Istri Cantik-cantik Ganas

Dia Bisa Memeriksa Nadi



Dia Bisa Memeriksa Nadi

0"Jangan harap Liu Fang si wanita itu bisa menjadi anggota keluarga Mo!"     
0

"Baiklah, baiklah! Dia tidak akan menjadi anggota keluarga Mo. Aku hanya takut Xu Pei sungguh akan menceraikanku." Kata Mo Changwen tidak berdaya.     

"Aku pikir kamu senang bercerai dengannya. Aku peringatkan padamu, jangan pernah bercerai dengannya, karena jika kamu bercerai dengannya maka Xu Pei akan mendapat separuh dari harta kekayaan Keluarga Mo. Kalian teruskan bisnis pengobatan bersama, aku juga tidak keberatan Yangyang yang akan meneruskan bisnis itu. Pokoknya jangan bercerai dengannya!" Kata Nyonya Besar Mo dengan tegas.     

"Baiklah, baiklah, aku tidak mau bercerai dengannya. Aku akan pulang membujuknya dan menerima semua luapan emosinya!" Kata Mo Changwen.     

Setelah Mo Changwen pergi, Nyonya Besar Mo masih merasa kesal.     

"Bibi Wu, pergilah ke Keluarga Lan dan ajak Anran datang ke sini. Aku ingin bertemu dengannya. Perasaanku bisa kembali tenang jika bertemu dengannya. Aku ingin berbincang-bincang dengannya."     

Nyonya Besar Mo merasa sudah lama tidak bertemu dengan Lan Anran. Walaupun hari ini dia sudah dibuat kesal, tapi dia pasti akan kembali bahagia saat bertemu dengan cucu menantunya.     

"Apakah Nyonya masih sanggup duduk lebih lama?" Tanta Bibi Wu dengan cemas.     

"Tenang saja. Kondisiku membaik setelah minum obat. Cepat ajak dia ke sini!"     

Bibi Wu bergegas pergi ke rumah keluarga Lan.     

Lan Anran baru saja kembali dari kebun obatnya di desa. Dia melihat Bibi Wu yang asing baginya, datang ke rumahnya.     

"Anda siapa?"     

"Saya adalah pelayan Nyonya besar Mo. Saya datang ingin mengajak Anda menemuinya."     

Bibi Wu sudah dua puluh tahun setia melayaniNyonya besar Mo, sehingga dia mengenal dekat Nyonya besar Mo.     

"Bibi Wu, kenapa tiba-tiba datang ke sini? Apakah ada yang terjadi pada nenek?" Tanya Lan Anran dengan cemas.     

"Tidak. Hari ini Nyonya sedang tidak enak badan, lebih tepatnya suasana hatinya sedang buruk. Nyonya meminta saya untuk mengajak Nona Lan pergi menemuinya, katanya dia bisa merasa bahagia lagi setelah bertemu dengan Nona Lan."     

"Anran, cepat temui dia. Wakili kami untuk menanyakan bagaimana kondisi tubuhnya. Nanti kabari ibu bagaimana keadaannya." Kata Li Yueru sambil tersenyum.     

"Baiklah."     

Lan Anran naik ke lantai atas ganti pakaian lalu ikut dengan Bibi Wu.     

"Cih! Penyakit orang kaya hanya satu yaitu terlalu lama menikmati menjadi orang kaya." Kata Zhao Xiumei saat melihat Lan Anran pergi.     

Lan Anran menempuh perjalanan setengah jam barulah sampai di rumah Keluarga Mo.     

"Nenek, ada apa denganmu?"     

Lan Anran turun dari mobil langsung menuju ke kamar Nyonya Besar Mo, sambil memegang tangannya.     

"Aku baik-baik saja. Hanya suasana hatiku saja sedang buruk. Suasana hatiku kini membaik saat melihat kedatanganmu!" Kata Nyonya Besar Mo sambil tersenyum.     

Lan Anran melihat suasana hati Nyonya Besar Mo membaik, wajahnya juga tidak terlihat sedang sakit, hanya ada kerutan di dahinya, pasti dia masih memiliki beban di hati.     

