Istri Cantik-cantik Ganas

Dia Bukan Pria Kuat?



Dia Bukan Pria Kuat?

0Kedua temannya iri membayangkan kehidupan Lan Anran sebagai menantu keluarga kaya raya pasti mewah, setiap hari makan masakan-masakan yang mahal, kehidupan Lan Anran pasti bahagia.     
0

"Anran, apakah kamu sudah melakukan "itu" dengan Mo Jinrong?"     

Sun Hui bertanya karena penasaran. Kemarin dia melihat tampang Mo Jinrong tua dan jelek, tidak setampan pelayan yang ada di sampingnya, sedangkan Lan Anran merupakan gadis yang cantik. Gadis secantik Lan Anran bersanding dengan pria sejelek Mo Jinrong, memikirkan hal ini membuatnya melontarkan pertanyaan spontan.     

Wajah Lan Anran memerah sampai ke telinga. Lan Anran bingung bagaimana menjawabnya.     

"Sun Hui, kamu…." Zhao Xiaolei ikut-ikutan memerah wajahnya saat terbayang pertanyaan Sun Hui.     

Zhao Xiaolei menoleh ke Lan Anran yang sudah tidak memerah lagi. Lan Anran pun menjawab. "Belum."     

Kedua temannya terkejut. Sudah menikah tapi belum melakukan "itu", apakah Mo Jinrong pria normal?     

Sun Hui sudah mengerti sekarang. Dia juga merasa Mo Jinrong jelek dan tua. Dengan kondisinya yang tua, tubuhnya pasti sudah tidak kuat lagi. Lagipula kasihan juga gadis secantik Lan Anran suatu saat menjadi janda seumur hidupnya. Jawaban ini membuat Sun Hui tidak merasa iri lagi dengan Lan Anran.     

"Ayahku memiliki banyak teman dokter. Kalau kamu mau, aku bisa merekomendasikan mereka. Mo Jinrong bisa berobat dengan mereka. Mereka semua dokter lulusan luar negeri, mereka cukup handal mengatasi masalah Mo Jinrong."     

"Jangan berpikir yang aneh-aneh. Sebentar lagi kelas dimulai, jangan berisik."     

Sesaat kemudian bel berbunyi dan pelajaran pun di mulai. Kelas ini membahas tentang identifikasi tanaman, kelas yang membosankan. Lan Anran pikirannya melayang. Dia sedang memikirkan apa yang akan dikatakan Mo Jinrong hari ini saat bertemu dengannya.     

Empat puluh menit kemudian, kelas jam pertama telah usai. Lan Anran dan Zhao Xiaolei pergi ke kamar mandi, kebetulan bertemu dengan Lan Yaxin di pintu masuk kamar mandi.     

Awalnya Lan Anran tidak ingin mempedulikannya, justru Zhao Xiaolei yang maju mengejeknya. Lan Yaxin adalah orang yang menyebarkan berita kematian Lan Anran di kampus. Sekarang Anran pulang dengan selamat, tapi dia masih ingin memberi pelajaran kepada Lan Yaxin.     

"Bukankah kamu Lan Yaxin? Kenapa kamu seorang diri berdiri di sini? Sejak kedua kaki tanganmu pindah ke kelas, kamu sudah tidak punya teman lagi. Gadis sepertimu yang mengkhianati teman dan memberikan bukti palsu mencelakai saudara sepupu sendiri, tidak pantas memiliki teman." Kata Lan Yaxin melontarkan perkataan-perkataan pedas.     

Lan Yaxin menangis mendengar perkataan Zhao Xiaolei, tangisannya membuat orang tidak tega mendengarnya.     

"Kenapa… kenapa kamu menangis?"     

Zhao Xiaolei paling tidak bisa melihat orang menangis, apalagi kalau ada seorang gadis lemah menangis di depannya, serasa dirinya yang menjahati dia.     

Lan Yaxin menangis sesenggukan sampai terbatuk-batuk.     

