Istri Cantik-cantik Ganas

Melakukan Trik Di Tengah Malam



Melakukan Trik Di Tengah Malam

0Bagaimana bisa putrinya yang lemah lembut menanggung penderitaan ini sendirian. Lan Tingyun berpikir harus membicarakan hal ini dengan Mo Jinrong. Seorang suami tidak bisa melindungi istrinya, merupakan tindakan tidak bertanggung jawab.     
0

"Ayah, ibu, jangan cemas. Lebih baik ayah buatkan ramuan obat untuk ibu, beberapa hari ini kesehatan ibu menurun." Kata Lan Yanran.     

"Asalkan kakakmu baik-baik saja, kondisi ibu akan membaik secepatnya." Kata Li Yueru yang sudah mulai bisa tenang dan sudah bisa tersenyum kembali.     

...     

Di tengah malam yang hujan, ada dua sosok manusia yang sedang melakukan perjalanan ke Gunung Ming.     

Di belakang Gunung Ming ada sebuah jalan kecil, yang tersambung ke jalan besar.     

"Ayah, apakah kita bisa lewat jalan sekecil ini?"     

Lan Yaxin yang memakai jas hujan melihat ke keadaan sekeliling.     

"Kenapa tidak? Apakah kamu masih ingin menjadi pewaris? Beranikan dirimu! Nanti baju ini kamu akui di depan orang milik Lan Anran. Kamu adik sepupunya, siapa yang akan meragukan perkataanmu?"     

Lan Tingyi membuang baju berwarna putih di atas tebing, seolah-olah baju itu robek di tebing.     

"Ayah, ayo cepat kita pergi! Di sini gelap sekali, aku takut."     

Lan Yaxin melihat sekelilingnya adalah hutan, dia takut nantinya akan muncul binatang buas yang sewaktu-waktu bisa menerkam mereka.     

"Iya, iya! Sebentar lagi!"     

Lan Tingyi melihat sekeliling, memastikan tidak ada yang melihat, lalu dia pergi.     

Tanpa sepengetahuan mereka, ada sosok hitam bersembunyi sedang mengawasi mereka. Setelah mereka pergi, barulah dia keluar sambil tersenyum.     

"Dasar licik!"     

Keesokan harinya cuaca kembali cerah, Lan Tingyun pergi ke rumah keluarga Mo.     

"Tuan Muda, Lan Tingyun datang." Mo San datang melapor.     

Mo Jinrong terkejut, kemudian berkata, "Suruh dia masuk!"     

"Jinrong." Lan Tingyun mencari Mo San, lalu berkata dengan tegas.     

"Iya?" Mo San menatap Lan Tingyun dengan bingung.     

"Kenapa kamu tidak melindungi Anran? Dia seorang gadis lemah tapi harus menghadapi bahaya sendirian, sedangkan kamu di sini masih bisa tidur nyenyak?" Kata Lan Tingyun menyalahkannya.     

Lan Tingyun memperhatikan Mo San yang berpakaian santai dan murah senyum seperti biasa, tidak terlihat di wajahnya rasa khawatir terhadap putrinya. Dia telah salah menilai pria ini!     

"Paman Lan, ada sesuatu hal yang belum Paman Lan ketahui, Lan… Nona Anran masih hidup." Kata Mo San.     

"Aku sudah mengetahuinya. Aku hari ini datang menemuimu juga untuk membahas hal ini. Kemarin aku menerima kabar Anran masih hidup, apa yang sebenarnya dilakukan Anran? Siapa yang ingin mencelakainya? Sebenarnya sekarang putriku ada di mana?" Lan Tingyun melontarkan banyak pertanyaan yang susah dijawab Mo San.     

Mo San meminta Lan Tingyun duduk sambil berkata dengan lembut.     

