Istri Cantik-cantik Ganas

Upacara Kematian (2)



Upacara Kematian (2)

0"Tuan Mo, Nyonya Besar Mo, tragis sekali hidup Anran." Kata Lan Tingyi berpura-pura sedih.     
0

Mo Changwen bersalaman dengan Lan Tingyi sambil berkata, "Turut berduka cita!"     

Nyonya besar Mo tidak mempedulikan Lan Tingyi, dia menghampiri Lan Tingyun dan istrinya. Lan Tingyi tidak merasa sakit hati, dia merasa tamu yang datang sudah banyak, sehingga dia menghampiri kerumunan reporter.     

"Tuan Lan, Anda adalah paman Nona Lan. Seharusnya yang mengadakan upacara kematian ini adalah orang tua Nona Lan atau dari pihak keluarga Mo, tetapi kenapa Tuan Lan yang mengadakannya?" Tanya seorang reporter penasaran.     

"Kalian bisa lihat sendiri, adik saya sangat berduka, tidak punya tenaga mengadakan upacara kematian putrinya, mereka melihat barang Lan Anran saja bisa langsung menangis. Nyonya besar Mo juga sudah berumur dan juga masih berat menerima kenyataan ini. Jinrong juga pasti masih bersedih. Hanya saya yang bisa dan sudah seharusnya saya membantu."      

Lan Tingyi memasang wajah sedih di depan media.     

Di tengah kerumunan ada yang bertanya, "Tuan Lan, Anda merupakan buronan yang dicari polisi atas tindakan kriminal membedah jenazah. Apakah masalah ini sudah beres?"     

Para reporter lebih mendekatkan mic ke arah Lan Tingyi.     

Bagi mereka masalah Lan Tingyi adalah berita besar. Seorang buronan polisi berada di acara upacara kematian. Berita ini pasti bisa menjadi trending topic     

Lan Tingyi menjawab santai sambil tersenyum.     

"Hanya kesalahpahaman saja. Sekarang masalah itu sudah beres."     

"Tetapi nama Tuan Lan masih masuk dalam daftar buronan polisi. Apakah Anda ingin mengatakan bahwa polisi melakukan kesalahan? Apa yang membuat Tuan Lan berani tampil di depan publik?" Seorang pria memperlihatkan data dari ponselnya.     

Xu Yanshan melihat ada yang tidak beres, sehingga dia datang menolong suaminya.     

"Hentikan. Upacara kematian Anran sudah akan dimulai."     

Xu Yanshan menyuruh Lan Tingyi yang sudah berkeringat dingin untuk minggir.     

Xu Yanshan tidak menyangka persoalan suaminya akan menjadi bahan pertanyaan reporter. Dia tidak ingin suaminya tertangkap, sehingga dia meminta suaminya menyingkir.     

Para reporter berhenti dan mulai meliput jalannya upacara kematian, banyak teman kuliah Lan Anran yang meletakkan bunga di bawah sebagai ungkapan belasungkawa.     

Di saat acara diliput secara live, terdengar suara dari arah pintu.     

"Aku belum datang, kalian sudah memulai acara?" Mo Jinrong dan Mo San masuk.     

Para reporter memotretnya, menghadang jalannya sambil berkerumun di sekitar Mo Jinrong.     

Mo Jinrong tidak memakai baju hitam atau putih, melainkan memakai baju berwarna abu-abu. Mo Jinrong terus menjadi sorotan kamera.     

Ada orang yang mulai berkomentar.     

"Mo Jinrong tidak terlihat sedih sama sekali. Dia pria berhati dingin."     

"Dia pria jelek. Tidak heran Lan Anran kena kutukan darinya. Menurutku Lan Anran bukan mati karena kutukan melainkan karena harus melihat wajah jeleknya setiap hari."     

Komentar dua orang tamu itu terdengar sampai ke telinga Mo Jinrong, tetapi dia tidak peduli. Dia berdiri di depan kamera sambil berkata, "Anran adalah istriku. Siapa yang mengizinkan upacara kematian Anran dilaksanakan oleh kerabat jauhnya?"     

Xu Yanshan tidak terima dikatakan sebagai kerabat jauh. Bagaimana pun dia adalah bibinya Lan Anran.     

Xu Yanshan hendak melawan perkataan Mo Jinrong, tetapi Mo San berkata dengan emosi.     

"Nyonya Xu, Lan Anran adalah menantu keluarga Mo, tidak elok kalian yang mengadakan upacara kematian ini. Lagipula Anran belum mati, tetapi kalian tergesa-gesa mengadakan upacara kematian, kalian pasti memiliki niat terselubung, kan?" Mo San menatap tajam ke arah Xu Yanshan.     

"Kami hanya ingin mengadakan upacara kematian untuk Anran. Kalian tidak ingin mengadakan upacara kematian, jadi kami yang berinisiatif mengadakan. Selain itu Anran mati karena kutukan darimu, tetapi kamu masih berani datang ke sini?"     

"Kalian mengadakan upacara kematian di tempat yang bobrok seperti ini, bukankah ini namanya merusak nama baik keluarga Mo?"     

Mo San memperhatikan sekeliling, tembok sudah mengelupas, dan berbau. Upacara kematian ini terlihat sangat menyedihkan.     

"Jangan bertengkar, Anran sudah mati, kenapa kalian berkelahi?" Mo Changwen menengahi mereka.     

"Changwen!"     

Liu Fang tiba-tiba muncul dari arah belakang Mo Changwen. Mo Changwen terkejut melihat kedatangan mereka.     

Walaupun Nyonya Besar Mo tidak mau mengakui anaknya sebagai cucu keluarga Mo, putranya tetap adalah bagian dari Keluarga Mo, dia tetap datang untuk ikut campur dalam masalah yang sedang terjadi pada Keluarga Mo.     

"Kenapa kamu datang ke sini?"     

"Ini acara keluarga Mo, kenapa aku tidak datang. Putraku juga merupakan cucu keluarga Mo!"     

Liu Fang tersenyum di samping putranya. Dia tidak takut. Mulai sekarang dia hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri. Dia tidak bisa mengandalkan Mo Changwen lagi.     

Nyonya Besar Mo melirik ke Mo Changwen menahan emosinya. Di upacara kematian, Nyonya Besar Mo tidak ingin berkelahi dengan Mo Changwen.     

"Tuan Mo, apakah Anda akan menikah lagi setelah meninggalnya Nona Lan?"     

Mo San tidak menjawab pertanyaan reporter, justru Mo Changwen yang membantu menjawab.     

"Jangan membahas hal ini sekarang."     

"Kalau begitu tidak akan ada pewaris Grup Mo yang selanjutnya? Apakah akan ada perombakan posisi dalam Grup Mo, termasuk menentukan orang yang menggantikan sebagai pewaris?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.