Istri Cantik-cantik Ganas

Dia Cemburu?



Dia Cemburu?

0"Anran, apa yang terjadi?" Tanya Lan Tingyun.     
0

"Nenek mengusir Mo Jinrong. Mereka tidak mau, lalu nenek marah." Lan Anran menjelaskan.     

"Bu, kenapa ibu mengusir mereka?" Tanya Lan Tingyun dengan lembut.     

"Aku tidak mengusirnya!" Zhao Xiumei bergumam.     

"Anran, bawa nenekmu ke kamarnya di lantai atas."     

Lan Anran membawa neneknya ke lantai atas.     

"Tuan Muda Mo, sekarang katakan padaku, apa yang terjadi antara kamu dengan Anran?" Tanya Lan Tingyun sambil duduk.     

"Paman Lan, begini ceritanya. Masalah yang terjadi tempo hari murni kesalahanku. Di perusahaan ada baju jadi. Aku ingin melihat penampakannya jika dikenakan. Oleh karena itu aku meminta para model memperagakannya. Kemudian Lan Anran datang dan salah paham. Saat itu aku juga terbawa emosi dan tidak berpikir jernih. Saat kami berdua sudah mulai tenang, kami memutuskan untuk rujuk kembali. Gara-gara kesibukan di perusahaan, aku belum sempat ke sini dan baru hari ini aku bisa datang meminta maaf."     

Mo San sudah menyiapkan kalimat ini sudah lama, dan mengakui semua kesalahannya.     

"Kalian terlalu terburu-buru. Apakah kalian anggap pernikahan sebuah permainan? Ingin bercerai lalu langsung bercerai. Anran baru berusia 20 tahun. Jika kalian bercerai, suatu saat harus menikah kedua kalinya, menurutmu bagaimana masa depan Anran nanti?" Tanya Lan Tingyun.     

"Jinrong, bukannya ibu mengataimu tetapi kali ini keputusanmu terlalu terburu-buru. Kalau nanti ada rumor yang beredar, sedangkan Anran baru berusia 20 tahun. Apa yang kamu lakukan ini salah. Aku sudah diskusi dengan ayahnya.Karena Anran tidak menjadi menantu keluarga Mo lagi, dia jadi menderita karena kamu membiarkan dia berpisah darimu. Kami tidak ingin putri kami menderita!" Kata Li Yueru.     

"Kamu baru hari ini datang meminta maaf, seharusnya kamu berbicara dengan kami dulu baru berbicara dengan Anran. Kamu tidak boleh berbuat seenaknya kepada putriku." Kata Lan Tingyun.     

Lan Anran yang mendengar dari lantai atas merasa tersentuh, dia tersenyum sambil meneteskan air mata.     

"Ayah, ibu, jangan cemaskan aku. Aku dan Jinrong hanya terbawa emosi sesaat."     

"Kalian sudah bercerai, masih bilang jangan mencemaskanmu?" Tanya Li Yueru dengan emosional.     

"Mo Jinrong, jangan mengira Lan Anran tinggal di desa saat dia kecil lalu kamu bisa menindasnya sesuka hatimu." Kata Lan Tingyun.     

"Tidak akan. Aku tahu ini salahku. Maafkan aku. Lain kali aku tidak akan membuatnya marah lagi." Kata Mo San berjanji.     

Mo San menggerutu dalam hati. Seharusnya Mo Jinrong yang dimaki, tapi justru dirinya yang menerima makian?     

"Baguslah kalau begitu. Pernikahan bukanlah sebuah permainan. Kalau lain kali kalian mengulanginya lagi. Aku tidak akan menikahkan dia kembali padamu." Kata Li Yueru sambil memeluk Lan Anran.     

"Baiklah. Tidak akan aku ulangi lagi." Mo San menganggukan kepala.     

"Apakah kalian mau makan bersama kami?" Tanya Li Yueru.     

"Tidak. Kami harus kembali ke perusahaan." Mo San menolak. Kalau mereka terus berada disini suasana terasa menegangkan.     

"Ayah, ibu, aku antarkan mereka sampai di depan pintu " kata Lan Anran.     

Lan Tingyun melihat anaknya yang terlihat senang, dia tahu tidak bisa melarang anaknya.     

Sesampainya di depan pintu, Mo Jinrong mulai buka suara.     

"Tolong kamu jangan bertindak sembarangan. Jangan lupa kamu adalah Nyonya muda di keluarga Mo."     

"Kami hanya berteman." Lan Anran menjelaskan kepada Mo Jinrong yang sedang cemburu.     

"Tidak peduli Qin Tian atau laki-laki lain, aku harap kamu menjaga kehormatan Keluarga Mo!" Mo Jinrong naik ke mobil. Mo San juga naik ke mobil.     

"Tuan Muda, kamu…"     

"Selidiki siapa laki-laki yang digosipkan dengan Lan Anran." Kata Mo Jinrong sambil membetulkan dasi.     

"Baik, Tuan Muda. Keluarga Lan sepertinya tidak menyukai kita." Kata Mo San.     

"Kamu baru sadar? Orang tua Lan Anran susah payah memindahkan Lan Anran dari desa ke kota. Mereka tidak akan semudah itu melepas anaknya."     

"Tuan Muda, lain kali kalau minta maaf lagi dan dimaki-maki, lebih baik Tuan Muda saja. Sungguh melelahkan." Kata Mo San dengan nada lelah.     

"Kenapa? Kamu tidak ingin dilibatkan?" Tanya Mo Jinrong.     

"Ingin! Ingin! Tuan Muda, aku rasa Nyonya besar Lan tidak terlihat seperti orang sakit, dia masih kuat berkelahi dengan orang."     

Menurut Mo San biasanya pasien dengan penyakit kanker paru-paru tubuhnya lemas, sebaliknya Nyonya besar Lan masih bisa bersemangat berkelahi tidak seperti orang sakit.     

"Jangan-jangan Lan Anran membohongi Nyonya besar Lan." Kata Mo Jinrong.     

"Nona Lan hebat sekali." Mo San memuji.     

"Bagaimana dengan hasil penelitian?" Tanya Mo Jinrong sambil melihat ke luar jendela.     

"Menurut arahan yang diberikan oleh Nona Lan, kami bergerak ke arah yang stabil. Sekarang tampaknya mulus. Dulu kita terlalu terburu-buru." Kata Mo San.     

"Lanjutkan kalau begitu. Banyak pasien di pasar gelap yang mengharapkan obatnya. Ramuan obat untuk penyakit jantung yang kita jual dulu khasiatnya bersifat sementara. Aku harap ramuan obat yang kali ini bisa memberikan khasiat jauh lebih panjang." Kata Mo Jinrong dengan santai.     

"Tenang saja, Tuan Muda. Walaupun kita gagal, masih ada Nona Lan. Dia pasti mau membantu. Menurutku Nona Lan gadis yang berbakat." Mo San memuji.     

"Kamu memujinya?" Tanya Mo Jinrong dengan nada cemburu.     

"Bukan, bukan! Aku hanya merasa istri Bos adalah gadis yang hebat. Apakah Bos sekarang sedang cemburu?" Tanya Mo San sambil tersenyum.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.