Istri Cantik-cantik Ganas

Apakah kamu kira aku babi?



Apakah kamu kira aku babi?

0"Nenek, makanan nenek sudah siap di dapur. Kalau nenek lapar, nenek bisa ambil sendiri." Kata Lan Anran dari balik pintu.     
0

Tengah malamnya, Zhao Xiumei mulai kelaparan. Diam-diam dia turun ke bawah dan mencari makanan di dapur.     

"Nenek mencari apa?" Zhao Xiumei terperanjat, Lan Anran tiba-tiba muncul di belakangnya.     

"Aku lapar." Jawab Zhao Xiumei.     

"Nenek, kalau nenek lapar tinggal panggil aku saja. Aku akan membawakan makanan untukmu."     

Makan malam Zhao Xiumei yang tidak dimakan sudah Lan Anran berikan kepada anjing luar di luar rumah. Di kulkas sekarang hanya tersisa roti.     

Lan Anran mengeluarkan roti, lalu mengoleskan saos sambal di atas beberapa lembar roti untuk Zhao Xiumei.     

Lan Anran sebenarnya sudah paham Zhao Xiumei tidak suka makan roti dengan cara seperti ini, tetapi dia tetap sengaja memberikan kepada neneknya. Zhao Xiumei terpaksa makan karena sudah kelaparan sambil memaki cucunya dalam hati.     

Baru satu gigitan, mulut Zhao Xiumei terasa terbakar karena kepedasan!     

Namun Zhao Xiumei tidak berani berteriak, jadi dia menahan rasa pedas itu.     

"Kenapa, Nek? Kelihatannya Nenek suka rotinya. Kalau suka, makan lebih banyak. Nenek sedang sakit, jadi Nenek makan saja apa yang Nenek ingin makan." Lan Anran tersenyum.     

Zhao Xiumei memaksakan diri makan roti itu sampai habis.     

Zhao Xiumei menyimpan kekesalan dalam dirinya. Masih banyak urusannya yang belum beres, tapi dia sudah mengidap penyakit. Sebelum mati, dia harus membantu putra pertamanya membereskan masalahnya.     

"Nenek pasti ingin makan sup Abalon kan? Ayah pernah bilang Nenek sangat menyukainya. Tenang saja besok aku akan memasak Sup Abalon untuk nenek. Sekarang Nenek sudah kenyang, ayo Nenek tidur."     

Lan Anran mengantar neneknya ke kamarnya, menyelimutinya, menyalakan alarm, lalu dia keluar.     

Zhao Xiumei tidak bisa tidur sepanjang malam. Jam alarmnya berbunyi setiap 20 menit sekali, perutnya sakit karena makan makanan pedas dia juga masih merasa lapar.      

"Nenek, ayah memberiku pesan tadi pagi untuk merawat nenek dengan baik. Kemarin sepertinya nenek bisa tidur nyenyak. Hari ini hari Minggu, aku pergi ke pasar untuk membeli bahan makanan yang bernutrisi. Aku akan memasak makanan sehat untuk nenek. Nenek tunggu ya."     

Lan Yanran masih tidak percaya melihat Lan Anran memperlakukan Zhao Xiumei dengan baik.     

"Kak, kamu…"     

"Jangan ikut campur. Bukankah hari ini kamu ada syuting? Cepat pergi!"     

Lan Anran memaksa Lan Yanran pergi, agar dia lebih leluasa menghadapi nenek tua ini.     

"Oh, kak aku pergi dulu. Nek, aku pergi dulu."     

Lan Yanran menatap neneknya sambil tersenyum.     

Zhao Xiumei duduk sendirian di ruang tamu. Lan Anran membuat sup di dapur. Perut Zhao Xiumei sudah mulai keroncongan.     

"Anran, Nenek lapar." Kata Zhao Xiumei.     

"Oh Nenek sudah lapar. Tunggu ya, Nek, sebentar lagi makanannya siap."     

Lan Anran menenangkan neneknya. Tidak lama kemudian, Lan Anran menyajikan Sup Tulang, Sup ikan, Sup ayam dan Sup Abalon Scallop di depan Zhao Xiumei.     