"Paman Lan, aku tidak bisa menjawab pertanyaanmu ini. Tunggu sampai Anran kembali, biarkan dia yang menjelaskan sendiri, karena aku sendiri juga tidak tahu apa yang sedang dia lakukan. Sekarang kami hanya butuh bantuanmu untuk bersandiwara bersama kami." Kata Mo Jinrong sambil duduk.     

"Sandiwara? Apa yang terjadi sebenarnya?" Lan Tingyun semakin dibuat bingung.     

Mo San membawanya ke ruang baca, lalu berbicara dengannya selama satu jam lebih.     

Raut wajah Lan Tingyun lebih tenang setelah dijelaskan bahwa bukan keinginan mereka juga kalau sampai ada yang bermaksud mencelakai Lan Anran.     

"Tenang saja. Aku akan jelaskan hal ini kepada ibumu… bibimu." Lan Tingyun menepuk bahu Mo San.     

"Jinrong, aku dan bibimu berharap Anran bahagia. Kalau kamu sungguh mencintainya, aku berharap kamu bisa selalu melindunginya, dan bisa segera memanggil kami dengan panggilan 'ayah dan ibu' lagi."     

Mo Jinrong yang berada di samping, tersenyum mendengar perkataan Lan Tingyun.     

Setelah Lan Tingyun pergi, Mo San tersenyum.     

"Tuan Muda, aku sudah menyampaikan apa yang Tuan Mudah suruh. Tetapi Nona Lan belum tahu rencana Tuan Muda. Apakah nantinya rencana Tuan Muda bertolak belakang dengan rencana Nona Lan?" Tanya Mo San cemas.     

"Tidak akan. Rencana Lan Anran sama dengan rencanaku. Jangan lupa kita berjualan ramuan obat nanti malam." Kata Mo Jinrong memperingatkan.     

"Tuan Muda, aku ingin menanyakan sesuatu hal, apakah Tuan Muda jatuh cinta kepada Nona Lan semenjak dia menghilang?" Tanya Mo San penasaran.     

Mo Jinrong tertegun sejenak, lalu berkata lembut.     

"Sepertinya begitu."     

Mo San merasa bahagia mendengar jawaban bosnya. Akhirnya penyakit bosnya sudah sembuh, bosnya pun sudah merasakan perasaan cinta.     

"Nyonya Besar Mo akan senang mendengar ini. Tuan Muda, nanti malam apakah Tuan Muda ikut menjual obat?" Tanya Mo San lebih lanjut.     

"Kamu saja yang pergi."     

"Baik!"     

Mo Jinrong mengambil makanan ikan, lalu menyebarkan ke dalam kolam ikan, dalam hitungan detik dia berhasil mengundang segerombolan ikan datang.     

"Umpan ini terlalu besar. Bukankah ini bisa kamu gunakan untuk memancing?" Kata Mo Jinrong.     

"Berita buruk! Berita buruk!"     

Dari luar datang Rong Ze terbirit-birit sambil terengah-engah.      

"Kamu masih bisa santai memberi makan ikan? Baju istrimu sudah ketemu. Ada reporter yang mewawancarai keluarga Lan dan mereka mengakui bahwa baju itu milik istrimu. Apakah kamu tidak ingin melihatnya?"     

Mo Jinrong melanjutkan menarik perhatian ikan-ikan di kolam lalu berkata dengan santai.     

"Tidak ingin, hanya masalah seorang perempuan saja!"     

"Seorang perempuan saja? Hebat sekali kamu, Tuan Muda. Kelihatannya kamu ingin memperistri istri ketujuh. Anggap saja aku tidak memberitahumu ini."     

Rong Ze menjadi tidak tertarik lagi lalu pergi. Lalu Mo Changwen datang sambil menangis, dia berkata, "Jinrong, tragis sekali nasibmu. Barang Anran sudah ditemukan, kelihatannya istrimu memang telah mati."     

Rong Ze mengerutkan kening melihat pria bermulut besar yang berada di hadapannya, dalam hati dia mencibir, 'Aktingnya buruk sekali.'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.