Istri Cantik-cantik Ganas

Dia Ditangkap



Dia Ditangkap

"Lan Tingyun! Kamu percaya dengan putrimu?"     

Zhao Xiumei menoleh ke Lan Tingyun dengan tatapan tidak senang.     

"Bu, biarkan kakak menyerahkan diri. Rumah sakitku sudah berhenti beroperasi selama setengah bulan lebih. Para dokter sudah hampir bangkrut, aku juga tidak bisa menghidupi keluarga ini." Kata Lan Tingyun tidak berdaya.     

"Kamu tidak mempedulikan kakakmu, justru memikirkan bagaimana rumah sakitmu kembali beroperasi. Apakah kamu tidak peduli dengan keluarga Lan?"     

Zhao Xiumei memaki Lan Tingyun di depan reporter.     

"Bu, maafkan aku berbicara kurang ajar. Kakak sudah hampir berusia empat puluh tahun, tetapi dia masih tidak bersikap dewasa, setiap hari dia hanya bisa bergantung hidup kepada orang tua…"     

Li Yueru belum selesai bicara, Zhao Xiumei memarahinya balik.     

"Dia putraku, apa urusannya denganmu! Apakah anak-anakmu lebih baik darinya?"     

Zhao Xiumei memelototi Li Yueru, bagi Zhao Xiumei, kedua cucunya tidak sebaik putranya.     

"Nenek, tidak peduli apa pun pembelaan nenek, hari ini paman tidak bisa melarikan diri lagi." Lan Anran tersenyum.     

Dari arah belakang muncul beberapa polisi menangkap Lan Tingyi.     

"Lan Tingyi, kami memiliki bukti bahwa Anda telah melakukan eksperimen ilegal, autopsi ilegal, memberikan bukti palsu dan kejahatan lainnya. Silahkan ikut kami untuk penyelidikan lebih lanjut."     

Beberapa polisi itu memborgol Lan Tingyi lalu membawanya keluar.     

Lan Tingyi berteriak, "Bu, tolong aku! Aku tidak mau masuk penjara!"     

"Lan Tingyun, kamu anak tidak berguna. Demi rumah sakit, kamu tega memasukkan kakakmu ke dalam penjara. Dia sudah ditangkap dan kamu tidak peduli sama sekali!"     

Zhao Xiumei yang panik, menarik Lan Tingyun agar dia menyelamatkan Lan Tingyi.     

Lan Tingyun tidak bergeming, dia tidak menerima ibunya terus-terusan membela kakaknya. Apalagi putrinya hampir saja mati. Andaikan putrinya tidak cerdas, pasti putrinya saat ini sudah tidak ada di dunia ini.     

"Paman, tolonglah ayah, paman! Ini semua salahku, jangan biarkan ayahku masuk penjara, paman!"     

Lan Yaxin menangis histeris sambil terus memohon ke pamannya agar menolong sang ayah.     

"Kamu sudah tahu akan seperti ini akibatnya, kenapa kamu tidak menghentikannya dari awal! Saat kamu hendak mencelakai kakakku, harusnya kamu tahu akan menjadi seperti ini."     

Lan Yanran mendorong Lan Yaxin ke samping dan membiarkan dia menangis.     

Lan Tingyun sedikit bergetar, dia berpikir Lan Yaxin melakukan ini karena belajar dari orang tuanya. Dia ingin melepaskan dia dari jerat hukuman tetapi putrinya pasti tidak akan semudah itu melepaskannya.     

"Ayah, ibu, usia Yaxin masih muda, nanti dia akan mendapatkan hukuman sosial setelah kejadian ini diberitakan oleh reporter. Aku mohon ayah dan ibu mau mengampuninya."     

Lan Anran berpura-pura baik. Di kehidupan sebelumnya, Yaxin berusaha mencelakainya hingga mati dan melontarkan kata-kata jahat. Di kehidupan saat ini, giliran dia membalas perbuatannya.     

Para wartawan memang tidak mau melewatkan berita ini. Kamera mereka tersorot ke Lan Yaxin. Lan Yaxin menyadari betapa jahatnya Lan Anran!     

Lan Tingyun berpikir putrinya benar. Ayahnya ditangkap, dia juga pasti menjadi buah bibir di kampus, tidak ada hukuman yang seberat menjadi buah bibir orang.     

"Anran, ayo pulang dengan kami. Ibu sangat mencemaskanmu." Li Yueru menarik tangan Lan Anran.     

"Tunggu dulu, besan!" Kata Nyonya besar Mo dari arah belakang.     

Bibi Wu menuntun Nyonya Besar Mo yang berjalan terhuyung-huyung.     

"Anran, besok datanglah ke rumah nenek. Kami keluarga Mo merasa bersalah padamu. Aku juga tidak menyangka anakku akan melakukan hal kejam padamu. Besok temani nenek ya."     

Li Yueru awalnya tidak ingin Lan Anran masih ke rumah keluarga Mo. Namun dia tidak tega melihat kondisi Nenek Mo yang sudah tua renta ini dan terlihat sangat bersalah terhadap putrinya, sehingga dia memutuskan besok dia akan menemani putrinya ke rumah Nyonya Besar Mo.     

"Nyonya, setelah kejadian ini, aku mencemaskan dia pergi sendiri. Bagaimana kalau aku menemaninya datang ke rumah Nyonya?"     

Nyonya besar Mo sangat senang. Keluarga Lan memang belum berkunjung ke rumah keluarga Mo. Baguslah jika besannya berinisiatif untuk datang. Nyonya besar Mo mengangguk sambil tersenyum.     

Mo Jinrong terus mengepalkan tangannya, menahan diri agar tidak terlalu emosional melihat kembalinya Lan Anran. Lalu, Lan Anran berkata padanya.     

"Jinrong, aku pulang dulu. Besok aku akan pergi mencarimu." Kata Lan Anran saat menghadap ke Mo Jinrong dan Mo San tetapi dia menatap Mo San, sehingga tidak ada yang curiga.     

"Nona Lan, apakah Anda menikah dengan Tuan Mo Jinrong?" Tanya seorang reporter.     

Lan Anran berpikir tidak perlu menyembunyikan kebenaran ini. Dia menjawab sambil tersenyum lebar, "Saya akui telah menikah secara hukum dengan Jinrong."     

Mo Jinrong tersenyum mendengar pengakuan Lan Anran.     

Keluarga Lan pulang, tinggal Xu Yanshan dan Lan Yaxin yang berduaan menangis bersama.     

"Bu, bagaimana nasib kita selanjutnya?"     

Lan Yaxin menangis sampai matanya memerah, dia ingat pernah mengunggah postingan, sekarang pasti akan disebarluaskan oleh teman-teman kampusnya.     

"Bu, adik sudah keterlaluan. Tingyi adalah kepala keluarga. Kalau dia masuk penjara, kami akan mati kelaparan!" Kata Xu Yanshan sambil mengusap air matanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.