Istri Cantik-cantik Ganas

Beli Kembali Rumah Itu



Beli Kembali Rumah Itu

0"Bukan itu maksudku, Bu. Ibu ke sini ada perlu apa?" Tanya Lan Tingyun blak-blakan.     
0

"Tidak ada. Karena aku merasa tanpa ada Lan Anran, aku bisa berbicara baik-baik denganmu. Sejak hadirnya Lan Anran, hubungan kita semakin menjauh. Wataknya sangat keras, aku tidak bisa melawannya. Kini dia kebetulan pergi, aku baru bisa berbicara baik-baik denganmu."     

Zhao Xiumei yang biasanya emosinya meluap-luap, kini dia duduk dengan sikap tenang.     

"Bu, aku tidak bisa mendidik Anran dulu saat dia masih tinggal di desa. Walaupun dia keras, tetapi dia anak yang baik. Aku sebagai ayahnya, mengenal dia dengan baik." Kata Lan Tingyun mulai menjelaskan.     

"Tentu saja aku tahu itu. Aku datang ke sini bukan membahas tentang Lan Anran. Aku sendiri juga tidak ingin terus-terusan berkelahi dengan Lan Anran."     

Li Yueru senang mendengarkan apa yang diucapkan mertuanya.     

"Bu, baguslah jika ibu bisa berpikir seperti itu." Lan Tingyun tersenyum.     

"Bu, apakah ibu betah tinggal di rumah kakak? Jika tidak betah, tinggal saja di rumah kami." Lan Tingyun mengajak dengan ekspresi ceria.     

Zhao Xiumei berpikir, jika dia tinggal di sini, dia akan setiap hari berhadapan dengan Lan Anran, lebih baik dia tinggal di rumahnya sendiri.     

"Tidak usah. Aku ingin kembali ke rumah lamaku. Rumah itu peninggalan satu-satunya dari ayahmu. Seharusnya tidak boleh dijual kepada siapa pun. Meskipun aku betah tinggal di rumah Tingyi, tetap saja itu bukan rumahku sendiri. Tingyun, tidak bisakah kamu membantu ibu untuk membelinya kembali?" Kata Zhao Xiumei sambil berurai air mata.     

Lan Tingyun merasa tidak tega dengan ibunya.     

Li Yueru bisa menerka bahwa mertuanya datang hanya untuk meminta uang.     

"Bu, apakah kakak menyiksamu?" Tanya Lan Tingyun dengan cemas.     

"Bukan. Kakakmu menjagaku dengan baik. Hanya saja rumahnya tetaplah bukan rumahku sendiri. Apalagi kakakmu tidak punya penghasilan tetap, Yaxin juga membutuhkan biaya banyak untuk perawatannya. Mana boleh aku menambah beban mereka. Aku ingin kembali ke rumahku yang lama."     

Sebenarnya Zhao Xiumei cukup menderita di rumah Lan Tingyi. Dia tidak bisa setiap saat makan Sup Abalone, setiap hari dia harus makan seadanya. Dia tidur satu kamar dengan Lan Yaxin di sebuah ruangan yang kecil, dia pun tidak bisa tidur leluasa karena kamarnya tidak sebesar kamarnya.     

"Bu, rumah itu kini milik orang lain. Dia juga memegang surat perjanjiannya. Jika ingin mengambil rumah itu kembali, kita harus membayar berkali lipat." Lan Tingyun merasa keberatan.     

"Tingyun, bantulah ibumu ini. Ibu tahu kamu mampu. Aku selama ini memperlakukan kakakmu spesial karena kakakmu tidak berdaya, dia bahkan tidak bisa merawat dirinya sendiri. Kamu adiknya dan kamu lebih mampu dibandingkan dirinya. Bantulah ibu, kamu harus melindungi peninggalan satu-satunya ayahmu. Rumah itu peninggalan yang bersejarah, kamu juga dulu besar disana. Bantu ibu untuk membelinya kembali." Zhao Xiumei terus memohon kepadanya.     

"Bu, aku sudah bantu kakak melunasi hutang. Rumah sakitku juga dalam kondisi keuangan yang tidak baik, aku tidak bisa mengeluarkan uang lebih banyak lagi."     

"Tingyun, ibu berjanji, asalkan kamu membeli rumah itu kembali, ibu tidak akan mencari masalah dengan Lan Anran. Ibu juga akan mendukung Lan Yanran menjadi aktor. Ibu hanya ingin rumah peninggalan ayahmu kembali."     

Zhao Xiumei terlihat sungguh-sungguh. Dia mengatakan yang sebenarnya. Dia ingin rumahnya kembali.     

"Bu, aku tidak bisa keluar uang banyak lagi. Rumah itu senilai ratusan juta. Jika aku membeli rumah itu kembali dengan harga yang lebih tinggi, dan membayar uang ganti rugi, aku tidak punya uang sebanyak itu."     

Lan Tingyun keberatan. Jika ibunya meminta uang sebesar 5 juta-50 juta yuan, dia masih sanggup, tetapi dia tidak sanggup mengeluarkan uang 300-400 juta yuan.     

"Lan Tingyun, aku sudah membesarkanmu, apakah kamu tidak ada rasa ingin balas budi? Kamu enggan membeli kembali rumah peninggalan ayahmu, apakah kamu senang melihat ibumu menderita?"     

Zhao Xiumei merasa tidak bisa berbicara baik-baik dengannya, dia meluapkan emosinya dengan memaki dan menangis.     

"Bu, kenapa ibu tiba-tiba marah lagi, padahal kita membahas masalah ini baik-baik. Aku tidak mampu membelinya bahkan dengan menjual saham." Kata Lan Tingyun dengan tegas.     

"Tidak mampu membelinya? Aku rasa bukan tidak mampu, tapi kamu tidak ingin membelinya. Sejak putrimu kembali, kamu selalu melawanku. Tempo lalu aku meminta kamu membantu kakakmu mencari pekerjaan, kamu belum juga memberi kabar. Aku tahu kamu tidak mau membantu kakamu mencari pekerjaan." Zhao Xiumei mengomel.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.