Istri Cantik-cantik Ganas

Masa Lalu Yang Sulit Dilupakan



Masa Lalu Yang Sulit Dilupakan

"Kamu sukanya menyalahkan orang lain, apa gunanya aku punya cucu sepertimu?" Nyonya Besar Mo kelihatan tidak senang.     

Di perayaan ulang tahunnya, cucunya tidak datang, cucunya bahkan tidak pernah tahu apakah neneknya sedang sakit atau tidak. Sia-sia dia membesarkan cucunya ini.     

"Tuan Muda Jinrong, Anda pasti tidak tahu seberapa gila wanita simpanan Tuan Mo. Wanita itu membuat Nyonya besar Mo emosi hingga harus meminum obat, dia terang-terangan mengatakan ingin menjadi pemilik Keluarga Mo. Entah kenapa Tuan Mo mau memilih wanita itu. Dulu kami tidak senang dengan Nyonya Xu Pei, tetapi sekarang saya merasa Nyonya Xu Pei lebih baik. Hanya saja Nyonya Xu Pei mengatakan mau bercerai dengan Tuan Mo, membuat Nyonya Besar Mo merasa cemas." Bibi Wu menceritakan secara detail masalah yang terjadi.     

Mo Jinrong terlihat serius. Dia tidak menyangka wanita simpanan itu berani datang ke keluarga Mo. Dia bermimpi bisa menjadi bagian dari Keluarga Mo.     

"Nenek, jangan kesal lagi. Lebih baik nenek jaga kesehatan nenek, itu yang terpenting." Kata Mo Jinrong dengan lembut.     

"Nenek dengar besok ada perjamuan makan malam keluarga Zhao. Apakah kamu hadir?" Tanya Nyonya Besar Mo.     

"Iya. Aku tidak mengenal baik Zhao Han. Di kemudian hari siapa tahu dia bisa menjadi partner bisnisku. Walaupun bukan, tidak ada salahnya mengenal dia."     

Mo Jinrong belum memberitahu neneknya kalau dia sudah sembuh, agar neneknya tidak mencemaskan penyakitnya dan untuk merahasiakan tentang 'nol'.     

"Zhao Guoliang pria yang jujur, seharusnya anaknya juga memiliki sifat yang sama dengan ayahnya. Apakah kamu tidak mengajak Lan Anran ke sana?" Tanya Nyonya Besar Mo.     

"Orang-orang belum mengetahui identitasku yang sebenarnya. Baru karyawan kantor yang mengetahuinya. Aku tidak mau mencari masalah. Besok Mo San yang akan berpura-pura menjadi diriku, jadi aku tidak mengajak Lan Anran."     

Mo Jinrong selama ini meminta Mo San berpura-pura menjadi dirinya demi alasan kondisi penyakitnya. Sekarang kondisinya belum sepenuhnya sembuh, sehingga dia belum bisa mengungkap identitas sebenarnya.     

"Jinrong, apakah penyakitmu sudah sembuh?" Tanya Nyonya Besar Mo.     

"Iya, sudah lebih baik." Jawab Mo Jinrong dengan santai.     

Sejak itu penyakitnya sudah tidak kambuh lagi, tetapi dia juga belum bisa memastikan apakah sudah sepenuhnya sembuh.     

"Jinrong, nenek merasa ada beberapa hal yang harus berani kamu lepaskan, seperti kematian Ying'er. Ying'er sudah mati sejak lama, sudah saatnya kamu memaafkan dirimu sendiri. Penyakitmu sudah kamu alami sejak lama, apakah kamu masih belum mau melepaskan masa lalu?"     

Nyonya besar Mo tidak tega melihat kondisi cucunya. Dia tahu Mo Jinrong selalu menyalahkan dirinya sendiri atas kematian adiknya. Kejadian itu sudah lama berlalu, tetapi cucunya ini belum melepaskan rasa bersalahnya. Dia selalu mencemaskan Mo Jinrong.     

