Istri Cantik-cantik Ganas

Tidak Termaafkan



Tidak Termaafkan

0"Tunggu saja pembalasan dariku!"     
0

Mo Jinrong melepas genggamannya pada kerah baju Mo Changwen, sambil memberi peringatan kepadanya.     

"Jinrong, apakah kamu menyukai gadis itu?" Tanya Mo Changwen penasaran sambil menatapnya.     

Mo Jinrong pergi tanpa menanggapi pertanyaan Mo Changwen.     

...     

Di rumah keluarga Lan.     

Nyonya Besar Mo datang ke rumah keluarga Lan.     

Sejak menghilangnya Lan Anran, kondisi kesehatan Li Yueru menurun, dia berbaring di tempat tidur sambil minum ramuan obat.     

Lan Tingyun sudah berusaha mencari putrinya, tetapi tidak berhasil menemukannya, sedangkan Lan Yanran terus menyalahkan dirinya sendiri karena telah membuat kakaknya celaka, semua kegiatannya di dunia hiburan dia hentikan sementara karena kejadian kakaknya membuatnya tidak bergairah untuk mengikuti acara atau kegiatan syuting.     

"Besan, kami keluarga Mo turut prihatin menghilangnya Anran!"     

Nyonya besar Mo datang seorang diri meminta maaf.     

Sayangnya permintaan maafnya tidak disambut baik Keluarga Lan, putri mereka yang baik dan tidak bersalah kini menghilang entah ke mana, mereka tidak bisa memaafkan Mo Jinrong.     

"Buat apa kamu datang ke sini? Kembalikan putriku!"     

Lan Tingyun menangis mengingat putrinya yang menghilang.     

"Pelakunya adalah putramu, Mo Changwen. Kakakku menghilang gara-gara dia!"     

Lan Yanran sampai hari ini mengingat nama orang yang mencelakai kakaknya. Sampai kapan pun dia tidak akan lupa.     

"Changwen? Bagaimana bisa pelakunya Changwen?" Nyonya besar Mo terkejut.     

Dia tahu putranya suka berbohong, tapi dia yakin putranya tidak mungkin membunuh.     

Nyonya besar Mo tidak percaya putranya membunuh cucu menantunya.     

"Memang dia pelakunya. Awalnya dia menculikku. Saat itu kakakku meneriakkan nama orang itu, bahkan wajahnya pun masih kuingat." Kata Lan Yanran.     

"Kembalikan putriku. Anran, kamu di mana sekarang?" Li Yueru menangis.     

"Buat apa menangis! Bahkan jenazahnya saja belum ditemukan, kalian sudah berduka, mengganggu tidurku saja."     

Zhao Xiumei tidak bisa tidur karena mendengar suara tangisan mereka berdua. Dia senang Lan Anran hilang, hanya dia di keluarga Lan yang bahagia saat Lan Anran menghilang.     

Zhao Xiumei merasa sedih karena tidak ada orang yang bisa dia ajak berbagi rasa bahagia ini. Dia masih ingin kembali ke rumah anak sulungnya, hanya di sanalah dia merasa bahagia.     

"Bu, Anran menghilang, ibu masih bisa tidur? Apakah ibu tidak peduli terhadap Anran?" Tanya Lan Tingyun dengan geram.     

Zhao Xiumei terdiam, lalu menunjukkan ekspresi sedih. Walaupun dalam hati dia tidak peduli dengan menghilangnya Lan Anran.     

"Bagaimana mungkin aku tidak sedih? Hanya saja apa gunanya menangis? Lebih baik pergi mencarinya."     

Li Yueru tidak senang Zhao Xiumei yang cuek saat mengetahui cucunya menghilang.     

"Besan, kalau benar putraku yang melakukannya, aku akan menyeretnya ke sini untuk meminta maaf kepada kalian. Aku akan menanyakan padanya sebenarnya di mana dia sembunyikan Lan Anran. Aku akan membuat perhitungan dengannya."     

Nyonya besar Mo yang belum duduk lama, bergegas pergi.     

Keluarga Lan membiarkan Nyonya Besar Mo pergi.     

"Nyonya, apakah yang mereka katakan itu benar?" Tanya Bibi Wu.     

"Keluarga Lan tidak mungkin menggunakan anaknya untuk bahan gurauan. Putraku yang kurang ajar itu, memang suka melakukan kebohongan dan aku berusaha menutup mata atas semua kecurangan yang dia lakukan. Aku tidak menyangka dia sampai berani melakukan hal segila ini membunuh Anran. Jika sampai benar, aku akan mematahkan lehernya dan bertanya kenapa dia membunuh gadis sebaik Anran."     

Nyonya Besar Mo marah. Dia bergegas menuju ke Villa Mo Changwen.     

Mo Changwen baru saja pindah setelah mengemasi barang-barangnya, ibunya datang di vilanya.     

"Nenek, maafkan aku, aku lama tidak mengunjungi Nenek."     

Cucu yang setiap saat mengunjungi Nyonya Besar Mo adalah Mo Jinrong. Sekarang dia sudah tidak bersama dengan ayahnya lagi, hanya neneknya satu-satunya tempat bergantung. Saat dia masih tinggal dengan ayahnya, dia memilih menjauh dari neneknya. Kini keadaannya berbeda, dia harus mulai menarik hati neneknya.     

"Sudahlah! Jangan bermulut manis di depanku. Hari ini aku mau bertemu dengan Mo Changwen."     

Nyonya besar Mo paham cucu-cucunya muda dan memiliki kesibukannya masing-masing, jadi dia tidak mau menuntut mereka.     

"Bu, tadi aku sudah bercerai dengan Mo Changwen, mulai hari ini, rumah ini milikku, dia baru saja sudah pindah dari rumah ini."     

Tidak biasanya Xu Pei tersenyum dan menjadi lembut, sepertinya hatinya lebih bahagia setelah bercerai dengan Mo Changwen.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.