Istri Cantik-cantik Ganas

Jangan Berharap!



Jangan Berharap!

0"Keturunan Keluarga Mo? Keluarga Mo memiliki banyak keturunan. Bagaimana pun kamu adalah wanita simpanan Mo Changwen, anak ini juga anak di luar nikah. Keluarga Mo tidak menerima wanita simpanan beserta anaknya. Kamu bukan siapa-siapa di Keluarga Mo! Lain kali jangan datang ke sini lagi, aku akan menyuruh orang mengirimkan uang bulanan kepada kalian. Sekarang cepat pergi dari sini!" Nyonya Besar Mo berkata dengan santai tetapi terdengar tajam di telinga Liu Fang.     

"Kamu bisa seenaknya mengusirku? Xu Pei, kamu pasti belum tahu, rumahku berada di samping rumahmu. Setiap hari aku bisa melihat apa saja yang kamu lakukan. Changwen yang membelikanku rumah itu. Rumahmu sudah tua, sedangkan rumahku masih baru. Wanita yang dia cintai adalah aku, setiap minggu dia selalu datang ke rumahku!"     

Liu Fang tertawa. Dia tidak bisa menahan emosinya setelah mendapatkan respon dingin dari Keluarga Mo. Belum pernah dia ditindas seperti ini.     

"Ibu, hentikan!" Kata Mo Yuze menahan ibunya sambil menahan rasa malu.     

"Jika aku berhenti bicara, mereka akan terus menindas kita. Aku sudah menjalin cinta dengan Changwen selama dua puluh tahun, dan aku tidak melakukan apa-apa. Apakah aku tidak boleh meminta anakku diakui?"     

"Dasar tidak tahu malu! Dasar wanita jalang! Mo Changwen setiap malam tidur di rumahku. Bagaimana denganmu? Sudah berapa lama kamu tidak tidur bersamanya? Tetapi sekarang aku tidak menginginkan pria ini lagi, silahkan kamu ambil dia. Seorang wanita simpanan memang sukanya pria bekas wanita lain!" Xu Pei tersenyum kecut.     

"Kalian berdua hentikan perdebatan ini!"     

Mo Changwen tidak tahan mendengar perdebatan antara kedua wanita ini, dia merasa tersudutkan.     

Dulunya saat perselingkuhannya belum diketahui, kehidupannya damai. Kini semuanya berantakan gara-gara Si Bodoh Liu Fang!     

"Bu, tidak masalah ibu tidak mengakui Liu Fang. Yuze sekarang sudah besar, dia malu berhadapan di depan teman-teman sekolahnya. Biarkan dia menjadi anggota keluarga Mo, anggap saja aku memohon kepadamu, Bu?"     

Mo Changwen menarik Yuze ke hadapan neneknya.     

"Memohon kepadaku? Kamu masih tahu apa itu malu? Jika aku mengakui anak ini, apakah kamu akan meminta dia memegang Grup Mo bersama dengan Jinrong? Ataukah kamu akan mencelakai Jinrong? Aku mengetahui semua hal kecil yang telah kamu lakukan, tetapi aku tidak mempermasalahkannya. Aku juga pernah memperingatkan dirimu secara tersirat berharap kamu sadar. Aku bersedia mengakui dia sebagai cucuku, dengan syarat kamu lepaskan hakmu atas Grup Mo. Apakah kamu bisa menyanggupinya?" Tanya Nyonya Besar Mo secara blak-blakan.     

Mo Changwen terdiam, Bagaimana mungkin dia bersedia melepas Grup Mo?     

Dia tidak mungkin melepas apa yang sudah menjadi obsesinya selama ini!     

"Kalian pergi dari sini dan jangan pernah datang kembali ke sini!" Kata Nyonya Besar Mo.     

"Changwen! Kenapa kamu tidak mementingkan masa depan anakmu?"     

Liu Fang menarik tangan Mo Changwen sambil menangis.     

Sebenarnya Liu Fang sudah tahu, masa depan anaknya tidak sepenting obsesi pria itu.     

