Istri Cantik-cantik Ganas

Mencuri Soal Ujian



Mencuri Soal Ujian

0Malam harinya, ketiga orang siswa itu mengambil kesempatan di waktu liburan untuk datang ke sekolah.     
0

"Yang Qing, Gu Qiu, kalian masuklah, aku akan berjaga-jaga di sini." Kata Lan Yaxin.     

"Yaxin, kamu tidak ikut masuk?" Gu Qiu mencurigai.     

"Tidak, atau kamu saja yang berjaga-jaga di luar, bagaimana kalau sampai ada petugas keamanan datang?"     

Sebenarnya Lan Yaxin tidak ingin ikut mereka. Bagaimana mungkin dirinya mau ikut aksi pencurian, berjaga-jaga di luar lebih baik.     

"Ya, sudah. Nilai Yaxin selalu bagus, ide yang bagus jika dia berjaga-jaga di luar, petugas keamanan tidak mungkin mencurigainya." Yang Qing tertawa.     

Gu Qiu naik ke lantai atas dengan perasaan setengah percaya setengah curiga, karena membiarkan Lan Yaxin menunggu di luar.     

Ingatan Yang Qing bagus, dia masih mengingat kode rahasia ruangan saat bertemu dengan Dekan. Yang Qing berhasil membuka pintu kemudian masuk.     

Di dalam ruangan guru sangat gelap, mereka tidak berani menyalakan lampu, jadi mereka menggunakan senter untuk mencari soal ujian.     

"Ketemu!" Gu Qiu berteriak pelan.     

"Soal ujian kali ini disembunyikan sangat rapat." Yang Qing melihat setumpuk soal ujian di bawah meja dekan.     

"Ayo kita ambil satu lembar dan cepat pergi dari sini!"     

Yang Qing panik. Ini pertama kalinya mencuri, daritadi jantungnya berdebar-debar sangat kencang.     

"Buat apa panik, kan tidak ada CCTV." Kata Gu Qiu dengan santai.     

"Cepat pergi! Petugas keamanan setiap hari berkeliling memeriksa ruangan." Kata Yang Qing dengan panik.     

Tiba-tiba!     

Di luar ruangan terdengar suara langkah kaki. Mereka berdua terkejut lalu bersembunyi di dalam ruangan tanpa berani bersuara.     

"Siapa di dalam?"     

Petugas keamanannya adalah seorang pria berkulit gelap, dan berkacamata. Dia memegang senter memeriksa dalam ruangan, namun tidak melihat ada orang di dalam ruangan. Saat dia hendak masuk ruangan, dia ditahan oleh Lan Yaxin.     

"Paman!"     

Petugas keamanan mendengar suara Lan Yaxin, dia langsung menoleh sambil tersenyum.     

"Ternyata Lan Yaxin. Besok waktunya ujian, kenapa kamu berkeliaran di sini?"     

"Aku bosan di rumah, jadi aku mau belajar di sekolah saja. Sayangnya kamar mandi di atas rusak, jadi aku turun ke bawah mau ke kamar mandi." Lan Yaxin memakai alasan yang masuk akal.     

"Kalau begitu, sekarang kembalilah belajar." Petugas keamanan itu tersenyum kemudian pergi.     

Yang Qing dan Gu Qiu keluar ruangan setelah memastikan petugas keamanan sudah pergi.     

"Mengagetkan saja, aku mengira kami bakal tertangkap basah!" Kata Yang Qing tersenyum sambil menepuk dadanya sendiri.     

"Ayo cepat pergi dari sini!" Lan Yaxin panik ingin segera pergi dari sini.     

Yang Qing meletakkan soal ujian di bawah meja Lan Anran. Rencana yang membutuhkan nyali besar akhirnya berhasil dilaksanakan.     

...     

Keesokan harinya di hari Sabtu, Lan Anran tidak pergi ke sekolah, melainkan pergi ke Grup Mo untuk melihat kondisi Mo Jinrong.     

