Istri Cantik-cantik Ganas

Pekerjaan Baru Untuk Lan Tingyi



Pekerjaan Baru Untuk Lan Tingyi

0'Dasar nenek tua bangka! Bahkan sudah hampir mati pun, masih saja memikirkan putra sulungnya!'     
0

"Nenek, tenang saja. Nenek akan sehat-sehat saja. Kita hari ini makan yang lain. Dokter bilang Nenek hanya boleh makan sup. Aku sudah meminta perawat membuatkan sup tahu untuk Nenek. Makanlah yang banyak."     

Lan Anran membeli sup tahu kemudian menuangkan air saja tanpa minyak lalu menaburinya dengan daun bawang.     

Zhao Xiumei mencoba makan sambil mengernyit. Makanan ini rasanya hambar.     

"Kamu tidak memasukan garam?" Lan Anran pura-pura terkejut saat mencicipinya.     

Lan Anran langsung memuntahkannya, raut wajahnya terlihat menderita.     

"Nenek, ini asin sekali. Kenapa Nenek bisa bilang ini hambar?"     

Zhao Xiumei mencicipinya lagi dan tetap hambar, dia pun langsung berkata dengan kesal.     

"Kurang ajar! Kamu berani membohongiku!" Zhao Xiumei marah sambil melemparkan satu pot sup tahu ke lantai.     

Kebetulan Lan Tingyun datang. Lan Anran pun mulai terisak.     

"Nenek, ini salahku. Aku sudah membuat nenek sedih padahal nenek sakit. Sup tahu ini aku masak terlalu asin. Aku akan membuatkan yang baru."     

Zhao Xiumei melihat Lan Tingyun pulang, dia jadi mengerti gadis ini sengaja melakukannya.     

"Sup itu jelas-jelas hambar. Kenapa kamu berbohong. Kamu masih berani menyiksa nenekmu?" Zhao Xiumei membela diri.     

"Bu, apa yang terjadi?" Tanya Lan Tingyun.     

"Tingyun, gadis tengik ini berani mempermainkanku. Dia membuatkan Sup Tahu yang hambar. Dia menganggap lidah perasaku mati dan penyakitku semakin parah?" Zhao Xiumei marah.     

"Nenek, ini salahku. Sup tahu ini benar-benar asin. Nenek aku tidak membohongimu." Kata Lan Anran.     

"Bu, jangan diambil hati. Aku tahu suasana hatimu sedang buruk. Aku antarkan Ibu ke dalam untuk istirahat ya." Kata Lan Tingyun.     

"Kamu menyuruhku tidur? Apakah aku babi? Dalam 24 jam, aku sudah berbaring selama 18 jam. Apakah kamu masih menganggapku ibu? Kamu melarang aku pergi. Kalian menyiksaku terus berada di rumah ini." Zhao Xiumei marah.     

"Bukan itu maksudku, Bu. Ibu kan sedang sakit. Kami masih harus merawat Ibu. Apakah obatnya berkhasiat?" Tanya Lan Tingyun.     

"Tidak berkhasiat!" Ekspresi Zhao Xiumei berubah muram setiap ingat penyakitnya.     

"Anran, kenapa kamu membuatkan sup tahu untuk nenekmu yang sedang sakit." Kata Lan Tingyun melihat Sup Tahu di atas meka.     

"Ayah, aku sudah buatkan nenek banyak sup tapi nenek tidak memakannya." Kata Lan Anran     

"Kamu sajikan lagi saja kuah daging." Lan Tingyun memberi perintah.     

Lan Anran menyajikan lagi kuah daging ayam di depan Lan Tingyun.     

"Bu, ayo dimakan." Lan Tingyun membujuknya.     

"Tingyun, bagaimana dengan rumah lamaku? Aku sudah tidak sesehat dulu. Kamu wujudkan permintaan terakhirku ini." Zhao Xiumei masih saja membujuk Lan Tingyun.     

"Bu, tenang saja. Aku pasti akan membelinya kembali. Tetapi nominalnya sekarang terlalu besar. Aku butuh waktu." Kata Lan Tingyun sambil menyuapi ibunya.     

"Apa? Benarkah? Kamu tidak membohongiku?" Tanya Zhao Xiumei dengan senang.     

"Aku tidak bohong." Lan Tingyun mengambil kesempatan ini menyuapkan ke dalam mulut ibunya.     

"Bagaimana dengan pekerjaan kakakmu?" Zhao Xiumei bertanya lagi.     

"Bu, kakak harus berubah. Pekerjaan apa pun juga kebanyakan tidak cocok dengannya. Beberapa waktu lalu bukankah dia tidak cocok dengan pekerjaannya. Ibu tahu sendiri bagaimana sifat kakak. Semua tergantung kakak mau berubah atau tidak." Lan Tingyun masih menyuapi ibunya.     

Zhao Xiumei tidak terima dengan ucapannya.     

"Apa kamu lupa apa yang dialami kakakmu? Kamu menyiksanya, dengan meminta dia membersihkan kamar mandi. Tentu saja dia keberatan. Kamu carikan pekerjaan yang sama seperti Direktur Gong, seperti bagian menyuntik, mengurus persediaan obat, pokoknya pekerjaan berat tapi gajinya tinggi."     

Lan Tingyun meletakan kuah daging ayam kemudian berkata.     

"Bu, ada satu departemen yang kosong. Entah apakah kakak mau atau tidak."     

"Apa itu?" Mata Zhao Xiumei berbinar-binar.     

"Shift malam di kamar jenazah." Kata Lan Tingyun.     

Lan Anran tidak bisa menahan tawanya.     

Lan Tingyi suka menantang orang tetapi nyalinya ciut jika disuruh ke kamar jenazah.     

"Tingyun, kamu…"     

"Bu, benar-benar tidak ada posisi yang kosong saat ini. Dia tidak boleh menjabat sebagai dokter. Pekerjaan di kamar jenazah juga sangat sederhana. Memindahkan pasien, melakukan registrasi lalu selesai. Hanya ini yang cocok dengan kemampuan kakak." Kata Lan Tingyun.     

"Tingyi, dia juga lepas tangan setelah mengantar aku ke sini. Dia tidak pernah menjengukku." Kata Zhao Xiumei sakit hati.     

"Nenek, paman takut mendapat giliran merawat Nenek." Lan Anran tersenyum.     

"Anran, jangan sembarangan. Bu, aku akan menyampaikan kepada kakak, entah dia mau atau tidak." Lan Tingyun menyuapkan kuah daging ayam lagi kepada Zhao Xiumei.     

"Nenek, ayo cepat makan, lalu kita tidur."     

Lan Anran mendesak neneknya, sebenarnya dia sudah menyiapkan kejutan untuk si nenek tua bangka ini!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.