Istri Cantik-cantik Ganas

Lan Tingyi Kembali



Lan Tingyi Kembali

0"Lancang sekali! Kenapa kalian bercerai?"     
1

Nyonya besar Mo semakin geram, satu masalah belum selesai, kini muncul masalah baru.     

"Bu, setelah aku renungkan pernikahanku dengan Mo Changwen tidak dapat dipertahankan. Karena keinginannya untuk memberikan hartanya kepada anak dari hasil perselingkuhannya, itu membuktikan pernikahanku sudah di ujung tanduk, aku tidak akan membiarkan putraku tidak mendapatkan apa-apa. Itulah kenapa aku bercerai dengannya." Kata Xu Pei dengan tenang.     

"Siapa bilang Yangyang tidak mendapatkan apa-apa. Dia adalah cucu keluarga Mo, tentu saja nanti dia akan mendapat bagian dari uang warisan, tidak seperti yang anak kurang ajar itu katakan. Selama aku hidup, Yangyang akan mendapat bagian dari warisan keluarga Mo."     

Nyonya Mo mengatakan dengan tegas, tetapi Xu Pei tidak terlalu menanggapinya. Harta yang dia miliki setelah bercerai, cukup untuk menghidupinya dan Mo Yang untuk waktu yang lama, dia tidak meminta yang muluk-muluk.     

"Aku bertanya padamu, apakah kamu tahu masalah menghilangnya Anran? Apakah Changwen menceritakan hal ini padamu?" Tanya Nyonya Besar Mo.     

"Aku tidak pernah menanyakan urusan pribadinya, masalah menghilangnya Lan Anran sungguh aku tidak tahu-menahu."     

Xu Pei tidak mengerti apa yang sebenarnya dilakukan oleh Mo Changwen. Bertahun-tahun lamanya menikah dengan Mo Changwen, dia sendiri penasaran dengan apa yang dilakukan suaminya, tetapi sekarang apapun yang Mo Changwen lakukan, bukan urusannya lagi.     

"Di mana Changwen sekarang?" Tanya Nyonya Besar Mo.     

"Mungkin dia sekarang berada di rumah anak dan wanita simpanannya."      

Nyonya besar Mo enggan pergi ke sana.     

Dia menghubungi Mo Changwen     

"Hei anak kurang ajar, di mana kamu sekarang?"     

Suara Nyonya Besar Mo terdengar tegas, Mo Changwen sepertinya sudah bisa menebak alasan ibunya mencari dirinya.     

"Bu, menghilangnya Lan Anran tidak ada kaitannya denganku. Jangan menuduhku dari apa yang orang katakan." Kata Mo Changwen membela diri.     

"Kamu anakku, apakah aku masih tidak mengerti watak anakku."     

"Bu, justru karena aku anakmu, ibu tidak mempercayaiku? Ibu lebih memilih mendengarkan orang lain dan menuduhku. Apakah benar aku ini anakmu, Bu?"     

"Apakah kamu tidak sadar, yang kamu lakukan ini membunuh? Membunuh itu tindakan kriminal dan kamu bisa masuk penjara? Dulu aku tutup mata ketika kamu melakukan ķecurangan, tetapi sekarang kamu membunuh Anran, yang merupakan istri keponakanmu sendiri, kenapa kamu membunuhnya? Katakan padaku, kenapa kamu membunuhnya?"     

Nyonya besar Mo tidak percaya pada kebohongan Mo Changwen.     

"Bu, ibu ingin aku mengakui telah melakukan tindakan kriminal? Ibu kalau tidak percaya padaku, panggil polisi untuk menangkapku. Kenapa aku membunuh istri keponakanku sendiri?"     

Mo Changwen marah kemudian menutup sambungan telepon. Setelah menutup sambungan telepon, Mo Changwen menjadi panik, dia takut dirinya akan benar-benar dilaporkan polisi dan masuk penjara.     

Dia meminta bawahannya untuk memastikan tidak ada barang bukti yang tertinggal dan pergi ke gunung mencari jenazah Lan Anran. Setelah beberapa hari melakukan pencarian, mereka belum berhasil menemukannya."     

"Aneh, kenapa jenazahnya tidak ada?" Mo Changwen curiga.     

Mo Changwen tidak bisa tenang selama jenazah Lan Anran belum di]itemukan.     

"Di gunung banyak hutan dan ular, serangga, tikus dan binatang buas lainnya yang memakan jenazahnya, apalagi sudah lewat beberapa hari sejak kejadian itu, jenazahnya pasti sudah tidak utuh lagi." Kata bawahannya menenangkan.     

Mo Changwen berpikir ucapan bawahannya masuk akal. Hati Mo Changwen mulai tenang, tunggu sampai diadakan persemayaman Lan Anran, dia akan hadir di sana.     

...     

Beberapa hari telah berlalu, masih belum terdengar kabar tentang Lan Anran. Setiap hari Lan Tingyun pergi ke Gunung Ming mencari putrinya, dia masih percaya putrinya masih hidup.     

Li Yueru masih meratap, setiap hari dia terbaring lemas di tempat tidur, dan dijaga oleh Lan Yanran.     

Lan Yanran merasa bersalah kakaknya menghilang karena dirinya, dia menghentikan semua kegiatannya di dunia hiburan. Dia membenci dirinya karena tidak menolong kakaknya, sampai kakaknya kehilangan nyawanya. Setiap hari dia tidak bisa tidur.     

Hanya Zhao Xiumei yang setiap hari merasa bahagia dan sehat, dia mulai mengemasi barang-barangnya untuk kembali ke rumah Lan Tingyi.     

Meskipun Lan Tingyi kabur entah ke mana, tetapi dia masih bisa berbagi kebahagiaan dengan Xu Yanshan dan Lan Yaxin. Di rumah Lan Tingyun, dia setiap hari mendengar mereka sekeluarga meratap, membuatnya hilang nafsu makan.     

"Yueru, aku mulai hari ini pindah. Aku tidak ingin menambah beban kalian, melihat kalian terpuruk seperti ini, jadi aku pindah ke rumah Lan Tingyi. Beri tahu aku kapan kita mengadakan upacara tujuh hari meninggalnya Anran. Selama dia hidup, aku belum menjadi nenek yang baik, jadi aku mau datang mendoakannya agar arwahnya tenang di alam sana." Kata Zhao Xiumei berpura-pura sedih.     

"Putriku belum mati. Dia masih hidup. Aku yakin dia masih hidup!" Teriak Li Yueru.     

Zhao Xiumei tidak mau berdebat lebih panjang, dia membawa kopernya dengan bersemangat meninggalkan Keluarga Lan Tingyun, lalu pergi ke rumah Lan Tingyi.     

Zhao Xiumei mengetuk pintu rumah Lan Tingyi dengan senang hati.     

Di dalam rumah, Lan Tingyi bersikap waspada mendengar suara ketukan pintu. Kini kulit Lan Tingyi hitam, tubuhnya kurus, dia sangat menderita di luar sana, sehingga tengah malam, dia diam-diam kembali ke rumahnya menemui istri dan anaknya.     

Xu Yanshan mengintip dari lubang pintu, ternyata yang datang adalah Zhao Xiumei. Dia pun dengan senang hati membuka pintu untuk mertuanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.