Istri Cantik-cantik Ganas

Mo Jinrong Terluka



Mo Jinrong Terluka

0Mo Jinrong mengendarai mobil sendiri dengan kecepatan tinggi sambil terus memandang ke arah Lan Anran yang ada di sampingnya.     
0

Meskipun saat ini Mo Changwen sedang mengawasinya, dia juga sudah tidak peduli.     

Mo Jinrong mengantarkan Lan Anran ke rumah sakit dan meminta pihak rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan secara keseluruhan kepada Lan Anran.     

"Dok, bagaimana kondisinya?" Tanya Mo Jinrong panik.     

"Dia baik-baik saja. Hanya luka luar saja. Dia hanya perlu istirahat." Kata dokter.     

Mo Jinrong merasa lega. Dia duduk di samping Lan Anran sekitar satu jam, Lan Anran baru sadarkan diri.     

"Mo Jinrong? Aku ada di mana?"     

Lan Anran merasa kepalanya sakit, dia berusaha untuk duduk.     

"Di rumah sakit. Kenapa kamu pergi ke tempat seperti itu?" Tanya Mo Jinrong dengan tegas.     

"Mo Changwen menggunakan Lan Yanran untuk mengancamku. Aku juga tidak bisa berbuat apa-apa. Lagipula aku sudah setuju kerja sama dengannya, jadi aku bersandiwara."     

Lan Anran memegangi lehernya yang terasa sakit.     

"Kejadian kali ini ternyata memang diatur oleh Mo Changwen." Kata Mo Jinrong menebak.     

"Aku tidak mau terus diperalat olehnya. Kalau tidak nyawa Yanran akan terus berada dalam bahaya." Lan Anran lebih mencemaskan adiknya, dibandingkan dengan dirinya.     

"Aku ingat pamanmu memiliki anak di luar nikah." Lan Anran ingat anak di luar nikah itu dan sekarang menjadi pusat pemikirannya.     

"Apa yang mau kamu lakukan?" Tanya Mo Jinrong was-was.     

"Tidak ada, aku mau menggunakan cara yang sama dengan yang dia lakukan padaku."     

Lan Anran tersenyum. Tiba-tiba ada darah menetes ke lantai, Lan Anran terkejut.     

"Kamu terluka?"     

Mo Jinrong sama sekali tidak menyadari dirinya terluka. Namun saat Lan Anran menyadarkan dia, barulah dia merasakan sakit.     

"Dokter! Dokter!"     

Lan Anran memanggil dokter sambil memeriksa luka Mo Jinrong. Luka yang terletak di bagian kakinya itu terlihat panjang dan dalam sampai hampir kelihatan tulangnya.     

"Kenapa kamu tidak hati-hati?"     

Lan Anran merasa sedih. Lalu datanglah dokter membawa Mo Jinrong ke UGD untuk dijahit sebanyak 30 jahitan lebih.     

Tidak terasa hari sudah malam, Lan Anran mengantar Mo Jinrong ke rumah.     

"Hati-hati."     

Lan Anran memapah Mo Jintong istirahat di atas kasur.     

"Sudah malam. Apakah kamu masih mau pulang?" Tanya Mo Jinrong.     

"Aku tadi berangkat dari rumah. Kalau aku tidak pulang, ayah dan ibu pasti akan memarahiku." Lan Anran tertawa.     

Mo Jinrong mengangguk. Lalu suasana menjadi hening.     

"Terima kasih sudah menolongku hari ini." Kata Lan Anran berbisik.     

"Jangan berterima kasih kepadaku, tapi Mo San. Dia terluka karena berkelahi dengan mereka." Kata Mo Jinrong sambil berbaring di atas kasur     

"Iya, aku akan berterima kasih padanya. Aku pergi dulu. Kamu istirahatlah." Lan Anran berjalan sampai ke depan pintu, dia berhenti karena merasa ada yang kurang.     

Dia berbalik dan mencium wajah Mo Jinrong, baru setelah itu dia pergi.     

Mo Jinrong terkejut. Dia memegang area wajah yang dicium Lan Anran, ada sebuah senyuman merekah di wajahnya.     

....     

Lan Anran sampai di rumahnya pukul 04:00. Lan Anran mengendap-ngendap masuk ke dalam rumah.     

