Istri Cantik-cantik Ganas

Upacara Kematian (4)



Upacara Kematian (4)

0"Tidak apa-apa, sekarang penjahatnya akan ditangkap."      
0

Lan Anran menatap Mo Changwen dan Lan Tingyi yang berada di belakang.     

Mo Changwen hendak melarikan diri diam-diam, namun Lan Anran meneriakinya.     

"Paman mau ke mana? Aku sudah pulang dengan selamat, tetapi paman justru mau kabur? Bukankah tidak sepantasnya begitu?"     

Mo Changwen perlahan berbalik badan sambil tersenyum.     

"Baguslah kalau kamu sudah pulang dengan selamat. Aku masih ada urusan penting lainnya. Aku mau pergi mengurus perceraianku dengan bibimu."     

Kalau dia tidak melarikan diri sekarang? Kapan dia bisa melarikan diri?     

"Paman, kelihatannya kamu tidak bisa pergi? Aku sudah memanggil polisi, sebentar lagi mereka akan tiba di sini. Kamu tega membunuh istri keponakanmu sendiri, bahkan kamu masih ingin membunuh istri kelima Mo Jinrong. Paman masih ingin melarikan diri?"     

Lan Anran mengeluarkan bukti video, Mo Changwen tidak akan bisa mengelak.     

"Bukan aku. Anran, kamu salah paham. Aku hanya bercanda denganmu, aku tidak bermaksud menyakiti kalian. Jinrong, bantu aku menjelaskan!"     

Mo Changwen terus memohon sambil menarik ujung baju Mo Jinrong.     

Nyonya Besar Mo terkejut. Dia hanya mengetahui putranya licik, namun dia tidak menyangka putranya sudah menghilangkan banyak nyawa. Putranya telah merusak martabat Keluarga Mo!     

Jika tahu putranya akan berbuat sejauh ini, dulu seharusnya dia tidak melahirkan anak bejat ini!     

"Bu! Bantu aku menjelaskan! Aku telah difitnah!"     

Mo Changwen berbalik memohon kepada Nyonya Besar Mo, dia berharap mendapat pengampunan.     

Nyonya Besar Mo memilih tidak mempedulikannya, dia menyingkir sambil menangis. Di usianya yang sudah senja, tidak menyangka dia harus menghadapi kenyataan pahit.     

Mo Changwen melihat tidak ada yang berada di pihaknya, jadi dia melarikan diri, sayangnya saat dia sampai di pintu, bertepatan dengan datangnya polisi.     

"Tuan Mo, Anda ditangkap atas dugaan menculik, membunuh dan melakukan tindakan korupsi."     

Polisi menghampiri di sebelah kanan dan kirinya, Mo Changwen terkulai lemas di lantai karena ketakutan, polisi membawa Mo Changwen keluar.     

"Anran, kenapa kamu bisa ada di sini?"     

Xu Yanshan tersenyum, walau dalam hati merasa tidak senang.     

"Aku masih hidup tentu saja aku harus pulang. Kalian mengadakan upacara kematian mewah untukku, kalian tidak mengeluarkan banyak uang, kan?" Kata Lan Anran sambil tersenyum.     

"Anran, jangan salah paham, kami…."     

Li Yueru buru-buru menjelaskan, takutnya Lan Anran salah paham. Dia takut Lan Anran akan berpikiran buruk tentangnya, karena dia tidak membesarkannya dari anaknya kecil.     

"Aku tahu kalian tidak ada hubungannya, tetapi paman yang ada hubungannya. Paman pasti mengambil banyak keuntungan dari kematianku."     

Lan Anran memutari tempat upacara kematian, lalu sampai di stan kotak sumbangan, dia memeriksa buku membuka halaman per halaman sebanyak 10 halaman lebih, total uang sumbangan yang diterima sebanyak tiga puluh ribu sampai empat puluh ribu yuan.     

"Anran, kami membantu orang tuamu menarik uang sumbangan. Rencananya setelah acara selesai, kami kembalikan padamu. Sekarang kamu sudah pulang, uang ini akan aku serahkan padamu." Kata Xu Yanshan yang sebenarnya tidak rela menyerahkan uang sumbangan.     

Lan Anran melihat ke buku pembukuan, kemudian mengembalikan uang sumbangan, Lan Yaxin merasa jengkel.     

"Aku belum mati, uang sumbangan ini seharusnya dikembalikan kepada para tamu yang menyumbang. Paman, bibi, nyali kalian besar sekali tampil di depan publik, padahal status paman masih buronan."     

"Apanya yang buronan? Itu hanya salah paham saja."     

Lan Tingyi bersembunyi di belakang Xu Yanshan, dia menjelaskan sambil gemetaran dan bersiap-siap melarikan diri sewaktu-waktu.     

Semua tamu menjadi gaduh, membicarakan tentang Lan Tingyi.     

Lan Yaxin menunduk malu ayahnya seorang buronan, dia juga membantu ayahnya membuat kesaksian palsu. Kalau sampai fakta ini diketahui polisi dan satu sekolah maka dia bisa dijerat hukuman berat.     

"Kakak, syukurlah kamu selamat. Beberapa waktu ini, aku dan nenek mencemaskanmu dan mengadakan upacara kematian ini. Kakak tolong jangan tersinggung."     

Lan Yaxin menarik tangan Lan Anran sambil berurai air mata agar kelihatan kasihan.     

"Benarkah? Aku tidak tahu kamu sedih. Lalu bukti baju yang ditemukan di atas tebing bukan milikku. Kapan kamu terakhir bertemu denganku?"     

Lan Anran mengungkap kebohongan Lan Yaxin di depan banyak orang.     

Lan Yaxin bergumam tidak bisa berkata-kata, dia lalu menjawab bahwa Lan Anran pasti salah ingat.     

Para tamu mulai berkomentar tentang Lan Yaxin.     

"Dia gadis yang cantik, ternyata berhati jahat!"     

"Apa gunanya dia sekolah, kalau akhlaknya tidak bagus."     

"Padahal dia kakak sepupunya, dia tega menjebaknya. Sungguh gadis licik!"     

"Tidak! Bukan, aku…. aku salah ingat, aku salah ingat!"     

Lan Yaxin tidak mengakuinya. Xu Yanshan mencubit sambil menatapnya tajam.     

Lan Tingyi tidak peduli, dia mengusir semua yang menyerang putrinya.     

"Paman, bukankah paman dan Yaxin ke Gunung Ming meletakkan bukti palsu sebenarnya untuk berniat jahat padaku? Setelah orang-orang percaya aku sudah mati, kalian dan nenek ingin meminta bagian kepemilikan rumah sakit, kan?" Kata Lan Anran membongkar kedok Lan Tingyi sambil tersenyum.     

Dari awal dia sudah tahu alasan dibalik Lan Tingyi buru-buru mengadakan upacara kematian. Setelah dirinya mati, dia mengira ayah dan ibu akan menyerahkan rumah sakit kepada mereka. Ini trik yang sama dengan yang mereka lakukan di kehidupan sebelumnya, namun tidak berhasil.     

'Sialan! Dari mana dia tahu?'     

"Bu, apakah benar yang dikatakan Anran?" Tanya Lan Tingyun sedih.     

"Jangan bicara sembarangan! Karena Anran sudah pulang, aku pulang dulu."     

Zhao Xiumei ingin menghindar, namun dicegah oleh Lan Anran.     

"Nenek, jangan pergi! Nenek belum melihat saat nanti paman ditangkap polisi."     

Lan Anran menghadang di depan Zhao Xiumei sambil tersenyum sinis.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.