Istri Cantik-cantik Ganas

Sekali Mendayung Dua Tiga Pulau Terlampaui



Sekali Mendayung Dua Tiga Pulau Terlampaui

0"Wah! Siapakah pria yang mengirimkan bunga kepadamu?" Zhao Xiaolei merasa iri.     
0

"Aku yang mengirimkan bunga itu. Aku kan sudah bilang akan mengejarmu." Kata Lin Cheng.     

Lan Anran membàca kartu di bunga itu, dia merasa jijik ketika membaca isinya.     

"Anran, rangkaian bunga itu berjumlah 99 tangkai, yang memiliki makna 'aku mencintaimu'."     

Lan Anran merasa semakin geli kemudian berkata, "Siapa yang mau bunga ini?"     

Semua siswa di kelas itu berebutan, akhirnya setiap orang mendapat satu tangkai, sisanya diberikan kepada Zhao Xiaolei.     

"Lan Anran, kamu keterlaluan!" Lin Cheng berteriak.     

"Aku tidak pernah memintamu memberikan bunga kepadaku. Sekarang kamu sudah memberikan kepadaku, itu artinya bunga ini milikku. Tentu aku punya hak mau memberikan bunga ini kepada siapa. Selain itu, kamu terlalu kekanak-kanakan. Aku tidak suka bunga. Aku harap kamu tidak usah mengejarku lagi karena aku tidak menyukaimu!"     

Lan Anran menolak Lin Cheng di depan umum, membuat Lin Cheng merasa dipermalukan.     

"Sialan! Lan Anran, kamu mempermalukanku!" Lin Cheng merasa marah.     

"Maafkan aku. Aku harus menolakmu secara terang-terangan. Aku harap kamu tidak mengejarku lagi." Lan Anran tersenyum.     

"Anak-anak, apa yang terjadi? Kenapa ada bunga?" Kata Li Yue saat masuk ke kelas.     

Lin Cheng menendang mejanya. Dia tidak mempedulikan keberadaan Li Yue, dia pun langsung keluar kelas, sampai membuat Li Yue terkejut.     

"Bu, jangan pedulikan dia. Bunga ini diberikan oleh Lin Cheng untuk Lan Anran." Zhao Xiaolei memberikan bunga mawar kepada Li Yue.     

"Terima kasih. Besok lusa sudah tiba waktunya ujian. Kalian belajarlah dengan tekun. Soal ujian sudah ada di ruang dekan. Saat ujian nanti jangan ada yang berbuat curang dan mempermalukan saya." Kata Li Yue sambil tersenyum.     

"Baik, Bu." Satu kelas kompak menjawab.     

Lin Cheng yang berada di lapangan sekolah, melampiaskan kekesalannya dengan berlari. Dia membenci Lan Anran tetapi juga tidak bisa melupakan bayangannya. Sungguh menjengkelkan.     

"Hei, apakah kamu sedih karena gagal mengejar Lan Anran?"     

Lan Yaxin dan teman-temannya sedang ada kelas olahraga lalu kebetulan dia melihat Lin Cheng yang kesal.     

"Kamu tahu?" Lin Cheng duduk setelah kelelahan.     

"Dia sepupuku. Apa yang tidak aku ketahui?" Lan Yaxin tersenyum.     

Dia sudah mendengar Lin Cheng mengejar Lan Anran. Walaupun tidak mempercayai berita yang dia dengar tapi dia bisa memanfaatkannya.     

"Benar juga. Apa yang paling disukai kakak sepupumu?" Lin Cheng menggali informasi.     

"Dia paling suka barang mahal. Kamu beri saja dia hadiah barang mahal. Coba cari saja barang apa yang termahal saat ini" Kata Lan Yaxin.     

"Tas! Perhiasan!" Lin Cheng menyebutkan apa yang muncul di benaknya.     

"Apakah hanya dua benda itu?" Lan Yaxin menertawakannya.     

"Barang apa lagi yang mahal? Menurutku kedua barang itu paling mahal." Jawab Lin Cheng.     

"Sekarang yang paling mahal adalah kunci jawaban Ujian Tengah semester, Bodoh!" Lan Yaxin tertawa.     

Yang Qing menyikut Lan Yaxin. Ini seharusnya menjadi rahasia mereka. Kenapa dia memberitahukan kepada Lin Cheng?     

"Maksudmu aku harus mencuri kunci jawaban?"     

"Tidak perlu mencuri. Kamu hanya perlu mengajaknya keluar jalan-jalan. Sisanya akan kami urus. Nantinya Lan Anran akan berterima kasih kepadamu." Kata Lan Yaxin tersenyum.     

"Kenapa kamu mau membantuku? Kenapa bukan kamu yang mengajaknya keluar?"     

Meskipun Lin Cheng nilainya tidak terlalu bagus, namun dia tidak mudah percaya.     

"Akhir-akhir ini hubunganku dengan kakak sepupuku kurang bagus. Dia tidak mungkin mau memaafkanku. Kalau aku yang mengajaknya, dia pasti tidak akan mau, berbeda denganmu. Kakak sepupuku suka dikejar pria. Meskipun dia tidak mengatakannya tetapi di dalam hatinya dia merasa senang. Asalkan kamu mau membantuku. Kakak pasti mau memaafkanku. Nanti aku juga akan mengatakan hal yang baik-baik tentangmu. Bukankah nantinya dia bisa menyukaimu?"     

Lan Yaxin tentu saja tidak mungkin berhasil menjebak Lan Anran. Dia tidak akan percaya. Jadi lebih baik dia mencari perantara, Lin Cheng cocok untuk menjadi perantara.     

"Benar juga. Kamu tidak mungkin juga membohongiku." Kata Lin Cheng sambil berdiri.     

"Tentu saja." Lan Yaxin tersenyum. Mereka pun sepakat bekerja sama.     

Yang Qing dan Gu Qiu masih belum paham dengan rencana Lan Yaxin. Saat meninggalkan Lin Cheng, barulah Lan Yaxin menceritakan rencananya. Dia mengatakan bahwa dengan cara ini tidak perlu menyeret mereka berdua dalam masalah. Mereka berdua merasa Lan Yaxin gadis yang baik mereka pun percaya kepadanya.     

Sebenarnya dia ingin mengirimkan bukti perselingkuhan Lan Anran kepada Keluarga Lan dan keluarga Mo. Semakin besar masalah, pertunjukannya akan semakin menarik.     

...     

Sesampainya di rumah. Lan Anran melihat ada yang tidak beres dengan ekspresi Zhao Xiumei.     

"Nenek kenapa?" Tanya Lan Anran.     

"Tidak kenapa-kenapa."     

Zhao Xiumei melihat sup ikan, sup daging ayam, dan sup daging bebek, rasanya dia ingin muntah. Beberapa hari ini dia sehari 3 kali dalam porsi besar. Dia merasa berat badanya naik.      

"Nenek tidak suka makanannya? Aku ganti ya makanannya?"     

Lan Anran tersenyum. Dia melihat meja sudah dirapikan, dia pun merasa senang dan lega.     

"Anran, tadi ayahmu menghubungimu untuk mengatakan dia akan pulang. Kamu bantu nenek untuk membeli kembali rumah lama ya."     

Zhao Xiumei menyampaikan keinginannya sambil tersenyum kepada Lan Anran yang saat ini berada di dapur.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.