"Kak, maafkan aku. Aku benar-benar tidak sengaja. Aku salah mengingat baju itu. Upacara kematian itu juga bukan aku yang mengadakannya. Aku hanya membantu orang tuaku. Kak, aku benar-benar tidak sengaja.     

Zhao Xiaolei tidak tahan mendengar pembelaan Lan Yaxin. Dia maju sambil marah.     

"Apakah benar kamu tidak sengaja? Coba ingat-ingat lagi, kamu saat itu menyebarkan berita kematian Lan Anran melalui unggahan internet. Setiap kalimat yang kamu tulis mengandung kebahagiaan sepupumu mati. Apakah kamu mengira aku tidak bisa melihatnya? Apakah sekarang kamu tidak suka Lan Anran ternyata masih hidup?"     

Lan Yaxin memang merasa tidak senang, padahal dia sudah merencanakan semuanya, ujung-ujungnya Lan Anran masih hidup.     

"Bukan. Aku mengunggah kalimat berdukacita karena aku sempat mengira kakak sudah mati. Nanti aku akan menghapus unggahanku itu. Kakak, apakah kamu mau memaafkan aku?"     

Lan Anran tersenyum. Di kehidupan yang sebelumnya, adik sepupunya menggunakan cara sama yaitu dengan tangisan untuk membohonginya. Sekarang dia tidak mau tertipu lagi.     

"Tentu saja aku memaafkanmu. Sekarang kita tinggal dalam satu atap dan akan setiap hari bertemu, jadi kamu tidak perlu merasa sungkan, anggap saja rumahku sebagai rumahmu sendiri. Orang tuaku sibuk, tidak punya waktu membersihkan rumah yang sebesar itu, aku minta tolong kamu dan bibi yang membersihkannya, sebagai ganti uang sewa kalian."     

Saat mendengar tentang mengurus rumah, raut wajah Lan Yaxin berubah. Tadi pagi dia diam-diam pergi ke kampus, urusan membersihkan rumah belum dia lakukan. Apalagi ibunya yang tidak pernah melakukan pekerjaan ini sebelumnya, biasanya ayahnya yang membersihkan rumah. Tadi saat dia pergi, ibunya juga masih tidur.     

"Lan Yaxin, bekerjalah yang rajin, kalau tidak, kamu tidak dapat makan." Zhao Xiaolei tertawa mengejek.     

Zhao Xiaolei dan Lan Anran masuk ke kelas sambil bergandengan tangan. Lan Yaxin semakin membenci Lan Anran dan terus memakinya dalam hati.     

'Kurang ajar! Lan Anran, kenapa kamu tidak mati saja? Kenapa kamu masih hidup dan merebut semua milikku?'     

"Tidak ada gunanya kamu menggerutu dalam hati. Lebih baik kamu bekerja sama denganku mencelakai Lan Anran." Lian Qiao tiba-tiba muncul sambil tersenyum.     

"Apakah maksudmu dengan menggunakan cara seperti yang kamu rencanakan sebelumnya?"     

Lan Yaxin teringat rencana Lian Qiao saat di hotel.     

"Kamu tentukan sendiri, mau tetap di rumahnya menjadi pengurus rumah ataukah menyingkirkan dia dan kembali menjadi satu-satunya pusat perhatian orang."     

Lan Yaxin berpikir tidak ingin terus-terusan dijahati oleh Lan Anran. Dia ingin melewati hari-hari yang damai. Dia ingin membalas dendam kepada Lan Anran, gara-gara Lan Anran, ayahnya masuk ke dalam penjara.     

"Aku setuju, dengan syarat biarkan aku yang menentukan waktunya."     

Lan Anran baru saja kembali ke keluarganya. Dia perlu mengamankan posisinya dulu di keluarga Lan, barulah dia bisa bertindak.     

Melihat karakter Lan Anran, saat ini Lan Anran masih bersikap waspada terhadap dirinya, tugasnya adalah membuat Lan Anran percaya sepenuhnya padanya lagi. Setelah berhasil membuat Lan Anran percaya padanya, itulah waktu yang tepat permainan dimulai.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.