Istri Cantik-cantik Ganas

Qin Tian



Qin Tian

0"Lan Anran, kemarin kamu…"     
0

"Sun Hui? Kenapa kamu bisa berada di sini?" Tanya Lan Anran terkejut.     

"Kemarin aku tinggal tidak jauh dari sini, jadi aku masih bisa melihat posisi tendamu. Tapi…"     

Ketika datang, Sun Hui mengintip dalam tenda dan terkejut melihat Lan Anran bersama seorang pria dalam satu tenda.     

Tak lama kemudian, Mo Jinrong keluar sambil merapikan pakaiannya. Sun Hui semakin menaruh curiga, ternyata kemarin Lan Anran sengaja mengusirnya gara-gara ingin bermalam dengan seorang pria.     

"Bukan, bukan seperti yang kamu bayangkan. Kami tidak melakukan apa-apa. Kemarin kami hanya di dalam tenda…"     

"Ternyata kemarin kamu sengaja mengusirku. Apakah kemarin kalian sudah puas bersenang-senang?"     

Sun Hui sengaja bertanya dengan nada menyindir.     

"Kami…"     

"Uhuk… uhuk… ayo kita bereskan barang lalu pergi dari sini." Celetuk Mo Jinrong      

Lan Anran bergumam, "ehm" tanpa mengeluarkan kata-kata, namun pipinya merah merona.     

Sebelum pergi, Lan Anran juga menemukan beberapa tanaman obat untuk diberikan kepada Xu Shan.     

Mo Jinrong tertarik pada tanaman Qian Xiang yang ada di tas ransel Lan Anran. Dia tidak tahu alasan Lan Anran menginginkannya. Dia pernah mendengar bahwa tanaman obat ini sangat langka dan mahal.     

...     

Setelah sampai di bawah gunung, Lan Anran dan Sun Hui sampai di penginapan sore harinya.     

"Kemarin malam Nona besar tidak pulang, dan sampai di sini saat akan dilakukan pengumuman nilai. Kamu datang tepat waktu." Kata Lian Qiao.     

Lan Anran berjalan ke ķopernya. Dia menyadari ada seseorang yang mengutak atik kopernya. Dia membuka koper dengan ekspresi dingin, isi di dalamnya sudah berantakan.     

"Kalian membuka koperku?" Lan Anran menanyai mereka dengan tatapan dingin.     

"Apa tidak boleh? Toh di dalamnya tidak ada barang berharga. Buat apa kamu marah?" Kata Lian Qiao.     

"Apa yang ada di dalam tas ranselmu?" Tanya seorang gadis mendekat hendak membuka tas ransel Lan Anran.     

Meskipun Lan Anran tidak bisa silat, tetapi dia bisa sedikit jurus dasar bela diri. Dia memelintir tangan gadis itu sambil berkata.     

"Apakah orang tuamu tidak mengajarimu sopan santun?"     

"Gadis desa, cepat lepaskan aku. Kamu menyakitiku." Gadis itu menangis dan merintih kesakitan.     

"Lan Anran, lepaskan dia! Kamu hanya seorang gadis desa, pantaskah kamu bersaing dengan kami? Di dalam kopermu juga tidak ada barang berharga, hanya baju. Buat apa kamu marah!" Kata Lian Qiao tidak terima.     

"Aku tidak mau bersaing dengan kalian. Kalian tidak pantas." Lan Anran memelintir tangannya lagi.     

"Anran, jangan berkelahi lagi. Kalau berkelahi selama masa ujian akan dieliminasi." Kata Xia Ziwei.     

Barulah Lan Anran melepaskan gadis itu dan memberi peringatan kepada mereka.     

"Jangan pernah menyentuh barangku! Kalian tidak punya hak!"     

"Sok kamu! Ayo kita pergi!" Kata Lian Qiao lalu dia menarik kedua temannya pergi.     

"Anran, maafkan aku. Kemarin kebetulan aku tidak ada disini jadi aku tidak bisa menghalangi mereka." Kata Xia Ziwei meminta maaf.     

"Tidak apa-apa. Apakah pengumuman nilai sudah dipasang?" Tanya Lan Anran sambil merapikan barangnya.     

"Sebentar lagi. Soal ujian kali ini sangat sulit. Aku rasa aku tidak bisa lulus." Kata Xia Ziwei sedih.     

Lan Anran merapikan barangnya lalu memasukan barang ke dalam koper.     

"Ayo pergi melihat nilai."     

Pengumuman nilai dipajang di bagian luar pintu yang besar. Di depan pintu sudah berkerumun banyak siswa.     

"Ternyata nilaiku memang jelek." Xia Ziwei kecewa melihat hasil ujiannya.     

"Juara pertama tetap Lan Anran. Dia susah dikalahkan. Bahkan soal sesusah ini, dia masih bisa mendapat nilai bagus." Kata salah seorang siswa di tengah kerumunan itu.     

"Juara keduanya juga hebat sekali. Nilainya hanya berbeda satu poin dengan Lan Anran." Kata seorang siswa perempuan yang lain.     

"Apakah kamu tahu siapa dia? Dia adalah dewa ujian. Katanya dia siswa pindahan dari sekolah lain."     

Xia Ziwei berkata dengan antusias kepada Lan Anran.     

"Anran, apakah kamu tidak penasaran dengan siswa yang menduduki peringkat kedua?"     

"Aku tidak tertarik."     

Lan Anran cukup tahu dirinya menduduki peringkat pertama. Dia tidak tertarik dengan hasil ujian orang lain.     

Xia Ziwei masih penasaran. Dia mendekat ke pengumuman nilai, namanya adalah Qin Tian.     

Lian Qiao merasa kesal melihat pengumuman nilai.     

"Kurang ajar. Gadis tengik itu juara pertama! Kenapa dia bisa mengerjakan soal sesulit ini?     

"Lian Qiao, jangan sedih. Di lain kesempatan, kamu bisa menang." Kata seorang teman menghiburnya.     

"Apakah aku bisa menang?" Lian Qiao menatap gadis itu dengan tatapan tajam.     

"Hei lihat! Sang dewa datang!" Satu kerumunan langsung heboh.     

Semua menyorakinya saat melihat kedatangan Qin Tian.     

Dia mendekati pengumuman nilai, ekspresinya berubah muram begitu melihat nilai.     

"Dia tampan sekali." Kata Xia Ziwei terpesona.     

Lan Anran menengadahkan kepala. Dia memiliki wajah tampan. Ada tahi lalat di atas hidung, tetapi dia masih kalah tampan dari Lan Yanran.     

Saat Lan Anran hendak pergi, Qin Tian memanggilnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.