Istri Cantik-cantik Ganas

Dia Mau Pergi? Jangan Harap!



Dia Mau Pergi? Jangan Harap!

0"Baiklah. Jangan lupa datang ke rumahku. Permasalahan perceraian kita sudah sampai di telinga pamanmu dan orang tuaku. Sekarang orang tuaku menunggu kedatanganmu untuk minta maaf, saat ini kesan mereka tentangmu kurang baik." Kata Lan Anran.     
0

"Baiklah. Aku akan ke rumahmu kalau ada waktu senggang." Mo Jinrong menyanggupi.     

Lan Anran meninggalkan Grup Mo. Kalau dilihat dari reaksi tubuh Mo Jinrong, kelihatannya obat buatannya berkhasiat, walaupun begitu dia tetap perlu meninjau ulang lagi.     

...     

Sesampainya di rumah, Lan Anran menerima pesan dari pihak sekolah yang mengatakan bahwa jadwal pelaksanaan Ujian Tengah Semester akan ditunda sementara waktu. Lan Anran tidak memperhatikan secara jelas karena masih ada hal lain yang perlu dia kerjakan.     

[Gendut, Kurus, kalian cepat pulang ke Cina, kemampuan kalian hebat, aku membutuhkan bantuan kalian menyelinap masuk Institut Penelitian Rongcheng. Identitasku sudah ketahuan, aku tidak bisa menyelinap ke sana.]      

Lan Anran mengirimkan pesan kepada mereka.     

Si gendut dan si kurus saat ini berada di negara M, sedang menikmati matahari terbenam. Mereka menggerutu mendapatkan perintah di saat mereka sedang menikmati suasana liburan.     

[Bos, pemandangan matahari terbenam di sini sangat bagus. Bolehkah kami pulang beberapa hari lagi] Kata si gendut menawar.     

[Kalau begitu bagaimana kalau gaji kalian aku transfer terlambat?] Tanya Lan Anran balik.     

[Jangan! Baiklah, kami akan segera pulang!] Jawab si kurus dengan cepat.     

"Anran, suruh nenekmu turun untuk makan!" Kata Li Yueru dari bawah.     

Lan Anran pergi ke kamar Zhao Xiumei.     

Zhao Xiumei tidak betah tinggal di rumah Lan Tingyun. Dia mengemasi barang hendak pergi dari rumah ini.     

"Nenek, apa yang sedang nenek lakukan?" Tanya Lan Anran penasaran.     

"Aku mau tinggal di rumah pamanmu selama beberapa hari." Kata Zhao Xiumei sambil melipat baju.     

"Nenek, apakah perlakuan kami kurang baik kepada nenek?" Tanya Lan Anran blak-blakan.     

"Aku mengkhawatirkan pamanmu, aku ingin melihat keadaannya."     

Zhao Xiumei tidak terpancing emosinya, dia melanjutkan mengemasi barangnya.     

"Apa yang nenek khawatirkan, paman juga tidak pernah datang menjengukmu. Asalkan nenek menurutiku disini, aku akan meminta paman menjengukmu. Nenek jangan mengemasi barang lagi. Ayo kita turun makan."     

Lan Anran mengacak-acak barang Zhao Xiumei di koper, lalu menarik neneknya turun ke bawah.     

"Kurang ajar! Lepaskan aku!"     

Zhao Xiumei melepaskan pegangan Lan Anran lalu turun ke bawah sendiri.     

"Bu, apakah Anran membuat ibu marah?" Tanya Lan Tingyun.     

"Tidak. Aku tidak berani membuatnya marah!" Zhao Xiumei mulai meninggikan suaranya, menurutnya wajar menunjukan emosi di depan Lan Tingyun karena dia putranya sendiri.     

"Ayah, ibu, nenek mau tinggal di rumah paman. Ekonomi keluarga paman sedang terpuruk. Meskipun paman sudah bekerja, dia pasti tidak ada waktu merawat nenek. Aku melarangnya pergi jadi nenek marah." Kata Lan Anran sedih.     

"Bu, apa yang dikatakan Anran benar. Kalau ibu pindah ke rumah kakak. Kakak tidak bisa merawatmu dengan baik." Lan Tingyun membujuk ibunya.     

"Di sana lebih baik daripada disini!" Jawab Zhao Xiumei kesal.     

"Bu, apa yang membuat ibu tidak betah tinggal di sini?" Tanya Li Yueru.     

Zhao Xiumei melihat sekeliling. Sejak dia merasakan ada hantu di rumah ini, dia merasa tidak nyaman tinggal di sini.     

"Tidak ada. Apakah aku terlihat kekurangan disini? Aku hanya merindukan Tingyi." Kata Zhao Xiumei sambil duduk.     

"Nenek, rumah paman kecil. Bagaimana nanti nasib nenek di sana?" Kata Lan Anran sambil sesenggukan.     

Bagaimana mungkin Lan Anran membiarkan neneknya bisa meninggalkan rumahnya dengan tenang?     

"Apa yang kamu tangisi? Aku belum mati! Gadis tengik, jangan menangis lagi di depanku."     

Sifat asli Zhao Xiumei keluar juga. Selama Lan Tingyun tidak ada dirumah, Zhao Xiumei bersikap baik di depan Lan Anran, tapi di depan Lan Tingyun, sifat aslinya muncul.     

"Bu, ini demi kebaikanmu. Bagaimana nanti kehidupan ibu kalau pindah ke rumah kakak?" Lan Tingyun masih berusaha membujuk ibunya.     

"Bu, penyakit ibu belum sembuh, jangan pindah dulu." Kata Li Yueru.     

"Anran, suasana hati nenekmu sedang tidak bagus, kamu jangan marah kepada nenekmu."     

Lan Tingyun mendekati Lan Anran untuk menenangkannya.     

"Baiklah." Kata Lan Anran menurut.     

"Oh iya, Anran. Kamu bercerai dengan Mo Jinrong. Aku lihat dia tidak ada niatan datang ke sini." Kata Li Yueru dengan berat hati.     

"Apa? Bercerai?"     

Zhao Xiumei baru mengetahui perceraian Lan Anran. Pantas saja dia pergi mencari pria lain, ternyata dia sudah bercerai!     

"Bu, ceritanya panjang. Tidak boleh seperti ini, aku akan menemui Nyonya Besar Mo membicarakan masalah kalian. Dia tidak boleh membiarkan Anran dalam ketidakpastian!" Lan Tingyun terlihat tidak senang.     

"Ayah, ibu, aku sudah rujuk dengan Jinrong. Dalam beberapa hari ke depan, dia akan datang minta maaf." Kata Lan Anran menjelaskan.     

"Kamu bercerai di usia muda, sungguh kenyataan ini membuat nama baik Keluarga Lan tercoreng." Zhao Xiumei meluapkan kekecewaannya.     

"Bu, ini semua salah Mo Jinrong. Anran hanyalah korban." Kata Li Yueru membela putrinya.     

Zhao Xiumei terdiam kemudian melanjutkan makan.     

Setiap Lan Tingyun ada di rumah, makanan yang disajikan kembali normal, Zhao Xiumei jadi makan dengan lahap.     

"Ayah, ibu, aku pulang!"     

Lan Yanran masuk ke dalam rumah.     

"Wah, artis kita sudah pulang. Bagaimana kabarmu?" Tanya Lan Anran.     

"Biasa saja. Fu Guosheng sebentar lagi akan dibebaskan." Lan Yanran tampak sedih.     

"Apakah yang kamu maksud artis lama yang sudah mencelakaimu itu?" Tanya Li Yueru.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.