan Anran tidak mendengar.     

Tetap tidak terdengar suara dari dalam kamar. Lan Yaxin hanya bisa menunggu di luar.     

Pada saat yang sama, kebetulan Zhao Xiumei keluar kamar, melihat cucu kesayangannya direndahkan, otomatis emosinya meledak.     

"Lan Anran, kamu tuli ya? Yaxin sudah menunggu di luar sambil membawakan sarapan untukmu sambil berteriak-teriak memanggilmu. Apakah kamu tidak dengar?"     

Zhao Xiumei memukul pintu dengan keras, Lan Yaxin tertunduk sedih, dan meneteskan air mata. Pintu kamar Lan Anran akhirnya dibuka.     

Hari ini Lan Anran memakai gaun biru putih, serasi dengan sepasang sepatu hak warna putih, dan tas Channel, rambut hitam panjang sebahu, kedua matanya menggambarkan dia seorang gadis yang gesit.     

Lan Anran tersenyum sinis.     

"Merepotkan adik saja. Apakah di dalam makanan ini ada racunnya?"     

"Kakak, apakah masih marah padaku? Bagaimana mungkin aku memberi racun pada makanan kakak? Kalau kakak tidak percaya, aku saja yang makan sebagai bukti aku tidak memberi racun."     

Lan Yaxin dengan ekspresi tertekan mengambil bakpao dan memakannya sambil berlinang air mata.     

"Kurang ajar. Dia adik sepupumu, apakah sampai tega meracunimu? Dia berbaik hati menyiapkan sarapan untukmu, tetapi kamu berprasangka buruk padanya. Kamu berdandan seperti ini, apakah untuk menggoda pria?"      

Zhao Xiumei membela Lan Yaxin.     

"Meskipun dia sudah mencicipinya, aku tetap tidak mau makan Bakpao dan Cakue ini, karena aku tidak menyukai sarapan yang dia siapkan. Lain kali jangan berani mengetuk pintu kamarku lagi. Seorang pelayan tidak boleh sembarangan mengetuk pintu majikannya. Aku mau pergi ke rumah keluarga Mo, malam baru pulang, jadi sebelum aku datang, tolong siapkan makan malam. Ayah dan ibu ketika pulang nanti pasti lelah, aku minta tolong kalian bantu ya."     

Lan Anran mendorong Lan Yaxin, kemudian turun ke bawah.     

Lan Yaxin ingin rasanya mendorong Lan Anran jatuh dari tangga. Dia merasa tidak terima Lan Anran memperlakukan dia seperti pelayan.     

"Nenek, walaupun kami menumpang tinggal di rumah paman, tapi aku dan ibu bukan pelayan. Kenapa dia memperlakukan kami seperti pelayan?"     

Lan Yaxin menangis, air matanya menetes ke dalam Bubur yang dia bawa.     

"Sayang, jangan dengarkan dia, kita bukan pelayan. Buat apa kita melayani mereka?"     

Zhao Xiumei merasa sakit hatinya saat melihat cucunya, dia menepuk punggung Lan Yaxin untuk menenangkannya.     

...     

Di rumah Keluarga Mo.     

Lan Anran pergi ke Keluarga Mo naik Taksi.     

Kebetulan Mo Jinrong juga baru sampai. Saat dia melihat Lan Anran, dia tidak bisa menahan dirinya untuk menghampiri Lan Anran dan memeluknya. Kemarin dia masih menahan dirinya demi menjaga sikap di depan orang.     

"Jinrong, kamu…."     

Lan Anran terkejut, sejak kapan Mo Jinrong berubah sikapnya?     

Di kehidupan sebelumnya dia melarang Mo Jinrong menyentuhnya, Mo Jinrong juga tidak pernah melanggar aturan yang sudah dia buat. Kenapa sekarang Mo Jinrong berubah?     

"Diamlah!" Kata Mo Jinrong sambil memeluk Lan Anran sangat erat.     

Mereka berdua berpelukan hampir sepuluh menit, baru kemudian Mo Jinrong melepas pelukannya.     

"Kamu baik-baik saja kan?"      

Mo Jinrong memeriksa kondisi Lan Anran dengan cermat, dan menemukan ada bekas luka di wajahnya. Biasanya kulit Lan Anran mulus, sekarang gara-gara dirinya, dia terluka dan hampir kehilangan nyawanya. Dia merasa bersalah. Bagaimana pun juga Lan Anran adalah istrinya.     

"Aku baik-baik saja. Bukankah aku berdiri di depanmu dalam kondisi sehat? Kamu terlihat begitu panik, apakah kamu mencemaskanku?"     

Lan Anran berpura-pura bersikap santai sambil tersenyum lebar.     

"Iya, aku mencemaskanmu. Sejak kamu menghilang, aku baru menyadari kamu begitu berarti bagiku. Kelihatannya aku mulai jatuh cinta padamu."     

Lan Anran terkejut sekaligus senang mendengar pengakuan cinta Mo Jinrong.     

Di kehidupan sebelumnya, sikap Mo Jinrong dingin. Meskipun pria itu peduli padanya tetapi tidak terlihat dari luar, sehingga dia tidak pernah tahu bahwa sebenarnya Mo Jinrong peduli padanya.     

Pengakuan cinta Mo Jinrong membuat Lan Anran terkejut, tetapi dia juga tersenyum bahagia, dia merasa senang dengan pengakuan Mo Jinrong.     

"Sepertinya penyakitmu sudah sembuh. Aku juga menyukaimu."     

Lan Anran menggandeng tangan Mo Jinrong masuk ke dalam.     

Nyonya Besar Mo melihat apa yang terjadi, dia sangat senang. Dia merasakan ada perubahan pada cucunya, kelihatannya dia memang tulus menyukai Lan Anran.     

"Nyonya, Tuan Muda Jinrong memang sudah sembuh. Saya senang melihat perubahan Tuan Muda."     

Bibi Wu berdiri di samping majikannya, dia tertawa bahagia melihat sepasang sejoli dari atas.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.