"Bawa mereka keluar dari sini!"     

Nyonya besar Mo menyuruh pelayan membawa mereka keluar.     

"Nenek, aku juga cucumu. Kenapa kamu tidak menyukaiku?" Tanya Mo Yuze sambil menangis.     

"Usiamu masih muda, sayangnya kamu tidak memiliki ketulusan hati, tidak ada bedanya dengan ibumu. Keluarga Mo bukan area yang bisa sembarang orang bisa masuk. Jaga diri kalian dengan baik di luar sana!" Kata Nyonya Besar Mo.     

"Baiklah, baiklah! Dasar nenek tua! Apakah kamu kira bisa menyingkirkan aku semudah itu! Tunggu sampai kamu mati, aku akan menjadi anggota keluarga Mo."     

Liu Fang sudah tidak bisa menahan emosi lagi. Dia meluapkan emosinya keluar.     

Nyonya besar Mo semakin marah mendengar perkataan Liu Fang, dia pun berteriak.     

"Cepat keluar! Mo Changwen, lihatlah perbuatanmu! Cepat keluar kalian semua!"     

Mo Changwen terpaksa menampar Liu Fang.     

Plak!     

"Dia ibuku, beraninya kamu menyumpahinya?"     

Liu Fang memegang wajahnya yang memerah sambil menatap Mo Changwen dengan ekspresi tidak percaya.     

"Kamu memukulku?"     

"Apa kamu sadar dengan yang kamu perbuat? Kamu tetap datang walaupun aku sudah melarangmu. Sekarang semuanya menjadi berantakan, apa kamu sudah puas sekarang?" Tanya Mo Changwen.     

Xu Pei justru merasa senang melihat kejadian ini.     

Xu Pei menghina mereka saat melihat mereka berdua diusir.     

"Wanita jalang! Kamu pantas menerimanya! Mo Changwen, aku beritahu padamu bahwa aku ingin bercerai! Yangyang akan ikut denganku, nanti aku akan mengirimkan surat pembagian harta beserta surat cerai kepadamu."     

Mo Changwen tercengang. Dia sama sekali tidak berpikiran untuk bercerai dengan Xu Pei.     

"Xu Pei, coba pikirkan baik-baik dulu, tidak perlu sampai bercerai kan?"     

"Tidak perlu sampai bercerai? Kamu membawa wanita simpananmu ke sini dan melahirkan anak di luar nikah. Apakah kamu menganggap ini masalah kecil?"     

Dulu Xu Pei tidak pernah melontarkan kata 'bercerai' semarah apa pun dia terhadap Mo Changwen, hari ini dia mantap bercerai setelah kejadian ini.     

Xu Pei pergi tanpa berkata sepatah kata pun.     

"Cepat keluar dari sini!" Kata Nyonya Besar Mo sambil menunjuk ke ibu dan anak itu.     

Awalnya hari ini suasana hatinya sangat baik, namun sekarang dia merasa kepalanya pening dan merasa tidak enak badan setelah kejadian ini.     

"Bibi Wu, tolong bawakan obat untukku."     

Nyonya besar Mo perlu minum obat untuk meredakan emosinya.     

Bibi Wu bergegas mengambil obat di kamar lantai atas.     

"Bu, apakah ibu baik-baik saja. Apa perlu aku mengantarmu ke rumah sakit?" Tanya Mo Changwen dengan cemas.     

"Kamu cepat pergi dari sini! Aku tidak mau melihatmu! Ini semua salahmu, aku menjadi seperti ini. Cepat pergi dari sini!"     

Nyonya Besar Mo muak melihat anaknya yang kurang ajar ini.     

Lalu Bibi Wu datang membawa obat.     

"Nyonya, ini obat impor yang baru dibeli, seharusnya obat ini berkhasiat."     

Bibi Wu segera memberikan obat itu, lalu Nyonya besar Mo sudah mulai tenang kembali setelah minum obat. Setelah dia sudah bisa mengendalikan emosinya, dia pun berkata kepada Mo Changwen.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.