Istri Cantik-cantik Ganas

Sang Anak Pertama Datang Berkunjung



Sang Anak Pertama Datang Berkunjung

0"Sayang sekali nenek sekarang mengidap penyakit kanker stadium akhir." Lan Anran tertawa.     
0

"Aku akan beritahukan hal ini kepada ayahmu! Dasar tidak tahu malu!"      

Zhao Xiumei menghina Lan Anran.     

"Nenek, lebih baik nenek awasi cucu kesayangan nenek, dialah yang tidak tahu malu!" Lan Anran tersenyum kemudian kembali naik ke lantai atas.     

"Tidak tahu malu! Yaxin lebih baik daripada kamu!" Zhao Xiumei marah.     

Kali ini Lan Tingyi dan Xu Yanshan datang dengan membawa makanan ringan ke rumah Lan Tingyun.     

"Bu, kenapa ibu memuji Yaxin?" Xu Yanshan tersenyum.     

Zhao Xiumei sangat senang melihat kedatangan mereka berdua. Dia memukul kakinya sendiri sambil menangis bahagia melihat mereka berdua datang mengunjunginya.     

"Kalian akhirnya datang juga! Kalian jahat!"     

"Bu, kenapa ibu duduk di lantai?" Lan Tingyi bergegas membantu ibunya berdiri.     

Zhao Xiumei memukul dada Lan Tingyi.     

"Kamu jahat! Di sini aku menderita dan kalian sama sekali tidak mengunjungiku. Cepat, cepat! Aku mau tinggal di rumah kalian. Aku tidak mau tinggal di sini." Kata Zhao Xiumei menangis dengan terburu-buru.     

"Bu, apakah mereka menindasmu?" Tanya Xu Yanshan serius.     

"Tidak usah pedulikan mereka. Aku tidak ingin terus berada di sini. Masalah rumah sudah beres, Tingyi juga sekarang mendapat pekerjaan. Aku mau pindah dari sini." Kata Zhao Xiumei dengan ekspresi menyedihkan.     

Xu Yanshan tersenyum.     

"Bu, masalah rumah ini tidak boleh didiamkan saja. Bagaimana kalau adik melanggar janjinya" kata Xu Yanshan sambil memapah mertuanya.     

Sebenarnya Xu Yanshan tidak ingin merawat mertuanya. Mertuanya selalu memasang wajah memelas saat membutuhkan sesuatu, sebaliknya kalau tidak ada masalah, dia bersikap arogan. Sudah cukup dirinya merawat mertuanya. Nanti celaka kalau sampai mertuanya mati di rumahnya!     

"Coba saja kalau dia berani! Usiaku sudah tidak lama lagi, apakah dia berani tidak mewujudkan permintaan terakhirku?" Kata Zhao Xiumei sambil melotot.     

"Bu, menurutku apa yang dikatakan Yanshan ada benarnya. Dengan adanya Lan Anran di dekat adik, dia pintar sekali membujuk orang, siapa tahu Lan Anran membujuk adik dan adik pun menurutinya, kita harus terus berjaga-jaga!" Kata Lan Tingyi.     

"Tetapi… tetapi aku tidak betah tinggal di sini. Gadis tengik itu setiap hari melawan dan membuatku marah. Usiaku sudah tidak lama lagi, beberapa hari yang lalu, aku muntah darah. Sepertinya sebentar lagi aku akan mati! Aku tidak mau mati!"     

Zhao Xiumei menangis lagi. Dulu dia takut saat suaminya meninggal, sekarang saat gilirannya tiba, perasaannya dipenuhi dengan ketakutan yang tidak bisa diungkapkan.     

"Bu, adik sudah membelikan obat impor, bagaimana kondisi ibu setelah minum obatnya?" Tanya Xu Yanshan.     

"Tidak ada khasiatnya, sebaliknya kondisiku memburuk!" Zhao Xiumei mengusap air matanya.     

