Istri Cantik-cantik Ganas

Alat Penyadap Suara



Alat Penyadap Suara

0Mo San baru saja menerima pesan dan berkata dengan panik, "Tuan Muda, segera nasehati Nyonya besar. Beberapa hari ini Nyonya besar makan hanya sedikit, dia pasti sangat mencemaskan kalian berdua." Kata Mo San.     
0

"Aku akan menjenguknya nanti. Beritahu nenek bahwa aku tidak akan kembali rujuk dengan Lan Anran." Mo Jinrong berkata dengan lantang agar terdengar di alat penyadap suara.     

Mo Changwen mendengar perkataannya. Tadi pagi dia menyuruh asistennya meletakan sebuah alat penyadap suara di teras bunga untuk mengawasi Mo Jinrong.     

"Tuan muda, sekarang Nona Lan pasti mengharapkan Tuan muda rujuk dengannya."     

"Malam ini kita ke Klub Malam." Kata Mo Jinrong dengan dingin.     

Mo San tertegun, dia tidak tahu apakah Mo Jinrong serius atau hanya bercanda.     

"Baik, Tuan muda."     

Mo San dan Mo Jinrong kemudian tidak berbicara lagi sampai jam pulang.     

Keluar dari Grup Mo, Mo San baru angkat bicara.     

"Tuan muda, apakah benar Tuan muda mau ke klub malam?"     

"Iya, aku ingin menyambut Tan Lin yang baru saja kembali dari luar negeri." Kata Mo Jinrong sambil memasukan tangannya ke saku celana.     

"Tan Lin? Pria sukses di dunia keuangan yang baru muncul setelah beberapa tahun menghilang?" Tanya Mo San.     

"Iya."     

"Apakah Tuan muda tahu alasan dia menghilang selama 4 tahun?" Tanya Mo San penasaran.     

Tan Lin seorang pria jenius dan sukses di dunia keuangan. Di usia mudanya dia berhasil mendapatkan keuntungan besar dalam waktu 1 tahun. Namun di saat dia di puncak kejayaan, tiba-tiba dia menghilang dan tidak ada satu pun yang tahu alasannya.     

"Aku tidak tahu. Malam ini kita akan mengetahuinya." Kata Mo Jinrong sambil naik ke mobil.     

"Bagaimana dengan Nona Lan?" Tanya Mo San.     

"Aku dengan Lan Anran hanya partner kami pun hanya menjalani pernikahan kontrak. Aku tidak ada kewajiban untuk melaporkan semua yang akan aku lakukan. Ayo berangkat!" Kata Mo Jinrong.     

Mo Changwen melihat mereka dari atas gedung. Dia menyuruh orang untuk mengawasi Mo Jinrong dan memastikan kebenaran apakah dia benar pergi ke klub malam atau tidak.     

...     

Di Bar Bulan.     

Suasana di bar di malam hari sangat ramai, sebaliknya Mo Jinrong menyukai suasana tenang, jadi dia memesan ruangan VIP.     

"Kenapa kamu tiba-tiba pulang?" Tanya Mo Jinrong.     

"Apakah tidak boleh? Beberapa tahun ini aku hidup susah di luar negeri."     

Mo Jinrong duduk di seberang seorang pria tampan, yang sedang minum anggur merah.     

"Aku hanya penasaran kenapa kamu memilih menyembunyikan dirimu di saat kamu berada di puncak kesuksesan. Katakan padaku apa alasannya?" Tanya Mo Jinrong penasaran.     

"Direktur Mo sudah berubah. Ini bukan kebiasaanmu sebelumnya. Sejak kapan kamu berubah menjadi ingin tahu kehidupan orang lain?" Tan Lin tertawa.     

"Semua orang tahu baru-baru ini ayahmu menikah dengan seorang gadis yang usianya lebih muda daripada kamu. Apakah kamu tidak membencinya?" Kata Mo Jinrong sambil tersenyum.     

"Tentu saja aku membencinya, tapi apa gunanya. Ibuku meninggal 4 tahun lalu. Toh kakekku juga sudah setuju ayahku menikah. Aku melarangnya juga tidak ada gunanya." Tan Lin memaksakan diri untuk tersenyum.     

"Jadi, kamu memilih pulang?" Mo Jinrong menebak.     

"Tidak juga. 4 tahun lalu aku menghilang gara-gara seorang gadis. Baru-baru ini aku dengar dia pulang dari luar negeri, jadi aku pulang untuk menemuinya.     

Tan Lin tersenyum memikirkan sosok gadis yang dia bicarakan.     

"Seorang gadis? Apakah ada gadis yang memenuhi kriteria Tuan muda Tan?" Tanya Mo Jinrong.     

"Tentu saja. Aku masih ingat kedua mata cantik gadis itu." Tan Lin mengingat kecantikan gadis itu.     

"Apakah matanya gadis itu seindah bulan sabit?" Tanya Mo Jinrong.     

"Dimana kamu bertemu dengannya?" Tanya Mo Jinrong lagi dengan semangat.     

"Aku bertemu dengannya di perjamuan teh di luar negeri. Di mana kamu mengenalnya?" Tanya Tan Lin.     

"Apakah di telinganya ada tahi lalat merah?" Tanya Mo San.     

"Sepertinya ada." Tan Lin berusaha mengingat-ingat.     

"Kamu pulang hanya gara-gara dia?" Tanya Mo San.     

"Iya. Aku bertemu dengannya 4 tahun lalu, saat itu aku bertemu dengannya di pesta dansa saat itu, dia sedang menari di atas panggung dan terlihat sangat cantik." Tan Lin tertawa.     

"Apakah kamu masih ingat bagaimana rupanya?" Tanya Mo Jinrong.     

"Saat itu dia memakai topeng jadi aku tidak bisa melihat wajahnya, tapi aku tahu dia gadis yang cantik. Setelah itu aku pergi mencarinya, ternyata dia menggunakan nama palsu, lalu aku tidak pernah bertemu dengannya lagi. Kebetulan 4 tahun lalu ibuku meninggal, jadi aku melupakannya sementara waktu. Kemudian ayahku menikah lagi jadi aku memutuskan kembali ke sini." Kata Tan Lin sambil mengambil segelas anggur.     

"Kalian kelihatan tertarik dengannya?" Tan Lin menaruh curiga.     

"Lebih tepatnya penasaran." Mo San tertawa.     

"Bagaimana dengan penyakitmu. Aku ingat 4 tahun lalu penyakitmu parah. Kamu sudah menikah sebanyak 5 kali dan semua istrimu meninggal. Apakah itu benar?" Tanya Tan Lin.     

Tan Lin mendengar berita tentang Mo Jinrong di berita tapi dia masih tidak percaya.     

"Kondisiku lebih baik. Bagaimana? Apakah kamu mau bekerja sama denganku?" Tanya Mo Jinrong.     

"Kerja sama? Apa yang mau kamu lakukan?" Tanya Tan Lin bingung.     

"Grup Tan dan Grup Mo bukan musuh di dunia keuangan. Kalau kamu bersedia membantuku, Grup Mo akan memberikan investasi kepada Grup Tan. Aku hanya ingin kamu memberitahuku ketika kamu menemukan gadis yang kamu cari." Mo Jinrong tidak mau melewatkan kesempatan sedikit pun.     

"Kamu tertarik dengannya? Apakah dia sangat berarti bagimu? Ataukah gadis itu pernah melukaimu?"     

Tan Lin semakin lama semakin dibuat penasaran oleh Mo Jinrong.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.