Istri Cantik-cantik Ganas

Berpura-Pura Menasehati



Berpura-Pura Menasehati

0Plak!     
0

Dari luar terdengar seperti suara tamparan, padahal hanyalah suara tepukan tangan.     

"Kamu berani menamparku!"     

Mo Jinrong menaikan nada suaranya agar terdengar oleh Mo Changwen. Mo Changwen bergegas keluar ruangan.     

"Kenapa aku tidak boleh menamparmu? Kenapa kamu berani berselingkuh di belakangku?" Lan Anran memakinya.     

"Kenapa kamu ikut campur dengan apa yang aku lakukan?" Kata Mo Jinrong dengan serius.     

"Keluar kalian semua! Keluar kalian!"     

Lan Anran mengusir para model sekaligus berbisik ke para model itu. "Rahasiakan hal ini saat kalian keluar ya."     

Para model itu keluar. Mo Changwen masuk ke dalam berpura-pura menasehati, walaupun sebenarnya dia ingin menertawakan.     

"Kenapa kalian bertengkar?" Kata Mo Changwen menengahi.     

"Paman, Mo Jinrong sudah keterlaluan! Dia sudah berselingkuh di belakangku!" Lan Anran mengadu.     

"Kelihatannya berat buatmu menikah denganku. Apakah kamu ingin bercerai?" Kata Mo Jinrong.     

"Apa segampang itu kamu ingin bercerai? Kalian belum lama menikah. Jangan terburu-buru. Kamu juga harus pikirkan keluarga besar Anran. Perceraian bukan hal main-main, harus kamu pikirkan baik-baik." Mo Changwen menasehati Mo Jinrong.     

"Aku sudah memikirkannya dengan baik. Aku sudah beberapa hari tidak pulang, ada orang yang tidak bisa menahan dirinya." Kata Lan Anran marah.     

"Lan Anran hanya emosi. Kamu juga keterlaluan. Penyakitmu baru saja sembuh, tapi kamu berani sekali berselingkuh. Bagaimana kalau sampai nenekmu tahu?" Kata Mo Changwen.     

"Aku putuskan bercerai dengannya." Mo Jinrong duduk di kursi sambil marah.     

"Mo San! Mo San!" Mo Jinrong berteriak.     

Mo San bergegas menghampirinya.     

"Ada perlu apa, Tuan Muda?"     

"Siapkan surat perceraian. aku mau bercerai." Kata Mo Jinrong dengan tegas.     

"Tuan Muda, kamu.."     

"Cepat lakukan!" Kata Mo Jinrong dengan nada tidak sabar.     

Mo San pun pergi melakukannya.     

"Jinrong, pikirkan baik-baik. Sebelumnya hubunganmu baik-baik saja dengan Anran. Hari ini hanya karena keributan kecil, hubungan kalian menjadi seperti ini. Seharusnya kamu merayu Anran agar emosinya mereda. Hari ini pasti ada kesalah pahaman. Kamu jelaskan dulu kepada Lan Anran." Mo Changwen terus membujuknya.     

"Aku mau bercerai!" Kata Mo Jinrong dengan tegas.     

Dalam hati diam-diam Mo Changwen merasa senang.     

Ruangan Mo Jinrong didesain khusus. Orang luar hanya bisa mendengar suara tanpa bisa melihat keberadaan orang di dalam ruangannya. Dia juga memiliki jalur keluar khusus untuk direktur perusahaan sehingga orang luar tidak akan sadar Bosnya pergi diam-diam.     

"Apa? Mereka mau bercerai?" Para karyawan terkejut mendengar suara perkelahian.     

"Pria memang playboy!" Kata seorang karyawan perempuan.     

Sesaat kemudian Mo San masuk sambil membawa surat perceraian.     

"Tuan Muda, aku sudah meminta pengacara memeriksa dokumen perceraian, dan tidak ada masalah." Mo San meletakan dokumen di atas meja.     

Mo Jinrong mengambil pulpen kemudian langsung tanda tangan tanpa pikir panjang.      

"Baik! Karena kamu tanda tangan, makan aku juga akan tanda tangan! Ayo bercerai!" Lan Anran hendak tanda tangan.     

"Jangan bercerai." Kata Mo Changwen menentang.     

"Kamu tidak akan mendapat satu sen pun uang dari Keluarga Mo!"     

Mo Jinrong terdengar tidak sabar terhadap Lan Anran yang hendak pergi menuju pintu keluar.     

"Siapa yang sudi menerima uang dari keluarga Mo!"     

Lan Anran mengambil surat cerai kemudian memasukan ke dalam tas.     

"Rumah dan saham yang pernah kamu janjikan kepadaku sebelumnya tetap menjadi milikku. Rumah dan saham itu kamu janjikan sebelum pernikahan, jangan harap kamu bisa menariknya kembali!"     

"Dasar gadis desa, kamu pintar dalam memeras uang!" Kata Mo Jinrong dengan nada tidak puas.     

Lan Anran hanya terdiam lalu pergi dengan perasaan kesal.     

Mo Changwen merasa senang. Dengan begini si nenek tua itu akan mengizinkan cucu di luar nikahnya masuk menjadi anggota keluarga Mo. Semua akan berjalan sesuai rencananya.     

"Lan Anran pasti tidak boleh menginjakkan kaki ke dalam Grup Mo!"     

Mo Jinrong mendengar seorang karyawannya berkata seperti itu di luar ruangannya.     

"Jinrong, kalian kekanak-kanakan." Kata Mo Changwen.     

"Paman keluar saja." Kata Mo Jinrong sambil menunduk melihat ponsel.     

[Sampai jumpa di parkiran mobil.] Lan Anran mengirimkan pesan kepadanya.     

Di parkiran mobil.     

Lan Anran menunggu Mo Jinrong di parkiran mobil, ternyata yang datang adalah Mo San.     

"Di Mana Mo Jinrong?" Tanya Lan Anran.     

"Nona Lan, Tuan muda mengatakan tidak nyaman bertemu denganmu sekarang, jadi dia meminta aku yang datang."     

Mo San menjawab dengan sopan. Hampir saja dirinya tertipu dengan sandiwara mereka berdua. Sandiwara mereka seperti sungguhan.     

"Baik. Aku tanya padamu. Apakah Grup Mo pemilik semua saham di Institut Penelitian Medis?" Lan Anran bertanya secara blak-blakan.     

"Institut Penelitian Medis itu milik pemerintah. Grup Mo hanya sebagai pembayar pajak terbesar." Mo San tertawa.     

"Lalu apakah Mo Jinrong memiliki hak penuh atas semua keputusan di sana?"     

Lan Anran tidak menanyakan masalah ujian seleksi secara langsung kepada Mo San. Dia ingin tahu lebih dulu reaksi dari Mo San.     

"Tidak. Walau Grup Mo memiliki saham tetapi Grup Mo tidak memiliki hak mengambil keputusan." Jawab Mo San.     

Lan Anran melihat Mo San menjawab setelah 5 menit kemudian. Dia langsung menduga Mo San berbicara bohong. Dia tidak bertanya lagi, tetapi dia ingin tetap menyelidiki Mo Jinrong.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.