Istri Cantik-cantik Ganas

Tinggal Di Rumah Lan Tingyun



Tinggal Di Rumah Lan Tingyun

0"Apakah penyakit ibuku bisa disembuhkan?" Tanya Lan Tingyi.     
0

"Kalian rawat Nyonya besar dengan baik, kondisinya pasti segera pulih kembali."     

Mendengar ucapan Perawat yang menenangkan, membuat Zhao Xiumei semakin merasa tertekan.     

"Tidak, tidak. Aku tidak mau pulang. Aku mau tetap diobati disini, aku tidak mau mati, aku pasti bisa sembuh!"     

Zhao Xiumei memegangi tangan perawat sambil memohon.     

"Nyonya besar, lepaskan saya! Lebih baik Anda dirawat di rumah. Bukankah pihak keluarga sudah mengurus prosedur keluar dari rumah sakit? Jangan buang-buang uang di sini. Masih banyak pasien lain yang membutuhkan perawatan di rumah sakit." Perawat itu melepaskan Zhao Xiumei lalu pergi.     

Zhao Xiumei cemas, dirinya sudah tidak ada harapan lagi, sehingga menangis sejadi-jadinya.     

"Nenek, ayo kita pulang saja." Lan Anran bergegas mengemasi barang Zhao Xiumei.     

"Gadis tengik! Aku tidak mau pulang! Kamu mengharapkan aku mati kan?"     

Zhao Xiumei melihat Lan Anran sedang menunduk mengemasi barangnya, dia mengambil kesempatan untuk menendang cucunya.     

"Nenek, aku tidak bermaksud begitu. Penyakit nenek sudah stadium akhir, lebih baik nenek menghabiskan waktu untuk bersenang-senang dengan keluarga. Siapa tahu kondisi nenek akan lebih baik. Nenek juga seorang dokter, pasti juga mengetahui bahwa bahagia adalah obat paling mujarab untuk menyembuhkan penyakit." Lan Anran berdiri menenangkan neneknya.     

"Bu, kita lakukan pemeriksaan ulang di rumah sakit lain saja. Aku yakin ibu sebenarnya sehat." Kata Lan Tingyun.     

"Benar! Aku pasti sebenarnya sehat. Aku mau melakukan pemeriksaan ulang di rumah sakit lain."     

Zhao Xiumei bergegas mengemasi barangnya keluar dari rumah sakit.     

Zhao Xiumei melakukan pemeriksaan ulang di lima rumah sakit di Rongcheng, hasilnya tetap sama, dia dinyatakan mengidap penyakit Kanker paru-paru!     

Bahkan dia juga melakukan pemeriksaan ulang di rumah sakit pengobatan tradisional Lan Tingyun, hasilnya juga sama. Zhao Xiumei sukar menerima kenyataan bahwa hidupnya tidak akan lama lagi!     

"Nenek, tinggal di rumah kami saja. Akhir-akhir ini kondisi keuangan keluarga paman sedang terpuruk, nenek juga butuh pengobatan. Tenang saja, aku akan merawat nenek dengan baik, tidak akan membuat nenek marah lagi. Dulu aku bersikap tidak sopan terhadap nenek, sekarang nenek sakit, ini semua kesalahan nenek, jadi aku mau menebus kesalahanku dengan merawat nenek dengan baik." Kata Lan Anran.     

Xu Yanshan senang mendengarnya. Dia juga sudah cukup memeras banyak uang dari mertuanya. Jangan sampai nanti mertuanya mati di rumahnya. Dia berkata dengan ekspresi sedih.     

"Bu, ibu pilih saja. Ibu boleh saja tinggal denganku dan Tingyi tapi kami tidak bisa merawatmu dengan baik. Sekarang ibu sakit parah seperti ini, kami tidak punya banyak uang untuk membayar pengobatan ibu."     

Zhao Xiumei yang masih shock dengan kenyataan pahit, tidak punya tenaga untuk berkata-kata.     

Zhao Xiumei menatap kedua putranya, lalu menunjuk ke arah Lan Tingyun.     

'Jika aku tinggal di rumah Tingyi, bukankah aku hanya akan menjadi beban bagi keluarganya? Kalau aku tinggal di rumah Tingyun, maka sebelum mati, aku bisa punya kesempatan untuk membujuknya membeli rumah lamaku kembali.'     

