Istri Cantik-cantik Ganas

Merasa Cemburu



Merasa Cemburu

0"Besok kamu datang ke perjamuan? Aku dengar Mo Jinrong akan hadir di sana. Katanya dia jelek, aku belum pernah bertemu dengannya, jadi aku ingin bertemu dengannya." Zhao Xiaolei menjepit ujung atas pensil di mulutnya, dia terlihat berharap bisa bertemu dengan Mo Jinrong.     
0

Lan Anran berhenti menulis, kemudian berkata, "Siapkan hatimu dulu sebelum bertemu dengannya."     

"Kamu sudah pernah bertemu dengannya? Apakah benar dia jelek?" Tanya Zhao Xiaolei menatap Lan Anran dengan penuh penasaran.     

"Lan Anran, besok kamu sungguhan tidak datang ke perjamuan itu?" Tanya Lin Cheng mendekat.     

"Lin Cheng, kamu menyebalkan! Tidak capek-capeknya kamu mendekati Lan Anran terus. Jangan mimpi kamu bisa mendapatkan Lan Anran." Kata Zhao Xiaolei mengejek.     

"Tutup mulutmu!"     

Lin Cheng kembali ke tempat duduknya dengan kesal. Kalau Lan Anran tidak ikut, tidak seru jika hanya sendirian hadir di acara perjamuan itu.     

Sesampainya di rumah, Mo Jinrong mengirim pesan, [Apakah 'nol' benar besok hadir di acara perjamuan?]     

[Iya, tenang saja, aku sudah menghubunginya. Jangan lupa setelah kamu bertemu dengannya, berikan uang satu milyar sesuai kesepakatan kita.] Lan Anran membalas pesan dengan cepat.     

"Besok terus awasi Lan Anran, jangan sampai ada yang terlewat. Awasi siapa saja orang-orang yang datang dan pergi dari keluarga Lan." Kata Mo Jinrong kepada Mo San.     

"Tuan Muda, besok saya akan selidiki lokasi datangnya 'nol' dan memasang CCTV di kamar Nona Lan, dengan begitu kita bisa menemukan 'nol'." Kata Mo San.     

"Baiklah. Besok akan banyak orang licik yang datang, seperti Mo Changwen dan keluarga Qin."      

Ucap Mo Jinrong, lalu dia berhenti sejenak kemudian bertanya, "Apakah besok Qin Tian juga akan hadir?"     

"Sepertinya begitu. Selama ini Tuan Qin selalu mengajak anaknya ikut dalam berbagai macam perjamuan, orang-orang menilai bahwa dia suatu saat akan menjadi pengganti ayahnya. Namun, tenang saja, besok Nona Lan kan tidak ikut."      

Mo San tertawa geli.     

Mo Jinrong melirik Mo San lalu berkata, "Apa urusannya dengan Lan Anran? Omong-omong apakah kamu sudah menyelidiki apa yang sudah aku suruh, sebenarnya apa yang terjadi di sekolah Lan Anran?"     

"Tuan Muda, sudah berhasil aku selidiki. Laki-laki di foto adalah Lin Cheng, anak dari Lin Jiakang. Lin Cheng terus mengejar Nona Lan. Selain itu, Paman Nona Lan yang bernama Lan Tingyi ketahuan melakukan pembedahan jenazah, akibatnya rumah sakit Keluarga Lan berhenti beroperasi sementara waktu. Sekarang Nona Lan menjadi buah bibir di kampus."     

Mo San menceritakan semua informasi yang dia dapatkan.     

"Lin Cheng berani mengejar Lan Anran?"     

Mendengar nama Lin Cheng disebut, Mo Jinrong mengepalkan tangan, menggertakkan gigi sambil menatap tajam ke arah Mo San.     

"Tuan Muda, jangan pandangi aku seperti itu. Aku tidak ada hubungannya dengan masalah ini. Bukan aku yang mengejar Nona Lan. Aku mendengar kabar, Lin Cheng mengirimkan bunga kepada Nona Lan dan satu kampus mengetahui hal ini." Kata Mo San sambil tertawa.     

"Kamu masih bisa tertawa? Kamu bahagia istri Bosmu dibawa kabur?" Tanya Mo Jinrong.     