"Kak, kamu dari mana saja?"     

Lan Anran baru saja menyalakan lampu, ternyata ada Lan Yanran duduk di kamarnya sambil memelototi kakaknya.     

"Kurang ajar! Kenapa kamu belum tidur?" Lan Anran berbisik.     

"Aku menunggumu. Jangan-jangan kamu pergi mencari kakak ipar?" Lan Yanran menginvestigasi kakaknya dengan posisi melipat tangan.     

"Iya, kenapa?" Lan Anran mengakui.     

"Kak, jika kamu menemuinya sampai selarut ini, tidak aman untukmu. Semua pria itu hidung belang. Aku menasehatimu demi kebaikanmu juga. Aku juga seorang pria, masak aku tidak tahu apa yang ada di pikiran pria? Aku akan beritahu ayah dan ibu kalau kamu tidak menurutiku." Kata Lan Yanran.     

"Kamu masih anak kecil, kami hanya membahas suatu persoalan, bukan kencan. Kamu jangan berbicara sembarangan. Cepat tidur sana." Kata Lan Anran.     

"Masalah apa yang dibahas sampai larut malam? Apakah tidak bisa dibahas keesokan harinya?" Tanya Lan Yanran.     

"Kamu tidak mengerti masalahnya. Jangan berbicara sembarangan, kalau tidak aku akan meminta ayah dan ibu tidak memberimu uang jajan." Lan Anran mengancam.     

"Baiklah, baiklah. Aku tidak akan membahasnya. Tapi lain kali jangan menemui kakak ipar lagi, bahaya!" Lan Yanran mengomel lalu dia pergi.     

"Dasar cerewet!" Kata Lan Anran kesal.     

Zhao Xiumei di kamar sebelah mendengar pembicaraan mereka. Dia selama ini mencari alasan yang tepat untuk mengancam Lan Anran, dan ini alasan yang tepat. 'Kalau bisa melawan gadis tengik ini, maka akan ada harapan rumah lamaku bisa kembali.'     

Keesokan harinya, Lan Anran tidak ada kelas. Dia teringat ingin memberikan ramuan obat untuk diberikan pada Mo Jinrong, jadi dia pagi-pagi sudah pergi ke rumah keluarga Mo.     

"Tuan Muda! Nona Lan datang lagi." Mo San memberitahu Mo Jinrong.     

"Suruh dia masuk, tapi suruh dia menunggu sebentar. Aku ganti pakaian dulu baru setelah itu aku keluar."     

Mo Jinrong merasa tidak pantas menemuinya dengan menggunakan piyama. Dia menuju ke lemari baju untuk memilih kemeja kemudian berganti pakaian. Setelah selesai ganti pakaian, dia turun ke bawah.     

"Jinrong, bagaimana kondisimu?"     

Lan Anran hari ini memakai gaun dengan motif bunga, kelihatan sangat cantik.     

"Kondisiku sudah membaik. Kenapa kamu datang ke sini lagi?" Tanya Mo Jinrong.     

"Aku ingin tahu kondisi lukamu dan aku mau berterima kasih kepada pelayan Mo yang sudah menolongku kemarin. Ini bentuk terima kasihku, aku membeli Daging Angsa Panggang untukmu. Aku harap Pelayan Mo tidak keberatan menerimanya."     

Lan Anran menyerahkan makanan kepada Mo San.     

"Aku tidak keberatan menerima makanan selezat ini. Sudah kewajibanku menolong Nyonya Muda." Kata Mo San dengan wajah berseri-seri.     

"Ini dua botol untuk luka. Jenis luka kalian berbeda, jadi dua botol obat ini juga berbeda isinya, sesuai dengan luka kalian masing-masing. Ramuan obat yang warna merah adalah obat Mo Jinrong, sedangkan yang warna hijau adalah obat untuk pelayan Mo."     

Lan Anran meletakan dua obat itu di samping mereka.     

Ramuan obat berwarna merah ada campuran bahan obat khusus yang bisa digunakan untuk cedera kaki dan penyakit jantung. Lan Anran membuat ramuan obat ini bisa menyembuhkan penyakit Mo Jinrong.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.