Lan Tingyun berkata, "Bu, selama ini kakak yang terus merawat ibu, sekarang biarkan aku yang merawat ibu saat sakit." Lan Tingyun menggendong Zhao Xiumei keluar rumah sakit kemudian pulang ke rumah.     

"Adik, aku akan mengirimkan barang-barang ibu ke rumahmu nanti." Kata Xu Yanshan dengan perasaan lega dan bahagia.     

...     

Di keluarga Lan.     

Kamar Zhao Xiumei diatur di sebelah kamar Lan Anran. Ini permintaan Lan Anran sendiri, dengan alasan untuk memudahkannya menjaga neneknya.     

Xu Yanshan meletakan barang-barang mertuanya di rumah Lan Tingyun. Dia hanya berbincang sebentar kemudian pergi.     

"Tingyun, apakah ibu masih bisa sembuh?" Tanya Zhao Xiumei dengan perasaan cemas.     

Sebenarnya dia merasa kondisi tubuhnya baik-baik saja. Tapi sejak mendapat diagnosa penyakit kanker paru-paru, seketika dia merasa tidak enak badan di beberapa bagian tubuhnya, terutama di bagian paru-parunya, dia merasa seperti memang mengidap penyakit kanker paru-paru.     

"Bu, ibu dulu juga dokter pengobatan jantung, pasti juga paham tentang penyakit ini. Penyakit ini sudah tahap stadium akhir, aku… aku akan berusaha sebisaku untuk mengobati ibu." Kata Lan Tingyun.     

"Tingyun, aku… aku tidak mau mati!" Zhao Xiumei menangis.     

"Bu, aku pasti akan berusaha menyembuhkan ibu." Lan Tingyun ikut merasa sedih melihat tangisan ibunya.     

Lan Anran di samping melihat dengan perasaan puas. 'Nenek tua ini suka berpura-pura akan mati, dan sekarang sandiwaranya menjadi kenyataannya. Puas kan sekarang?'     

"Kak, kamu…"     

Lan Yanran memergoki kakaknya sedang tersenyum.     

Dia menarik kakaknya ke pojokan lalu berbisik.     

"Kakak, apa benar nenek sakit kanker paru-paru?"     

Lan Anran menatap adiknya, 'bagaimana dia bisa tahu?'     

"Apa maksudmu? Kamu lihat sendiri nenek sakit. Kamu…"     

"Aku tahu. Tapi kak, jangan berbohong di depanku. Aku barusan lihat kamu tersenyum." Kata Lan Yanran dengan yakin.     

"Nenek yang memulai sandiwara berpura-pura sakit, jadi selama beberapa hari aku akan membiarkan nenek merasakannya." Lan Anran menjelaskan yang sebenarnya kepada adiknya.     

Lan Yanran semakin mengagumi kakaknya. Dia mengacungkan jempol kepada kakaknya.     

"Nenek, nenek pasti bisa sembuh." Kali ini Lan Yanran menunjukkan bakat aktingnya, dia mendatangi neneknya sambil menangis.     

"Ayah, aku akan merawat nenek, ayah dan ibu lanjutkan pekerjaan di rumah sakit. Adik masih kecil, aku adalah anak gadis tertua, sudah seharusnya aku yang merawat nenek." Kata Lan Anran dengan sedih.     

Lan Tingyun memgangguk. Apa yang dikatakan putrinya ada benarnya. Pekerjaannya di rumah sakit semakin sibuk, dan tidak bisa ditinggalkan.     

"Anran, beri tahu kami kalau kamu kerepotan ya. Kami akan menyewa perawat."     

"Tidak apa-apa. Aku bisa kok."     

Lan Anran mengangguk. Li Yueru merasa putrinya sekarang semakin pengertian.     

Saat makan malam tiba, Lan Tingyun mengantarkan banyak makanan untuk Zhao Xiumei tetapi Zhao Xiumei tidak mau memegang sumpitnya.     

"Bu, ibu harus makan, agar penyakit ibu bisa sembuh." Lan Tingyun membujuknya.     

"Aku tidak nafsu makan." Kata Zhao Xiumei, dia duduk di kasur sambil melamun.     

Lan Tingyun membujuk ibunya terus tetapi tidak membuahkan hasil, sebaliknya dia justru menerima makian dari Zhao Xiumei.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.