Istri Cantik-cantik Ganas

Bekerja Menjadi Syarat Tinggal



Bekerja Menjadi Syarat Tinggal

0"Mulai hari ini aku akan tinggal di sini. Kalau kamu mengusirku, aku akan sebarkan ke orang-orang, kamu menolak merawat ibumu sendiri!" Kata Zhao Xiumei bersikeras, membuat Lan Tingyun tidak bisa berbuat banyak.     
0

"Baiklah. Ayah, ibu, izinkan nenek tinggal di sini. Nenek kelihatan kasihan sekali, tidak ada rumah. Bibi dan Yaxin boleh saja tinggal di sini, tetapi bibi juga harus bekerja, apalagi Yaxin, dia masih muda, jadi dia juga harus bekerja. Nenek sudah tua, tidak masalah dia tidak bekerja."     

Lan Anran mengubah rencananya, dan memiliki rencana baru. Dia menghampiri mereka bertiga sambil tersenyum.     

"Apa yang ingin kamu lakukan?"     

Lan Yaxin waspada. Dia merasakan Lan Anran sedang merencanakan hal jahat kepada mereka. Sayangnya dia harus menahan diri karena dia tinggal di rumah Lan Anran. Suatu saat dia akan mencari kesempatan membalasnya.     

"Kebetulan mesin cuci di rumah sedang rusak, kami belum makan, beberapa hari ini orang tuaku juga belum sempat menyapu rumah. Kalian juga pasti tidak akan betah di rumah yang kotor, jadi tolong bibi dan Yaxin kerjakan beberapa pekerjaan yang tadi aku sebutkan."     

Lan Anran menyentuh debu di teras bunga sampingnya, lalu membersihkan tangannya.     

Xu Yanshan tidak menyangka dirinya akan disuruh mengerjakan pekerjaan rumah. Selama ini dia belum pernah melakukannya. Bagaimana dia bisa mengerjakan yang Lan Anran perintahkan?     

"Kenapa kalian tidak menyewa pengurus rumah? Kami bukan pengurus rumah, bagaimana kami bisa mengerjakannya?"      

Lan Yaxin tidak terima diperlakukan sebagai pengurus rumah. Suatu hari cita-citanya adalah menjadi dokter ahli bedah.     

"Apa pantas kalian tinggal di sini cuma-cuma? Oleh karena itu, kalian perlu bekerja. Di rumah ini juga tidak banyak kamar, jadi kalian tidur di dalam satu kamar. Kalau kalian hanya diam, aku anggap kalian setuju."     

Lan Anran membantu mereka membawa masuk koper. Dia memang tidak peduli mereka setuju atau tidak. Toh mereka sendiri yang berkeinginan tinggal di rumahnya, dia perlu melatih mental mereka.     

Lan Tingyun hanya diam, Lan Anran menganggap ayahnya setuju. Ibunya tidak pergi, tentu saja mereka berdua juga tidak pergi.     

"Bu…"     

Xu Yanshan menatap Zhao Xiumei sambil tertekan. Zhao Xiumei juga tidak bisa berbuat apa-apa. Lagipula mereka berdua sudah mencelakai Lan Anran, dia juga tidak bisa membela mereka.     

Akhirnya mereka sekeluarga masuk ke rumah.     

...     

Di Keluarga Mo.     

"Dia benar-benar keterlaluan! Nyalinya besar sekali!"     

Nyonya besar Mo memukul meja sambil marah-marah.     

"Nyonya, jangan marah. Tuan Mo memang telah bertindak di luar batas!" Kata Bibi Wu sambil memberikan secangkir teh.     

"Dia memang sudah keterlaluan! Aku tidak menyangka ternyata dia orang yang menyebarkan rumor 'Jinrong membawa kutukan bagi istrinya', aku geram mengetahui perbuatannya!" Nyonya Besar Mo marah hingga wajahnya merah.     