"Bukan, bukan! Tuan Muda, dia tidak akan kabur, tidak akan kabur. Nyonya muda tidak menerima cinta Lin Cheng!" Mo San buru-buru melambaikan tangannya.     

"Lalu kenapa dia masih berani mengejar Lan Anran? Kelihatannya Lan Anran menyambut perasaannya?"      

Mo Jinrong menggertakkan gigi sambil memegang erat botol bir.     

"Daritadi apakah kamu mendengarkan infomasi yang aku sampaikan?" Tanya Mo San.     

"Apa yang kamu katakan? Ada berita apa lagi!"     

"Tidak ada, hanya tadi aku menyampaikan tentang Paman Lan Anran yang ketahuan melakukan pembedahan jenazah. Apakah kita perlu membantu mengurus masalah ini? Karena gara-gara masalah pamannya, Nona Lan menjadi malu." Kata Mo San.     

"Buat apa aku membantunya? Bukankah dia sudah ada Lin Cheng. Suruh dia minta bantuan Lin Cheng saja. Aku tidak mampu membantunya!"     

Mo Jinrong mengungkapkan kecemburuannya seperti anak kecil.     

"Tuan Muda cemburu ya!"     

Mo San merasakan Bosnya sedang cemburu.     

"Apa kamu bilang?" Kata Mo Jinrong.     

"Tuan Muda, ramuan obatnya sudah selesai dibuat, apakah akan segera dijual?" Tanya Mo San mengalihkan topik pembicaraan.     

"Jangan, kita tunggu dulu. Anran sedang menyelidiki tentang Xiang Tuan, tunggu besok setelah dari perjamuan keluarga Zhao, kita jual ramuan obat itu diam-diam." Kata Mo Jinrong.     

"Tuan Muda, ramuan obat kali ini seharusnya aman. Kejadian tentang pasien meninggal setelah minum ramuan obat yang kita jual sepertinya hanya kecelakaan, karena pasien lain mengatakan kondisi mereka baik-baik saja." Kata Mo San sambil tersenyum.     

"Iya, apakah ada kabar tentang Mo Changwen?"     

"Tuan Mo akhir-akhir ini tidak kelihatan merencanakan sesuatu. Kemungkinan karena beberapa waktu lalu dia membuat Nyonya Besar Mo marah sehingga suasana hatinya sedang buruk, kecuali dia diam-diam membuat masalah kepada Lan Yanran supaya Lan Yanran tidak bisa berkarir sementara waktu." Kata Mo San.     

"Apa? Dia membuat nenek marah? Kenapa kamu tidak memberitahuku?" Tanya Mo Jinrong sambil melotot.     

"Tuan Muda? Pekerjaanku masih banyak, jadi aku lupa memberitahumu. Maafkan aku. Tetapi tenang saja sekarang kondisi Nyonya besar Mo baik-baik saja, setelah Nona Lan datang menginap untuk menemaninya. Katanya Nona Lan juga membantu Nyonya besar Mo memeriksa nadinya dan menghibur Nyonya Besar Mo." Kata Mo San sambil tersenyum.     

"Kalau begitu aku harus menjenguknya, jika tidak, nenek akan memarahiku."     

Mo Jinrong berdiri lalu ganti baju, kemudian pergi ke rumah neneknya.     

"Tuan Muda, tenang saja. Meskipun kamu tidak menjenguk Nyonya Besar Mo, dia tidak akan memarahimu, karena kehadiran Nona Lan sudah cukup baginya."      

Mo San tertawa.     

...     

Di gedung pertunjukkan Nyonya Besar Mo.     

"Nyonya, Tuan Muda Jinrong sudah datang!" Kata Bibi Wu melaporkan.     

"Bocah tengik itu masih ingat padaku?" Kata nyonya besar Mo kesal.     

"Nenek, aku datang menjengukmu." Mo Jinrong masuk kemudian duduk.     

"Kamu masih ingat padaku? Aku sudah dibuat kesal dan kamu sebagai cucu tidak datang menghiburku." Kata Nyonya Besar Mo sedih.     

"Nenek, sebenarnya apa yang terjadi? Aku tidak tahu apa yang terjadi pada nenek karena Mo San tidak memberitahu aku." Kata Mo Jinrong tersenyum.     

Mo Jinrong hanya mau tersenyum di depan neneknya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.