Istri Cantik-cantik Ganas

Sepatu Lan Anran



Sepatu Lan Anran

0"Paket!" Mo Jinrong berteriak.      
0

Petugas resepsionis menyerahkan paket.     

Mo Jinrong buru-buru membuka paket, di dalamnya adalah Liontin.     

'Ini kalung milik Lan Anran!'     

Mo Jinrong pernah melihat Lan Anran memakainya, oleh karena itu, dia yakin ini kalung milik Lan Anran.     

'Dia belum mati?'     

Mo Jinrong seketika merasa gembira sambil memegang kalung liontin, pelan-pelan dia membuka liontin itu, di dalamnya keluar bau wangi yang dia kenal.     

Mo Jinrong memakai kalung liontin di lehernya kemudian naik ke lantai atas.     

...     

Di rumah keluarga Lan.     

Zhao Xiumei menganggap Lan Anran sudah mati, sehingga dia pergi ke rumah Lan Tingyun untuk membicarakan tentang upacara kematian Lan Anran.     

"Tingyun, jangan cari dia lagi. Kalau dia hidup pasti dia sudah pulang, buat apa terus menunggu. Segera adakan upacara kematian agar Anran bisa pergi dengan damai."     

Lan Tingyun tidak menyangka ibunya akan berkata seperti itu. Meskipun ibunya dan Lan Anran selalu tidak cocok, namun dia tidak menyangka ibunya semudah itu menganggap cucunya mati.     

"Apakah kamu pantas disebut seorang nenek? Kakak belum genap 2 minggu menghilang, nenek sudah menyuruh kami mengadakan upacara kematian untuk kakak? Nenek pasti dari awal mengharapkan kakak mati, kan?" Kata Lan Yanran sambil menangis.     

Lan Yanran bisa melihat, kelicikan neneknya mulai keluar sejak kakaknya menghilang. Dasar nenek jahat!     

"Kurang ajar! Kenapa kamu mengatai nenekmu? Aku juga sedih Anran mati. Kalau tidak, buat apa aku ke sini. Anak tidak tahu sopan santun!" Zhao Xiumei memakinya      

"Bu, putriku belum mati! Ibu sudah ingin cepat-cepat mengadakan upacara kematian, aku tidak setuju!" Lan Tingyun tampak emosi.     

Lalu Li Yueru turun ke lantai bawah.     

"Tidak boleh ada yang mengadakan upacara kematian untuk Anran! Bahkan jenazahnya tidak ditemukan. Dia hanya menghilang, bukan mati!"     

Li Yueru turun sambil berkata dengan mata bengkak dan memerah.     

"Aku tahu kalian belum mau menerima kenyataan. Tetapi memang inilah kenyataannya. Sudah lewat beberapa hari belum juga ditemukan, itu artinya dia sudah mati!" Zhao Xiumei berkata tanpa mempedulikan perasaan Lan Tingyun dan keluarganya.     

"Bu, kenapa kamu berkata seperti itu? Dia cucumu!" Lan Tingyun rasanya tidak ingin bertemu dengan ibunya.     

"Baiklah, baiklah! Aku lihat kalian masih berharap, jangan salahkan aku nantinya kalau kalian akan menangis." Zhao Xiumei meninggalkan rumah sambil meletakkan tangannya di belakang.     

"Tingyun, apa ada kabar dari polisi?" Tanya Li Yueru.     

"Polisi sudah mengunggah poster orang hilang, begitu pun aku, tetapi untuk saat ini belum ada kabar." Lan Tingyun mengacak rambutnya karena panik.     

Tiba-tiba datang seorang kurir yang membawa paket sambil berkata, "Ada paket untuk Lan Tingyun!"     

Lan Tingyun keluar segera setelah mendengar suara kurir.     

Dia merasa tidak membeli barang. Siapa yang mengirimkan paket ini?     

Lan Tingyun tanda tangan kemudian membuka paket itu, di dalamnya adalah sepasang sepatu kulit hitam.     

"Ini sepatu kakak! Aku ingat kakak memakainya!"     

Lan Yanran sekali melihat langsung tahu itu sepatu Lan Anran, tidak salah lagi!     

Li Yueru bahagia sekali, dan langsung mendekat untuk melihat sepatu itu.     

"Ini memang sepatu kakakmu!" Kata Li Yueru dengan semangat.     

"Kenapa sepatu ini dikirim kesini?" Lan Tingyun merasa ada yang janggal.     

"Jangan-jangan kakak masih hidup. Mungkin saja dia ingin memberi tahu kita bahwa dia masih hidup?"     

Lan Yanran menerka, membuat Orang tuanya bersemangat kembali dan setuju dengan pendapat anaknya.     

"Lihat! Ada sebuah surat!"     

Lan Yanran terkejut saat melihat ada sebuah surat di dalam kotak paket ini. Lan Yanran mengenali ini adalah tulisan kakaknya!     

'Ayah, ibu, Yanran. Aku baik-baik saja. Masih ada urusan penting yang harus aku tangani, demi keselamatan keluarga kita. Tolong jangan beri tahukan hal ini kepada siapa pun!'     

Li Yueru tidak bisa menahan harunya, dia langsung meneteskan air mata.     

"Baguslah! Dia masih baik-baik saja! Putriku masih hidup!"     

Lan Tingyun membawa sepatu dan surat itu dan membaca surat itu berulang kali sambil duduk di ruang tamu.     

"Kenapa Anran tidak pulang kalau dia masih hidup? Apakah benar keluarga kita dalam bahaya?" Tanya Li Yueru sambil duduk di sofa memikirkan hal ini, tetapi belum juga dia menemukan jawabannya.     

"Ayah, ibu, mungkin saja kakak melakukan ini demi keselamatan keluarga kita. Dia ingin menjebak penjahatnya agar dia bisa memastikan keluarga kita aman." Kata Lan Yanran menerka.     

Lan Yanran teringat perkataan kakaknya sebelum dia menghilang, kakak sedang merencanakan sesuatu!     

"Siapa penjahatnya? Aku dan ibumu selama mendirikan rumah sakit, tidak pernah menyakiti siapa pun. Yanran, apakah kamu telah menyinggung seseorang?" Tanya Lan Tingyun.     

"Ayah, wajah setampan diriku justru banyak yang ingin berteman denganku, aku tidak pernah menyinggung siapa pun. Fu Guosheng juga sudah masuk penjara. Selain dia, tidak ada lagi yang bermusuhan denganku." Kata Lan Yanran.     

"Kalau begitu aneh sekali. Kakakmu anak yang baik, tidak pernah membuat masalah." Li Yueru merasa bingung.     

Li Yueru merasa bersalah terhadap Lan Anran. Lan Anran sekarang menghilang demi melindungi keluarganya, dia sebagai ibu justru tidak bisa melindungi putrinya.     

"Ayah, ibu, jangan cemas. Kita sekarang bisa tenang mengetahui kakak masih hidup. Kita jangan rusak rencana kakak, kita pura-pura tidak tahu saja." Kata Lan Yanran.     

"Kakakmu juga keterlaluan, tidak berdiskusi dulu dengan kita, dia melakukan hal berbahaya sendirian. Entah bagaimana keadaannya sekarang, entah apakah dia terluka atau tidak." Kata Lan Tingyun mencemaskan kondisi putrinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.