Istri Cantik-cantik Ganas

Membeli Pembalut Wanita



Membeli Pembalut Wanita

0Si Kurus mulai melacak lokasi Mo Jinrong. Lan Anran sengaja menghubungi Mo Jinrong.     
0

"Jinrong, aku sedang kedatangan tamu. Apakah kamu bisa membelikanku keperluan perempuan?" Lan Anran tersenyum.     

Mo Jinrong masih belum menangkap maksud perkataan Lan Anran.     

"Apa maksudmu? Aku tidak mengerti."     

"Aku sedang datang haid. Apakah kamu bisa membantuku membeli pembalut?"     

Lan Anran menjelaskan ulang.     

"Aku…"     

"Aku tutup dulu. Cepat belikan ya. Terima kasih!"     

Lan Anran menutup telepon lalu membaca balasan dari si kurus.     

[Bos, aku berhasil melacaknya. Mo Jinrong bukan Xiang Tian.]     

Lan Anran merasa aneh. Jelas-jelas dari deskripsi yang dijelaskan si kurus mengarah pada Mo Jinrong. Apakah dia salah orang?     

Mo Jinrong masuk ke toko dengan perasaan malu. Dia beberapa kali mondar mandir ke rak, tanpa berani mengambil pembalut.     

Saat dilihatnya tidak ada orang, dia asal ambil pembalut lalu menaruhnya di meja kasir dengan perasaan malu.     

Kebetulan penjaga kasirnya adalah perempuan. Dia tersenyum melihat Mo Jinrong malu. Orang-orang yang antri di belakangnya membicarakan tentang dirinya.     

"20 yuan." Kata si penjaga kasir sambil tersenyum.     

Mo Jinrong tidak punya uang kecil jadi dia mengeluarkan kartu ATM.     

"Gesek kartu!"     

Keluar dari toko, Mo Jinrong memasukan pembalut ke dalam tas belanja. Kemudian dia menerima pesan dari Rong Ze.     

[ 'Q' ternyata bukan di Nancheng. Aku sudah ditipu. Barusan ponselmu diretas. Berterima kasihlah padaku, aku menghalangi dia bisa melacak lokasimu.]     

Mo Jinrong melihat ke ponselnya dengan ekspresi serius.     

['Q' pasti tidak akan berdiam diri. Toh dia sudah berhasil melacak aku. Dia pasti pergi ke Liang Xi. Bantu aku awasi dia.]     

Selesai membalas pesan Rong Ze, dia menghubungi Lan Anran.     

"Aku sudah membelinya. Bagaimana caranya aku memberikan kepadamu?"     

"Berikan langsung padaku."     

Lan Anran berdiri di depan pintu kamar mandi.     

Mo Jinrong menyerahkan sekantong tas besar di depan Lan Anran.     

"Kenapa kamu membeli banyak sekali?" Tanya Lan Anran terkejut.     

Mo Jinrong masih merasa malu.     

"Tidak apa. Cepat pakai pembalutnya." Kata Mo Jinrong dengan suara pelan.     

Lan Anran membawa satu tas besar, 'pembalut sebanyak ini bisa aku gunakan sampai tahun depan.'     

Lan Anran masuk ke kamar mandi kemudian melanjutkan mengirimkan pesan kepada si kurus.     

[Apakah sudah berhasil melacak keberadaan Xiang Tian?]     

[Xiang Tian sudah menyadari ada orang yang hendak meretasnya. Sehingga sekarang lokasinya sudah tidak akurat.]     

[Baiklah. Aku akan lebih berhati-hati lagi.]     

Lan Anran keluar dari kamar mandi sambil tersenyum di depan Mo Jinrong.     

"Sayang, hari ini cuaca sangat cerah. Apakah kamu mau jalan-jalan denganku? Bagaimana kalau ke taman hiburan?"     

Mo Jinrong yang awalnya membuntuti Lan Anran diam-diam, sekarang ikut kemanapun gadis itu pergi.     

Lan Anran menarik tangan Mo Jinrong pergi ke taman hiburan terbesar di Liang Xi. Ia bermain komedi putar, Bom-bom Car dengan gembira seperti seorang anak kecil. Mo Jinrong juga ikut tersenyum.     

Mo Jinrong dan Lan Anran duduk di bagian tengah roller coaster. Lalu ponselnya berbunyi.     

"Halo, ada apa Yanran?"     

Roller Coaster posisi melesat turun!     

Mo Jinrong berteriak. Dia takut ketinggian. Melihat ketinggian puluhan meter, ditambah dengan beberapa kali roller coaster memutar, dia terus berteriak sampai muntah.     

"Kak, kamu ada di mana? Berisik sekali."     

Lan Yanran mendengar suara jeritan dan suara mesin.     

"Aku sedang berada di roller coaster."     

Suara Lan Anran sebagian tertutup suara jeritan dan suara Mo Jinrong muntah.     

"Oh. Tidak ada apa-apa kak. Aku hanya merindukanmu. Selamat bermain!"     

Lan Yanran mengerti keadaan, jadi dia menutup telepon.     

Sebenarnya Lan Yanran ingin cerita keresahan hatinya kepada kakaknya. Sepertinya kakaknya sedang sibuk.     

Lan Anran merasa ada yang tidak beres dengan adiknya. Tetapi dia sekarang berada di ketinggian sehingga tidak bisa berbuat apa-apa. Lan Anran mengambil foto selfie dirinya dengan Mo Jinrong yang ekspresinya sedang memalukan dan jelek.     

Setelah berputar selama 1 menit lebih akhirnya roller coaster berhenti.     

Mo Jinrong turun dengan kaki lemas, rohnya seperti terpisah dari tubuhnya.     

"Ayo kita naik kora-kora dan pendulum besar."     

Mo Jinrong bahkan sudah kehabisan tenaga untuk bersuara. Dia terpaksa ikut Lan Anran bermain kora-kora dan pendulum besar.     

Setelah selesai bermain, Mo Jinrong sepenuhnya kehabisan tenaga. Lan Anran memapahnya berjalan.     

"Astaga, kamu bahkan tidak bisa bermain di wahana? Tubuhmu terlalu lemah." Kata Lan Anran menertawakan Mo Jinrong.     

Lan Anran menyingsingkan lengan bajunya bersiap-siap naik roller coaster lagi. Luka goresan benda tajam di lengan Lan Anran sudah membaik, hanya saja meninggalkan bekas yang cukup jelas.     

"Luka di bahumu…" Tanya Mo Jinrong masih dengan posisi lemas.     

"Tidak sengaja tergores." Lan Anran menurunkan kembali lengan bajunya.     

"Ayo kita naik roller coaster lagi."     

Lan Anran menarik Mo Jinrong, tentu saja Mo Jinrong menolaknya. Dia belum pernah bermain seekstrem ini. Wahana ini bisa-bisa memperpendek umurnya.     

"Baiklah. Aku juga istirahat."     

Lan Anran duduk di kursi menemani Mo Jinrong sambil membaca berita hari ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.