Istri Cantik-cantik Ganas

Mendapat Makian



Mendapat Makian

0Lan Tingyi melepas dasi lalu melemparkan dasinya ke bawah.     
0

"Anak kurang ajar! Tingyi jelas-jelas dokter bagian operasi, kenapa dia disuruh membersihkan kamar mandi?"     

Zhao Xiumei berpikir ini pasti ulah Lan Anran!     

"Bu, Tingyi tidak pernah disakiti seperti ini? Apakah Tingyun sengaja mempermalukan kami?" Kata Xu Yanshan merasa tidak terima.     

"Nenek, ayahku memang tidak memiliki keahlian lainnya, dan pernah masuk penjara. Tetapi kenapa keluarga paman tidak ada yang mau menolong ayah? Aku tidak masalah mereka meremehkan kemampuan ayah, tetapi kenapa mereka mempermalukan ayah?" Tanya Lan Yaxin sambil menangis.     

"Aku akan pergi ke rumah Lan Tingyun dan memaksanya membeli rumah lamaku. Tempo hari aku membiarkan masalah rumah ditunda karena dia sudah bersedia membantu Tingyi mencari pekerjaan. Kalau begini ceritanya maka aku akan mengurungkan kebaikanku. Kurang ajar sekali dia! Aku akan membuat perhitungan dengannya. Jika dia berani melawanku, aku akan menghajarnya." Zhao Xiumei berkata dengan geram.     

"Bu, aku tidak keberatan ibu ke sana membuat perhitungan, tapi tunggu sampai Lan Anran tidak ada di rumah." Kata Xu Yanshan.     

Zhao Xiumei merasa apa yang dikatakan menantunya ada benarnya. 'Gadis tengik itu pasti akan mengacaukan rencanaku.'     

"Tidak apa-apa, Tingyi. Kami akan membalaskan dendammu. Adikmu tidak akan berani menyakitimu lagi."     

Zhao Xiumei memeluk Tingyi menenangkan nya. Lan Tingyi yang posisinya sudah mabuk kini dia ketiduran.      

Mereka memapah Lan Tingyi bebaring di atas kasur. Hari sudah semakin malam, Zhao Xiumei berencana akan pergi ke rumah Tingyi di saat Lan Anran sekolah.     

…..      

Mo Jinrong memberi makan ikan emasnya.     

"Tuan Muda tidak takut Nyonya besar akan mencarimu gara-gara masalah perceraian?" Mo San terlihat khawatir.     

"Buat apa takut? Ini hanya sandiwara untuk membohongi Mo Changwen." Kata Mo Jinrong dengan santai.     

"Tuan muda sekarang sudah berubah. Biasanya Tuan Muda akan memberitahuku tentang segala yang akan kamu lakukan. Kali ini kamu tidak memberitahuku." Kata Mo San dengan berani.     

"Kamu tidak pandai bersandiwara, jadi percuma aku memberitahumu." Mo Jinrong menaburkan makanan ikan ke dalam danau.     

"Tuan Muda, lalu apa rencana kalian selanjutnya?" Tanya Mo San.     

"Apakah ini waktu yang tepat membuat rencana? Apakah ada kabar tentang 'nol'?" Tanya Mo Jinrong dengan santai.     

"Belum ada kabar. Bukankah Tuan Rong Ze pernah mengatakan 'Q' berada di Liang Xi?" Tanya Mo San.     

"Jangan-jangan dia benar-benar adalah 'Q'..."     

Mo Jinrong teringat selama beberapa hari 'Q' tidak melakukan apa-apa, karena dia sedang bersama dengan 'Q', bisa disimpulkan Lan Anran adalah 'Q'.     

Buktinya adalah luka di lengan gadis itu yang sama dengan 'Q'.     

"Apakah kita perlu membongkar di depan Nona Lan?"     

"Aku akan membongkarnya nanti. Aku hanya berharap dia tidak merusak rencanaku."     

Mo Jinrong tidak berharap Lan Anran adalah 'Q'. Jika benar dia orangnya maka dia harus menyingkirkan Lan Anran, karena dia tidak mau siapapun merusak rencananya.     

"Tuan Muda, kita harus segera mendapatkan Tanaman Qian Xiang, agar ramuan obat bisa segera dijual. Dari hasil penelitian yang sekarang, ramuan obat tersebut belum stabil dan efek sampingnya sangat tinggi, sehingga membutuhkan bahan yang bisa menetralisir, yaitu tanaman Qian Xiang." Kata Mo San.     

"Kamu pergi cari di Liang Xi. Nanti aku akan menyusulmu." Kata Mo Jinrong.     

"Tuan Muda, ada pembeli yang membeli obat dari kita mengatakan bahwa obatnya berkhasiat, termasuk untuk pasien kanker stadium akhir. Pasien merasa tubuhnya agak membaik setelah minum ramuan obatnya. Mereka terus memuji ramuan obatnya bagus dan kamu orang yang baik hati menolong mereka."     

Mo san tersenyum.     

"Katakan kepada mereka obat itu hanya untuk menghilangkan rasa sakit, bukan untuk menyembuhkan, agar pasien dengan kanker stadium akhir bisa mempersiapkan diri sebelum ajal menjemput. Lalu katakan kepada mereka untuk merahasiakannya." Kata Mo Jinrong dengan santai.     

"Baik, Tuan Muda. Saat aku pergi, kamu harus menghadapi Nyonya besar sendirian. Biasanya aku yang meredam emosinya untukmu. Kalau aku pergi ke Liang Xi, kamu…"     

Belum juga Mo San menyelesaikan perkataannya, tiba-tiba terdengar makian.     

"Anak brengsek! Berani sekali kamu ingin bercerai! Kamu juga tidak memberitahuku sama sekali, kamu tiba-tiba menikah dan sekarang tiba-tiba ingin bercerai. Nyalimu besar sekali. Kamu telah mempermalukan Keluarga Mo."     

Nenek Mo marah besar, dia masuk ke dalam rumah Mo Jinrong sambil memaki cucunya.     

"Nyonya Besar Mo, Anda sudah datang!" Mo San memberi hormat dengan menundukan kepalanya.     

"Tidak bertemu denganku sebentar saja, dia sudah membuat keonaran! Aku kira bisa bersantai di rumah. Siapa sangka kamu membuat aku malu. Apa hebatnya para model itu? Demi para model itu, kamu mencampakan Lan Anran? Saat pamanmu memberitahuku, awalnya aku tidak percaya, aku tidak menyangka ternyata berita itu benar." Kata Nenek Mo.     

"Nenek, semua sudah terjadi. Tidak bisa diubah lagi. Kami juga sudah menandatangani surat cerai." Jawab Mo Jinrong tanpa rasa takut.     

"Nyonya besar, silahkan minum teh dulu."     

Mo San memberikan secangkir Teh Long Jing agar emosi Nenek Mo mereda.     

"Apakah aku masih bisa minum!"     

Nenek Mo menolak teh yang dituang oleh Mo San.     

"Setiap hari kamu ikut dengan majikanmu, agar kamu bisa melarang dia melakukan hal yang salah, bukannya mendukung dia. Selama ini apa saja yang kamu lakukan?" Nenek Mo memaki Mo San.     

"Nyonya Besar, ini tidak ada hubungannya dengan saya, bagaimana cara saya melarang Tuan Muda." Kata Mo San dengan berat hati.     

"Nenek, ini sudah keputusanku. Sementara waktu tidak ada orang yang bisa mengubah keputusanku."     

Nenek Mo semakin marah melihat Mo Jinrong yang bersikap santai.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.