Semua karyawan menatap Lan Anran masuk ke Grup Mo.     

"Bukankah Nyonya sudah bercerai dengan Bos? Kenapa setiap hari dia masih datang ke sini?" Kata seorang karyawan perempuan.     

"Kamu tidak paham, ini yang dinamakan 'masih ada perasaan cinta, dan tidak bisa melupakan satu sama lain', mereka tidak bisa memisahkan diri satu sama lain." Seorang karyawan pria tertawa.     

Mo Jinrong sedang berada di ruang kerjanya, Lan Anran yang memakai sepatu hak tinggi masuk ke dalam ruangan.     

Mo Jinrong menengadahkan kepala. Dia melihat seorang gadis jangkung dalam balutan gaun panjang, rambut panjang sebahu, bibir merah dan kedua mata yang jernih, dia kelihatan sangat cantik.     

"Direktur Wen, kamu mengakui kecantikanku?"     

Lan Anran mendekati Mo Jinrong, lalu duduk di pangkuan Mo Jinrong sambil tersenyum.     

Lan Anran menilai, ramuan obat yang dia berikan kepada Mo Jinrong sudah menunjukan khasiatnya. Kalau ramuan obatnya tidak berkhasiat, saat ini penyakitnya pasti kambuh.     

Mo Jinrong merasakan jantungnya berdebar-debar, wajahnya juga berubah memerah.     

"Kamu… ada perlu apa kamu datang ke sini?" Kata Mo Jinrong tanpa menatap wajah Lan Anran.     

"Tidak ada. Aku hanya ingin melihat apakah luka di kakimu sudah sembuh atau belum." Tanya Lan Anran sambil tersenyum.     

"Tuan Muda… aku tidak tahu…"     

Mo San langsung masuk saat melihat pintu ruangan Mo Jinrong terbuka. Dia melihat Mo Jinrong dan Lan Anran berduaan, dia pun keluar sambil tersipu malu.     

"Masuk saja! Katakan ada perlu apa." Kata Lan Anran tersenyum.     

"Ini…"     

Mo San menjawab ragu. Apa yang akan dia sampaikan tidak boleh didengar oleh Lan Anran.     

"Baiklah. Aku orang luar tidak boleh tahu rahasia kalian. Aku keluar sekarang."     

Lan Anran memakai sepatu hak tingginya, lalu keluar dengan elegan.     

Mo San menutup pintu lalu berkata: "Tuan Muda kenapa Nona Lan… bukan, bukan, seharusnya aku memanggilnya Nyonya Muda. Kenapa Nyonya Muda datang ke sini?" Tanya Mo San penasaran.     

Mo San merasa Lan Anran memiliki perasaan khusus kepada Mo Jinrong. Hubungan Lan Anran dengan Mo Jinrong sudah mulai berbeda. Mungkin ini saatnya Mo San memanggil Lan Anran dengan panggilan Nyonya muda.     

"Cepat katakan ada perlu apa!"     

Rona merah di wajah Mo Jinrong berangsur-angsur menghilang. Dia juga sudah mengambil alat penyadap suara di teras bunga kemudian membuangnya di tong sampah.     

"Ada masalah dengan penelitian obat ramuan obat jantung. Setelah mereka memasukan tanaman Qian Xiang ke dalam ramuan obat justru menimbulkan efek samping buruk yang sangat besar. Selain itu, telah terjadi sesuatu pada salah satu pasien setelah minum ramuan obat kanker dan jantung yang kita jual di pasar gelap beberapa waktu lalu." Kata Mo San.     

"Apa? Apa yang terjadi dengannya?" Mo Jinrong merasa panik.     

"Pasien itu memiliki penyakit jantung. Setelah minum ramuan obat yang kita jual, seketika itu juga dia mendapat serangan jantung lalu mati." Kata Mo San dengan sedih.     

"Kenapa bisa terjadi seperti itu? Bukankah sebelumnya semua pasien yang minum, kondisi mereka baik-baik saja?" Mo Jinrong terlihat kebingungan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.