Istri Cantik-cantik Ganas

Menjadi Bahan Ejekan Orang



Menjadi Bahan Ejekan Orang

0"Kamu…."     
0

Dekan merasa kesal mendengar perkataan Lan Anran. Dia juga tidak merasa bersalah kepada Lan Anran.     

"Jika tidak ada hal penting lagi, saya izin kembali ke kelas."     

Lan Anran pergi. Dia merasa ada orang yang sengaja menjebak dirinya.     

Setelah dari ruang guru, Lan Anran pergi ke lantai tiga, di sana tidak ada CCTV, jadi dia tidak mungkin menyelidiki dari CCTV.     

Pelakunya pasti sudah tahu tidak ada CCTV jadi dia berani mencuri soal ujian.     

Berita tentang Lan Anran mencuri soal ujian tersebar ke satu sekolah. Lan Yaxin pun senang rencananya berhasil.     

Lan Yaxin menemui Lan Anran untuk menyindirnya.     

"Kakak, kenapa kamu mencuri soal ujian?" Lan Yaxin tersenyum sinis.     

"Pasti karena dia takut ujiannya jelek. Memalukan." Kata Yang Qing mengejek.     

"Mencuri soal ujian merupakan kesalahan besar. Kemungkinan kamu tidak akan diluluskan. Tenang saja nanti kami akan membantumu mendapat hukuman." Kata Gu Qiu.     

"Tidak perlu. Aku akan menemukan pelakunya, nanti kita lihat saja siapa yang akan mendapat hukuman dari sekolah."      

Lan Anran berkata sambil tersenyum. Awalnya dia tidak ada bayangan siapa pelakunya, tetapi melihat mereka bertiga datang menghampirinya, membuatnya mencurigai mereka bertiga karena hanya mereka yang berani melakukan hal seperti ini di sekolah ini.     

"Yaxin, apakah Lan Anran bisa menemukan bukti perbuatan kita?" Gu Qiu terlihat cemas.     

"Dasar penakut, di sini tidak ada CCTV, bagaimana mungkin dia bisa membongkar kejahatan kita?" Kata Yang Qing menyalahkan.     

Mereka bertiga saling menyemangati satu sama lain, lalu kembali ke kelas.     

Lan Anran masuk ke kelas. Semua siswa memandang ke arah Lan Anran.     

"Apa yang kalian lihat? Siapa pelakunya masih belum dipastikan. Mana ada penjahat bodoh yang meletakkan soal ujian yang dicurinya di tempat yang jelas-jelas bisa ketahuan. Pasti ada orang yang sengaja menjebaknya!" Kata Sun Hui membela.     

Di sisi lain, Lin Cheng keluar dengan perasaan tidak tenang. Beberapa waktu lalu Lan Yaxin yang menyuruhnya ke lantai 3, kemudian turun ke lantai 2, apakah Lan Yaxin memperalatnya?     

Lin Cheng pergi menemui Lan Yaxin.     

"Lan Yaxin, apakah kamu membohongiku?" Tanya Lin Cheng.     

"Aku membohongimu apa? Jangan lupa, bukankah apa yang kulakukan adalah untuk membantumu agar kamu terlihat seperti pahlawan yang menolong gadis pujaan hati?" Lan Yaxin tertawa.     

"Kalau kamu berani memperalatku, aku akan membuat perhitungan denganmu!" Lin Cheng mengancamnya.     

"Tenang saja. Kamu akan berterima kasih kepadaku."     

Lan Yaxin sudah menyadari dari awal bahwa perasaan Lin Cheng terhadap Lan Anran bukanlah perasaan suka, melainkan perasaan benci.     

"Lebih baik begitu!" Lin Cheng kembali ke kelas.     

"Anran, kami percaya bukan kamu pelakunya." Zhao Xiaolei menenangkannya.     

"Iya." Jawab Lan Anran singkat.     

"Lan Anran, aku juga percaya padamu." Lin Cheng mendekatinya sambil tertawa, dan memberinya dukungan.     

Lan Anran tidak menoleh bahkan tidak menanggapi Lin Cheng. Dia teringat Lin Cheng mengajaknya bertemu, dia juga patut menjadi salah satu orang yang dicurigai.     

"Percaya apanya? Jelas-jelas soal ujian ditemukan di dalam laci tapi masih juga menyangkal. Pantas saja tidak lulus ujian seleksi. Sepertinya memang kemampuannya tidak sehebat yang orang kira." Kata beberapa siswa perempuan tertawa mengejek.     

"Bodoh kalian! Lebih baik kalian tutup mulut!" Kata Zhao Xiaolei.     

"Cih! Kenapa melarang mengatakan kebenaran yang memalukan?"     

Zhao Xiaolei terpancing emosi mendengar tanggapan mereka, namun Lan Anran meredam emosi temannya kemudian berkata, "Jangan marah, nanti kamu menjadi jelek seperti mereka?"     

"Kamu…"     

"Apakah kamu merasa tersindir?" Tanya Lan Anran dengan nada kesal. Siswa perempuan tidak bisa membalas perkataannya mereka hanya bisa menahan kekesalannya.     

....     

Sepulang sekolah, Lan Anran pulang ke rumah. Tidak disangka Lan Yaxin sudah ke rumahnya duluan, dia sedang mengobrol dengan Zhao Xiumei.     

"Bagaimana kabar nenek?" Tanya Lan Yaxin.     

"Kenapa ayahmu sudah lama tidak menjengukku? Aku… aku mau pulang. Cepat antar nenek pulang!" Kata Zhao Xiumei dengan panik.     

"Ayah bilang akan menjengukmu besok lusa!" Lan Yaxin menenangkannya. Meskipun dia menjanjikan besok lusa, kenyataannya belum tentu juga besok lusa ayahnya akan menjenguknya.     

"Aduh, apa yang sedang kalian bicarakan sampai nenek terlihat antusias?" Tanya Lan Anran menghampiri mereka.     

"Kakak terlihat santai. Apakah masalah di sekolah sudah beres?" Tanya Lan Yaxin dengan sengaja.     

"Iya. Aku sudah menemukan siapa pelakunya. Aku tinggal menunggu pelakunya datang sendiri untuk mengakui perbuatannya."     

Lan Anran menatap Lan Yaxin dengan tatapan yang tajam.     

Lan Yaxin tertegun sejenak, perasaannya mulai panik. Apakah perbuatannya berhasil dia bongkar?     

Tidak mungkin ada bukti yang bisa dia temukan. Jangan-jangan kedua gadis tidak berguna itu yang mengakui perbuatan mereka?     

"Benarkah? Baguslah kalau begitu." Jawab Lan Yaxin dengan tenang.     

"Yaxin, ada masalah apa?"     

Tanya Zhao Xiumei cemas setelah melihat raut wajah Lan Yaxin yang terlihat tidak beres.     

"Kakak ketahuan mencuri soal Ujian Tengah Semester. Tidak bisa bilang kakak yang mencurinya juga karena permasalahan ini masih belum jelas, siapa tahu kakak dijebak seseorang." Kata Lan Yaxin.     

"Apa? Mencuri soal ujian? Sudah kubilang kamu ini anak yang jahat dan suka melakukan hal yang tidak jujur. Kamu mencoreng nama baik Keluarga Lan."     

Ketika Zhao Xiumei mendengar berita tentang Lan Anran, akhirnya dia memiliki alasan untuk memakinya.     

"Nenek, nenek sedang sakit, jangan banyak bicara, lebih baik nenek jaga kesehatan." Kata Lan Anran dengan nada tidak senang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.