"Nenek, nenek sendiri paham bahwa tidak semua hal bisa dilupakan begitu saja. Ying'er mati gara-gara aku. Andai saja aku berada disampingnya saat itu, aku bisa membantunya mengambil obat, tidak mungkin dia mati. Itulah kenapa aku selalu merasa bersalah terhadap dirinya."     

Tiba-tiba dia teringat kejadian di pesawat. Saat itu, adiknya pasti berharap dia berada disampingnya. Dia terbayang wajah adiknya yang sedang menahan sakit sambil menatapnya. Setiap malam dia selalu mimpi Mo Ying sedang tersenyum kepadanya.     

"Jinrong, Ying'er tidak akan menyalahkanmu. Saat itu murni kecelakaan. Buat apa kamu menyalahkan dirimu sendiri? Sudah saatnya kamu meneruskan hidupmu dengan melepas hal-hal pahit. Siapa pun tidak ada yang bisa menyembuhkanmu, kecuali dirimu sendiri. Kapan kamu akan tersadar?"     

Nyonya Besar Mo melihat cucunya, mungkin saja beberapa tahun kemudian cucunya masih sama seperti sekarang, itulah yang membuatnya selalu mencemaskan cucunya.     

"Nenek, aku masih ada urusan lain, aku pergi dulu. Kapan-kapan aku akan mengunjungimu lagi "     

Mo Jinrong berdiri lalu pergi. Dia tidak mau terus mendengarkan neneknya menasehati dirinya untuk melepaskan masa lalunya yang kelam.     

"Nyonya, jangan cemas. Tuan Muda Jinrong akan baik-baik saja." Kata Bibi Wu menghiburnya.     

"Bagaimana mungkin bisa tenang jika melihatnya seperti ini? Ying'er sudah mati 20 tahun yang lalu. Namun bayang-bayang masa lalu terus mengikutinya sampai saat ini. Satu-satunya orang yang selalu aku cemaskan adakah dia." Kata Nyonya Besar Mo.     

"Nyonya, bukankah Anda bilang Nona Lan adalah obat penyembuh Tuan Muda? Anda masih bisa melihat cucu Anda sembuh suatu saat." Kata Bibi Wu menenangkan.     

"Aku berharap begitu. Setiap Lan Anran bersamanya, penyakitnya tidak kambuh lagi. Entah apakah penyakitnya bisa disembuhkan total atau tidak." Kata Nyonya Besar Mo sambil fokus menonton pertunjukkan.     

...     

Malam ini acara perjamuan makan malam keluarga Zhao akan dimulai. Lan Anran pergi ke perusahaan produk bermerek yang menjadi sponsor nya, untuk mengambil pakaian untuk Lan Yanran pakai di pesta.     

"Kak, darimana kamu mendapatkannya? Harganya pasti mahal ya?"     

Lan Yanran melihat packaging produknya dan menyadari bahwa ini pasti barang mahal.     

"Tenang saja. Aku menyuruh orang yang membuat baju ini. Baju ini hanya satu-satunya di Tiongkok. Kamu harus berpenampilan bagus di acara perjamuan keluarga Zhao yang mewah itu." Kata Lan Anran sambil tersenyum.     

Baju ini adalah produk bermerek yang dikirim oleh perusahaan yang bersedia menerima sponsor dari Lan Anran senilai 10 juta yuan.     

"Terima kasih, kak. Kamu bahkan tahu ukuran bajuku."     

Lan Yanran merasa belum pernah memberitahu kakaknya tentang ukuran bajunya, tetapi kakaknya bisa mengetahuinya sendiri.     

"Aku hanya mengira-ngira. Coba dulu bajunya cocok atau tidak?"     

Lan Anran tersenyum. Di kehidupan yang sebelumnya, Lan Yanran menolong kakaknya ini, dia menyenangkan hati seorang perempuan itu. Perempuan itu memaksa Lan Yanran memakai berbagai macam gaya baju, hingga dia hafal ukuran baju adiknya.     

Lan Yanran kembali ke kamarnya dan berganti pakaian dengan perasaan senang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.