Istri Cantik-cantik Ganas

Mengambil Hati



Mengambil Hati

0"Paman, setelah aku bercerai, belum pernah aku melihat paman begitu perhatian kepadaku. Apakah kematian Anran ada hubungannya dengan paman?"     
0

Tatapan Mo Jinrong sangat tajam, membuat Rong Ze merasa ketakutan.     

"Apa maksudmu? Sudah kubilang bahwa aku tidak tahu menahu, aku tahu kabar tentangnya dari berita. Keluarga Lan juga mengakuinya dan akan mengadakan upacara kematian."     

Mo Changwen terus menangis sambil diam-diam melirik ke Mo Jinrong.     

"Upacara kematian?" Mo Jinrong terkejut.     

"Iya. Aku berpikir Anran adalah menantu keluarga Mo, seharusnya kita juga ikut menghadiri upacara kematian Anran. Jinrong, kenapa hidupmu tragis sekali, sudah keberapa kali terjadi seperti ini?" Kata Mo Changwen sambil menangis.     

"Bukankah semua istriku mati karena paman?" Kata Mo Jinrong.     

"Jinrong, apakah kamu mengira aku yang membunuh semua istrimu? Kamu mencurigai diriku?" Mo Changwen terlihat panik, lalu kembali menangis.     

"Aku tidak bilang paman yang melakukannya. Aku akan pergi ke upacara kematian Anran, hanya saja aku tidak mau berita ini tersebar luas, untuk menjaga nama baik keluarga Mo."     

"Tentu saja. Aku akan pergi ke rumah keluarga Lan berdiskusi dengan Keluarga Lan. Entah apakah mereka setuju atau tidak jika makam Lan Anran lokasinya di pemakaman keluarga Mo." Mo Changwen mengusap air matanya kemudian pergi.     

"Dia terlihat sangat perhatian dengan Lan Anran. Apakah benar dia tidak akan menyebarkan berita ini?" Tanya Rong Ze.     

"Dia pasti akan menyebarkannya, pamanku memang suka melakukan hal yang dilarang." Mo Jinrong tersenyum sinis.     

Rong Ze memperhatikan perubahan pada Mo Jinrong. Kini wajahnya sudah segar, bajunya juga bersih dan rapi, tercium bau tembakau dari tubuhnya. Di mana pria yang beberapa waktu lalu masih berduka karena istrinya mati?     

Sayangnya Mo Changwen tidak menyadari perubahan Mo Jinrong.     

"Tuan Muda Mo, sepertinya kamu telah merahasiakan sesuatu hal dariku. Baiklah, aku tunggu kabar bahagiamu nanti."     

Rong Ze tersenyum. Dia sudah mengikuti Mo Jinrong lama. Dia masih tidak percaya Mo Jinrong tidak menaruh hati kepada Lan Anran, pasti dia memendam perasaan cintanya.     

...     

Lan Yaxin sudah menyebarkan berita ke satu kampus tentang kematian Lan Anran, dia juga mengundang teman-temannya untuk datang ke upacara kematian. Mereka mendaftarkan diri menghadiri upacara kematian.     

Di rumah Keluarga Lan.     

"Bagaimana pun, Anran adalah cucu dari Keluarga Lan. Meskipun semasa Anran hidup, dia selalu melawanku, aku tetap perlu memaafkan dirinya agar arwahnya bisa tenang."     

Zhao Xiumei berencana mengadakan upacara kematian besar-besaran untuk memberitahu dunia, jika Lan Anran bukan cucu keluarga Lan.     

"Adik, jangan bersedih. Orang mati tidak bisa hidup kembali." Kata Xu Yanshan.     

"Lancang sekali! Siapa yang menyuruh kalian menerima wawancara? Putriku belum mati." Lan Tingyun mengatakan yang sebenarnya, namun tidak ada yang percaya.     

"Tingyun, Anran sudah menghilang beberapa hari. Polisi tidak berhasil menemukan jenazahnya, tetapi baju Lan Anran ditemukan, Yaxin mengenali baju itu sebagai baju terakhir yang Lan Anran pakai. Kalian harus menerima kenyataan ini." Lan Tingyi menasehati.     

Walaupun Lan Tingyun tahu putrinya belum mati, tetapi dia tidak tahu darimana baju itu berasal, apa mungkin Yaxin menjadi orang terakhir yang bertemu Lan Anran memakai baju itu?     

Lan Tingyun merasa curiga.     

"Paman, akulah orang terakhir yang bertemu kakak. Saat itu jelas-jelas kakak mengenakan baju lengan panjang dengan jaket berwarna pink. Kenapa kalian beritakan baju yang compang-camping itu baju kakak? Dari kualitas kain itu bukan baju milik kakak." Kata Lan Yanran menyanggah.     

"Aku benar-benar melihatnya. Yanran, kamu salah ingat. Jelas-jelas aku ingat, kakak memakai baju ini." Kata Lan Yaxin dengan yakin, tetapi dari pandangan matanya terlihat panik.     

"Baiklah kalau begitu jelaskan padaku model bajunya seperti apa dan kapan kamu bertemu kakak?"     

Lan Yaxin bingung menghadapi pertanyaan Lan Yanran, dia hanya mengatakan tidak ingat kapan tepatnya dia bertemu Lan Anran, yang dia ingat hanya baju ini milik Lan Anran.     

"Kamu ingat bajunya, tetapi tidak ingat kapan bertemu kakak, itu mencerminkan perkataanmu meragukan." Kata Lan Yanran.     

"Aku pergi ke Perpustakaan bersama kakak, dia bilang ada urusan jadi dia pergi duluan dan tinggal aku sendiri di Perpustakaan." Lan Yaxin mulai goyah, suaranya mulai mengecil.     

"Kamu tadi bilang tidak ingat kapan terakhir bertemu dengan kakak, tapi kenapa kamu bisa menceritakan pertemuan terakhirmu dengan kakak?"      

Lan Tingyi tidak tahan lagi, dia membantu menyanggah Lan Yanran.     

"Kurang ajar! Apakah kamu menuduhnya? Bagaimanapun dia adalah kakak sepupumu, kamu tidak percaya perkataan kakak sepupumu sendiri?"     

"Kak, jenazah Anran belum ditemukan, aku tidak mau mengadakan upacara kematian."     

Li Yueru menolak. Putrinya belum mati, tidak boleh mengadakan upacara kematian.     

"Aku sudah memutuskan, Anran sudah mati, kita harus mengadakan upacara kematian! Tidak ada yang boleh menolak dan mengulur-ngulur pelaksanaannya!" Kata Zhao Xiumei marah.     

"Bu, apakah aku tidak diberikan waktu lebih untuk mencari putriku?" Lan Tingyun bertanya balik.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.