"Nenek, bolehkah aku memeriksa denyut nadi tangan nenek?" Tanya Lan Anran sambil tersenyum.     

"Kamu bisa?" Tanya Nyonya Besar Mo terkejut.     

"Apakah nenek lupa apa prestasiku? Aku juara pertama kompetisi medis. Memeriksa denyut nadi adalah pelajaran dasar dari ilmu pengobatan."     

Lan Anran dari kecil tidak hanya memiliki banyak pengetahuan tentang pengobatan, tetapi juga ahli memeriksa denyut nadi.     

"Baiklah, periksalah."     

Nyonya besar Mo setuju. Dia tidak menyangka cucu menantunya sehebat ini. Dia ingin melihat seberapa ahli gadis ini dalam memeriksa nadinya.     

Nyonya besar Mo meletakkan tangannya di samping Lan Anran. Jari-jari Lan Anran mencari titik denyut nadi di tangannya.     

Denyut nadinya sangat kencang, masih tersimpan amarah dalam hatinya, perasaannya sangat halus, energinya juga menurun.     

Lan Anran mendapat kesimpulan Nyonya Besar Mo sebagian besar sakit karena amarah yang terpendam.     

"Nona Lan, Bagaimana kondisi Nyonya?"     

Bibi Wu takut majikannya terjangkit penyakit serius setelah melihat ekspresi Lan Anran.     

"Nenek baik-baik saja. Nenek hanya emosi sehingga gejala penyakit jantungnya kambuh kan? Sebenarnya nenek lebih sehat daripada aku, hanya saja suasana hati nenek sedang buruk hari ini, nenek hanya perlu istirahat." Kata Lan Anran sambil tersenyum.     

Nyonya Besar Mo merasa aneh, kenapa Lan Anran tahu dia memiliki penyakit jantung?     

"Anran, apakah Jinrong yang memberitahumu soal penyakit jantungku?"     

Lan Anran terhenyak, hampir saja dia ketahuan. Dia terpaksa menganggukan kepala.     

"Iya, Jinrong menceritakan nenek memiliki penyakit jantung dan pernah dioperasi. Nenek tidak boleh marah, dia memintaku untuk sering-sering membuat nenek gembira."     

Lan Anran mengucapkan perkataan yang sedap didengar, senyumannya indah bagaikan bunga mawar.     

"Kamu pintar berbicara. Tapi aku senang bertemu denganmu." Nyonya Besar Mo menatapnya.     

"Nenek, apa yang terjadi denganmu? Siapa yang berani membuat nenek geram?"     

Lan Anran penasaran. Yang aku tahu, nenek orang yang sabar. Nyonya besar Mo sampai harus operasi jantung juga sebenarnya ada hubungannya dengannya. Di kehidupan yang lalu, dia melawan perkataan nenek, kemudian nenek menjadi marah, membuat penyakit jantungnya kambuh dan perlu dilakukan tindakan operasi.     

"Ini semua gara-gara Mo Changwen. Dia mengajak wanita simpanannya dan anaknya ke rumah, tentu saja aku marah." Nyonya Besar Mo selalu marah setiap mengingat perbuatan anaknya.     

"Nenek, jangan marah. Kalau nenek marah, bukankah artinya mereka menang?"Kata Lan Anran menenangkan.     

"Anakku yang kurang ajar itu membuatku murka dan hari ini wanita itu berani menyumpahi aku mati! Dia masih berharap bisa menjadi keluarga Mo, jangan berharap itu akan terjadi!"     

Setiap mengingat kejadian tadi, darahnya langsung mendidih.     

"Nenek, kamu adalah nenek kesayangan kami, jangan marah lagi. Atau kalau tidak, aku akan mewakilimu membuat perhitungan dengan mereka, bagaimana?" Kata Lan Anran sambil tersenyum, dia terlihat sangat imut.     

"Memang hanya Anran yang peduli padaku, aku tidak tega menyuruhmu balas dendam untukku." Kata Nyonya Besar Mo sambil tersenyum.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.