"Nenek, nenek harus habiskan semua makanan ini ya."     

Zhao Xiumei melotot, 'Apakah gadis ini sedang memberi makan babi?'     

"Apakah kamu kira aku babi?" Zhao Xiumei berkata blak-blakan.     

"Nenek, Nenek butuh makan makanan yang bergizi."     

Lan Anran tersenyum lalu balik ke dapur, dan menyajikan beberapa makanan untuk dirinya sendiri.     

Zhao Xiumei mengulurkan tangannya mau mengambil makanan Lan Anran, tetapi Lan Anran menahannya.     

"Nenek, Nenek tidak boleh makan makanan ini. Makanan ini tidak bagus untuk kondisimu saat ini. Nenek sebaiknya banyak minum sup. Nenek harus menghabiskan makanan nenek yang sudah aku buatkan hari ini."     

Lan Anran duduk di seberang neneknya. Dia makan sambil mengawasi Zhao Xiumei.     

Zhao Xiumei terpaksa menuangkan sup ke mangkuk. Dia meminum sup semangkuk demi semangkuk.     

" Nenek, supnya enak kan? Aku membuatnya dari melihat resep. Makanlah yang banyak. Dulu aku bersikap kurang ajar terhadap nenek, selalu menentangmu. Sekarang nenek sakit, aku akan menjaga nenek. Tenang saja. Nenek tinggal katakan padaku ingin makan apa. Aku ingin memastikan nenek senang." Kata Lan Anran.     

"Anran, sampaikan kepada ayahmu mengenai masalah rumah lama dan masalah pamanmu. Aku tahu ayahmu mau menuruti perkataanmu. Kamu harus bantu nenek untuk mewujudkan permintaan terakhir nenek ini. Kalau nenek mati suatu hari nanti…"     

"Sssst! Jangan berkata seperti itu. Nenek pasti panjang umur. Nenek banyak makan sup, penyakit nenek pasti akan sembuh!" Lan Anran mengganti topik pembicaraan.     

Zhao Xiumei kekenyangan setelah makan sup satu panci, sampai tidak sanggup mengangkat badannya untuk berdiri.     

"Nenek kan suka makan Abalone, besok aku akan beli lagi dan akan aku buatkan bubur Abalone ya. Hari ini nenek minum sup saja, sup ini sangat bernutrisi, juga masih ada daging ayam yang enak. Ayo makan, nek. Jangan sampai ada yang tersisa."     

Lan Anran mengambilkan Abalone dan paha ayam ke mangkuk Zhao Xiumei.     

"Anran, Nenek tahu kamu anak yang baik. Tapi Nenek…"     

"Nenek, jangan banyak berbicara saat makan. Ayo cepat makan. Aku sudah selesai makan."     

Lan Anran membereskan mangkuk dan sumpitnya kemudian mencucinya di dapur.     

Zhao Xiumei terpaksa makan makanan yang ada di mangkuknya.     

Selesai makan, Zhao Xiumei berbaring di kasur dan tidur siang. Lan Anran tiba-tiba membangunkan dia.     

"Nenek, Nenek pasti sudah lapar kan. Ayo nenek ke bawah makan siang. Aku sudah buatkan makanan kesukaan Nenek. Ayah bilang nanti malam akan membawakan obat kanker impor untuk Nenek, katanya obat itu berkhasiat."     

Lan Anran mengajak Zhao Xiumei turun ke bawah.     

Zhao Xiumei menjadi takut. Pukul 9 pagi tadi dia sudah makan 3 panci sup. Sekarang sudah mau makan lagi?     

"Anran, Nenek mau tidur. Nenek merasa kurang enak badan, Nenek belum ingin makan." Zhao Xiumei menolak.     

"Nenek, Nenek kan cuma makan pagi tadi. Nenek tidak boleh melewatkan jam makan. Hari ini Nenek akan menikmati Abalone kesukaan Nenek."     

Lan Anran melepas celemeknya dan duduk menyiapkan semangkuk nasi di depan Zhao Xiumei.     

Zhao Xiumei menatap nasi dengan perasaan takut, tapi juga tidak berdaya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.