Istri Cantik-cantik Ganas

Meributkan Soal Perceraian?



Meributkan Soal Perceraian?

0"Iya." Lan Anran mengangguk.     
0

"Anran, jangan gegabah. Kamu juga belum diskusi dengan kami masalah perceraian ini. Meskipun perbuatan Jinrong sudah keterlaluan, jika kamu bercerai dan suatu hari kamu harus menikah lagi. Sedangkan usiamu baru 20 tahun. Bagaimana masa depanmu nanti?" Tanya Li Yueru dengan cemas.     

"Bu, tenang saja. Aku bisa hidup sendiri." Lan Anran memaksakan diri untuk tersenyum.     

"Omong kosong! Anran, aku akan memberi pelajaran kepada cucuku yang kurang ajar itu. Kamu jangan terburu-buru mengambil tindakan yang emosional." Kata Nenek Mo.     

"Kurang ajar. Dia berani menyakiti kakakku. Aku akan menghajarnya!" Lan Yanran mengepalkan tangannya.     

"Yanran, jaga sikapmu. Bagaimanapun dia adalah kakak iparmu." Kata Lan Tingyun.     

"Tidak apa-apa. Aku juga ingin menghajarnya." Kata Nenek Mo.     

"Nenek Jinrong, perlakuan Mo Jinrong sudah keterlaluan, tidak seharusnya dia memperlakukan putri kami seperti ini! Begini saja, surat perceraian mereka akan kami simpan di sini sampai nanti Jinrong datang meminta maaf kepada Anran. Kami tidak mau semudah itu memaafkannya. Bukankah dia cucu kesayangan Anda? Begitu pun arti Anran bagi kami." Kata Lan Tingyun dengan tegas.     

Lan Anran tersentuh mendengar ucapan ayahnya.     

"Baiklah. Saya juga akan menyuruh cucu saya yang kurang ajar itu datang meminta maaf kepada Anran, saya juga menentang perceraian di antara mereka."     

"Nenek Jinrong, kita sepakati cara ini demi kebaikan mereka. Biarkan Anran menenangkan dirinya dulu. Ayo kita makan dulu." Kata Li Yueru.     

"Baiklah!"     

Nenek Mo duduk kemudian makan dengan senang hati. Sudah lama dia tidak merasakan makan satu meja bersama keluarga.     

Putranya, bahkan cucunya semua sibuk bekerja. Setiap hari di rumah dia hanya tinggal bersama pelayan. Sekarang dia bisa merasakan kembali rasanya makan bersama keluarga.     

Nenek Mo menceritakan masa kecil Mo Jinrong, suasana makan terasa hangat.     

Setelah selesai makan, Nenek Mo menarik tangan Lan Anran.     

"Kamu adalah obat penawar Jinrong. Bagaimana hidupnya jika kamu pergi?" Kata Nenek Mo menyampaikan kegelisahan hatinya.     

"Nenek Jinrong, tunggu sampai Jinrong datang ke sini baru kita bahas lagi masalah ini. Saya ingin dia memberi penjelasan kepada kami dan berjanji kepada Anran." Kata Lan Tingyun dengan serius.     

"Tenang saja. Dia pasti akan datang ke sini." Nenek Mo berjanji.     

Lalu mereka mengantar nenek Mo sampai di depan pintu untuk pulang.     

"Anran, kenapa bisa terjadi seperti ini? Kenapa kamu terburu-buru ingin bercerai?" Kata Li Yueru      

"Bu, aku baik-baik saja." Jawab Lan Anran.     

Lan Tingyun ikut tersakiti melihat senyuman Lan Anran. Dia menyangka Mo Jinrong pria baik-baik, ternyata dia suka berselingkuh.     

"Apanya yang baik-baik saja. Jinrong si pria tua dan jelek itu tidak aku sangka, suka berselingkuh. Jika ibu tahu dari awal pasti ibu melarang kamu menikah dengannya." Kata Li Yueru sakit hati.     

"Bu, tidak seburuk yang ibu pikirkan. Hari ini perusahaan Mo Jinrong menampilkan pakaian keluaran terbaru. Para model itu memperagakan di depannya. Aku saja yang cemburu dan langsung emosi. Ini juga salahku."     

Lan Anran juga tidak ingin orang tuanya salah paham bahwa Mo Jinrong suka bermain perempuan.     

"Aku tidak peduli. Pria brengsek itu harus datang ke sini meminta maaf. Aku ingin sekali kalian bercerai! Apalagi yang pria brengsek itu banggakan selain kekayaanya? Dia masih belum puas juga putriku bersedia menikah dengannya."     

Li Yueru merasa Mo Jinrong kekurangannya hanya jelek dan tua. Tidak disangka dia berselingkuh. Li Yueru merasa kesal memikirkan perbuatan bejat menantunya.     

"Kak, tenang saja. Aku akan menghajarnya untukmu." Kata Lan Yanran.     

"Yanran, kamu sekarang adalah aktor. kamu harus memperhatikan tindak tandukmu. Jangan sampai kamu membuat catatan hitam yang membuat karirmu jatuh. Apalagi kamu masih bekerja di perusahaan di bawah pimpinan kakak iparmu. Kakak baik-baik saja. Beberapa hari lagi kakak iparmu pasti datang ke sini menyelesaikan masalah ini. Jadi jangan khawatir."     

Lan Anran bingung harus berbuat apa. 'Ini pasti perbuatan Mo Changwen. Pria tua bangka itu telah merusak rencanaku.'     

"Kak, kamu istri yang baik. Mo Jinrong tidak bersyukur punya istri sebaik dirimu!"     

Lan Yanran merasa tidak terima kakaknya disakiti.     

...     

Di rumah Lan Tingyi.     

Belum sampai jam pulang kantor, Lan Tingyi pulang sambil mabuk. Dia mengetuk pintu rumahnya.     

"Apa yang terjadi? Kenapa kamu cepat sekali sudah pulang?" Tanya Xu Yanshan.     

Lan Tingyi membawa sebotol bir lalu meneguknya, wajahnya sudah memerah karena mabuk.     

Lan Tingyi marah-marah sambil memaki.     

"Sialan! Memangnya aku siapa? Membiarkan aku melakukan pekerjaan itu? Menjengkelkan!"     

"Apa yang terjadi?" Zhao Xiumei mendengar suara keributan di luar, lalu dia keluar.     

"Bu, nasehati anak keduamu itu. Dia sudah merendahkan aku, dengan memberikan aku pekerjaan membersihkan kamar mandi." Kata Lan Tingyi sambil menunjuk ke ibunya.     

"Apa? Bukankah pekerjaanmu di Departemen Logistik dan tugasmu mengatur para karyawan di sana." Tanya Xu Yanshan bingung.     

"Aku diminta mengatur petugas kebersihan. Beberapa bawahan yang sudah tua renta dan bau sulit diatur, tidak ada yang mau mendengar perintahku. Mereka meremehkanku karena aku bekas tahanan. Di atas jabatanku juga masih ada bos yang membawahiku, mereka menyuruhku membersihkan kamar mandi. Bukankah ini sama saja dengan mempermalukan diriku?"     

'Padahal aku sudah memakai setelan jas. Apa gunanya aku memakai setelan jas?'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.