"Jangan-jangan adik membelikan obat kualitas jelek sehingga ibu tidak merasakan khasiatnya…" kata Xu Yanshan dengan sengaja.     

"Apa mungkin…"     

Zhao Xiumei ragu putra bungsunya melakukan seperti yang dikatakan Xu Yanshan.     

"Bibi, apakah perkataan bibi tidak keterlaluan?"     

Lan Anran berdiri di ujung tangga sambil melihat mereka. Lan Anran menilai Xu Yanshan suka menghasut orang.     

"Anran, ternyata kamu disini. Kenapa kondisi nenekmu belum juga membaik?" Tanya Su Yanshan tersenyum.     

"Penyakit yang diidap nenek adalah penyakit kanker. Jika ingin nenek sembuh dengan cepat, kenapa kalian tidak meneliti sendiri di laboratorium?" Jawab Lan Anran sambil tersenyum.     

"Kamu…"     

Xu Yanshan tidak bisa membalas perkataan Lan Anran. Lan Tingyi pun berkata, "Aku dengar dari Yaxin kalau kamu membuat kegaduhan di sekolah. Bukankah kamu sudah menikah dengan Mo Jinrong? Kenapa kamu masih menggoda pria lain?"     

Lan Tingyi ingin membuat kesal Lan Anran.     

"Paman, paman tidak melihat kejadian dengan mata kepala paman sendiri, kenapa sudah menuduhku yang tidak-tidak? Jangan ikut campur urusan orang lain agar usia paman bisa lebih panjang dibandingkan dengan nenek."     

Lan Anran tidak marah, justru menertawakan pamannya yang terlalu ikut campur.     

"Kurang ajar!"     

Zhao Xiumei memakinya. Lan Anran seperti sedang menertawakannya karena terlalu ikut campur sehingga dia menjadi sakit seperti ini.     

"Bu, jangan ladeni Lan Anran. Dia tidak sadar bahwa dirinya sudah berbuat hal yang memalukan!" Kata Xu Yanshan tersenyum.     

"Aku tidak mau membuang waktu berkelahi dengan kalian. Kalau kalian sudah selesai menjenguk nenek, jangan lupa menutup pintu. Nanti banyak anjing dan kucing liar yang masuk ke sini."     

Lan Anran mengatakan dengan nada menusuk sambil melihat ke arah paman dan bibinya, lalu dia naik ke lantai atas.     

...     

Keesokan harinya Lan Anran berangkat dan pulang bersama Lan Yanran seperti biasa. Sekarang mereka berdua menjadi pusat perhatian karena kasus Lan Anran mencuri soal ujian, dan Lan Yanran yang sudah menjadi artis.     

"Anran, karena adikmu menjadi artis, sekarang sekolah kita menjadi terkenal, sudah 2 hari ini terus masuk berita." Kata Zhao Xiaolei sambil tersenyum.     

"Apakah kalian sudah dengar? Dekan sudah menangkap pelakunya dan akan segera diumumkan."     

Sun Hui menceritakan berita yang baru saja dia dengar dari ruang guru yang bisa dipastikan beritanya akurat.     

"Jangan-jangan…" Semua mata tertuju kepada Lan Anran.     

"Kalian jangan menuduh sembarangan. Kalau pelakunya Lan Anran, tidak mungkin dia masih duduk tenang di sini." Kata Zhao Xiaolei menjelaskan.     

Berita ini juga tersebar di kelas 2.     

"Yaxin, apakah menurutmu Lan Anran akan dikeluarkan?" Yang Qing tertawa.     

"Sepertinya begitu. Kasihan sekali kakak sepupuku." Kata Lan Yaxin dengan nada kasihan.     

"Tidak perlu kasihan padanya. Kita harusnya senang dia tidak lulus."     

Gu Qiu tertawa. Dia menantikan pihak sekolah mengumumkan berita Lan Anran tidak lulus.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.