Dia benar-benar terkejut, Mo Changwen tidak terlihat memiliki wajah pembunuh. Kenapa dia punya anak yang tanpa sepengetahuannya ternyata menjadi seorang pembunuh?     

"Nyonya, kejadian ini sudah tersebar luas dan berpengaruh pada nama baik Keluarga Mo. Sekarang saham telah jatuh. Bagaimana nasib Tuan Muda Mo Jinrong selanjutnya?" Tanya Bibi Wu sambil melihat berita di ponsel dengan cemas.     

"Kapan kita bisa menemui anak durhaka itu? Aku mau menanyakan kenapa dia melakukan perbuatan bejat ini!" Kata Nyonya Besar Mo sambil minum secangkir teh.     

"Kita harus menunggu kabar dari polisi. Saat ini masih proses penyidikan, mungkin perlu menunggu beberapa hari lagi baru mereka memberi kita kabar." Kata Bibi Wu.     

"Tolong beritahu polisi, hukum dia seadil-adilnya, aku tidak keberatan."     

Nyonya Besar Mo masih geram. Bibi Wu menenangkannya dengan memuji Lan Anran.     

"Nona Lan gadis yang cerdas dan tenang. Jarang ada gadis seperti dia."     

Nyonya Besar Mo mengangguk, itulah alasan dia merestui Lan Anran menjadi cucu menantunya.     

"Dia memang gadis yang cerdas. Besok suruh dia dan Jinrong datang ke sini. Aku mau bertanya pada mereka apalagi yang mereka rahasiakan dariku!     

Nyonya besar Mo kesal Mo Jinrong dan Lan Anran tidak memberitahu dia sama sekali, membuat dia beberapa hari cemas setengah mati.     

"Nyonya, Mo San memberi kabar bahwa Tuan Muda Jinrong sudah menjalankan pengobatan kondisi mentalnya, kini kondisinya sudah jauh lebih baik."      

Bibi Wu tersenyum sambil membantu memijat kaki Nyonya Besar Mo.     

Nyonya Besar Mo mulai bersemangat kembali, dia melotot sambil tersenyum.     

"Mo San memang pintar, dia langsung memberi kabar. Baguslah kondisi Jinrong jauh lebih baik! Memang penyakit mentalnya perlu diobati!"     

Mo Jinrong terganggu mentalnya selama bertahun-tahun, dia sudah mencoba berobat ke banyak dokter, namun tidak ada hasilnya. Entah kali ini bagaimana cara dokter kejiwaan berhasil mengobatinya.     

"Nyonya, maafkan kelancangan saya. Saat itu saya merasa ada keanehan dengan penyakit Nona Besar. Penyakit Nona Besar sudah bawaan dari lahir, bukan baru terjangkit satu atau dua tahun, dan selama sepuluh tahun lebih penyakitnya tidak kambuh. Kenapa saat itu bisa tiba-tiba penyakitnya kambuh?" Kata Bibi Wu merasa ada kejanggalan sambil memijat Nyonya Besar Mo.     

"Apakah kamu merasakan kejanggalan?"     

Sebenarnya saat itu Nyonya Besar Mo juga merasa ada kejanggalan. Tetapi penyakitnya termasuk wajar jika terjadi kekambuhan secara mendadak, jadi dia tidak terlalu memikirkannya. Saat Bibi Wu menjelaskan kejanggalan yang juga dia rasakan, Nyonya Besar Mo mulai berpikir memang ada kejanggalan dari kematian cucunya.     

"Saya tidak berani menyimpulkan, hanya saja saya merasa ada kejanggalan sehingga saya menerka-nerka."     

Bibi Wu menggelengkan kepala, ini masalah keluarga Bosnya, dia tidak berhak ikut campur. Meskipun dia sudah lama menjadi pelayan Nyonya Besar Mo, dia selalu mengingatkan dirinya sendiri agar tidak lupa posisinya hanya sebagai pelayan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.