Istri Cantik-cantik Ganas

Pria Cabul



Pria Cabul

0"Bos, Xiang Tian pasti orang yang licik, sehingga bisa menyadari keberadaanmu di tengah kerumunan orang?" Si Kurus merasakan keanehan.     
0

"Jika tidak, tidak mungkin jejaknya selalu gagal ditemukan orang lain selama beberapa tahun ini."     

Lan Anran masih terngiang suaranya, suaranya terdengar familiar, tetapi dia masih belum terpikirkan siapa orangnya.     

Lan Anran sampai di rumahnya pukul 2 malam. Dia mandi lalu tidur.     

Sebaliknya, Mo Jinrong belum tidur. Dia mendapat pesan dari Rong Ze.     

"Aku mendapat berita bahwa 'Q' akan pergi ke Nancheng. Apakah kamu mau ikut denganku pergi ke sana?"     

Mo Jinrong awalnya tidak berniat mencari 'Q', tetapi karena orang itu telah datang menyelinap ke perusahaannya, maka timbul keinginannya untuk menemukan 'Q'.     

"Aku ikut."     

Jika Rong Ze pergi ke Nancheng untuk mencari 'Q', maka Mo Jinrong ingin mengawasi Lan Anran!     

Entah kenapa dia merasa Lan Anran menyembunyikan sesuatu, jadi dia mau memastikan kecurigaannya.     

...     

Sudah dua hari berlalu, tetapi Lan Anran belum juga mendapatkan hasil analisis komposisi ramuan obat Mo Jinrong. Dia memutuskan pergi ke desa untuk melanjutkan penelitian ramuan obatnya. Zhao Xiumei tidak membuat keributan akhir-akhir ini, dia fokus merawat Lan Yaxin.     

Lan Yaxin belum juga bisa menggerakkan lengan secara normal, sedangkan hari pelaksanaan ujian seleksi sudah hampir dekat. Jangankan untuk mengikuti ujian, dia bahkan kesusahan untuk berjalan, dia merasa sangat kesal melihat kondisinya saat ini.     

"Ayah, ibu, nenek, apa yang harus aku lakukan?" Kata Lan Yaxin dengan sedih.     

"Putriku sayang, jangan sedih. Kondisimu pasti akan pulih beberapa hari lagi." Lan Tingyi menenangkan putrinya.     

"Tingyi, apakah kamu sudah menemukan orang yang mencelakai Yaxin?" Tanya Zhao Xiumei dengan cemas. Sudah beberapa hari berlalu, tetapi belum juga ada kabar.     

"Bu, aku sudah bertanya ke polisi, dan belum ada kabar. Orang itu seperti menghilang begitu saja. Kita coba tunggu saja." Kata Lan Tingyi tidak berdaya.     

"Masih harus menunggu lagi! Apakah Yaxin masih bisa menunggu? Kita harus segera menemukannya, meminta uang ganti rugi. Ini sudah terlalu lama. Lan Anran beberapa hari ini pasti bersenang-senang, sebaliknya Yaxin harus menderita. Kamu lihat luka di wajahnya, sampai sekarang lukanya membekas." Kata Zhao Xiumei sedih.     

"Nenek, sebentar lagi ada ujian seleksi. Apa yang harus aku lakukan? Aku ingin ikut ujian seleksi. Aku tidak mau kalah dari Lan Anran." Lan Yaxin berkata sambil menangis.     

"Cucuku sayang, di mataku kamu cucu yang paling hebat!" Zhao Xiumei berusaha menenangkan cucunya.     

"Putriku, kelihatannya ujian seleksi kali ini kamu tidak bisa ikut, bukankah Lan Anran pergi ke sana untuk ujian seleksi? Aku akan berdiskusi dengannya agar saat ujian, dia menggunakan namamu." Kata Xu Yanshan.     

"Bu, apa boleh begitu? Apakah dia mau?" Tanya Lan Yaxin.     

"Dia harus mau. Suamiku?" Xu Yanshan menoleh ke suaminya.     

"Iya, tenang saja, putriku, aku akan cari cara agar dia mau. Kamu pikirkan saja pemulihan kesehatanmu, jangan memikirkan hal lain." Lan Tingyi meyakinkan putrinya.     

"Anakku, jalankan rencanamu." Zhao Xiumei tersenyum.     

Zhao Xiumei tahu jalan pikiran putranya. Gadis itu harus merasakan akibatnya.     

"Ayah, ibu, kapan aku boleh keluar dari rumah sakit?"     

Lan Yaxin sudah ingin keluar dari rumah sakit dan melihat dirinya di depan kaca. Xu Yanshan menyimpan semua kaca di kamar rumah sakit ini, sehingga dia tidak tahu sebenarnya bagaimana kondisi fisiknya akibat kejadian itu.     

"Beberapa hari lagi. Sabar ya, sebentar lagi kamu pasti diperbolehkan pulang." Kata Xu Yanshan sambil tersenyum.     

Xu Yanshan melihat wajah putrinya yang penuh memar, ada beberapa bekas luka yang dalam. Dia rasanya ingin membalaskan dendam untuk putrinya. Lan Anran harus membayar semua ini!     

Setelah pulang dari rumah sakit, Lan Tingyi berdiskusi dengan istrinya tentang bagaimana cara mencelakai Lan Anran. Mereka sudah menghubungi Sobat Wang seorang penjudi handal pasti bisa mencelakai gadis selemah Lan Anran.     

"Suamiku, apakah Sobat Wang bisa diandalkan?" Tanya Xu Yanshan dengan cemas.     

"Tenang saja, dia pernah menjadi anggota geng di daerah selatan. Lan Anran pasti tidak akan bisa lepas darinya." Lan Tingyi tersenyum.     

"Cari kesempatan untuk kita juga agar bisa melampiaskan emosi kita kepadanya!" Kata Xu Yanshan dengan penuh amarah.     

"Aku sudah jelaskan padanya, nanti kalau dia berhasil menangkap gadis itu, dia harus merahasiakan bahwa dalangnya adalah kita. Aku sudah setuju membayarnya dengan sejumlah uang yang nantinya akan dia pakai untuk ibunya." Kata Lan Tingyi blak-blakan.     

"Bodoh! Dari mana kita mendapatkan uang untuk membayarnya? Kita saja tidak mampu membiayai diri kita sendiri, bagaimana kita bisa membayarnya?" Tanya Xu Yanshan dengan nada tidak senang.     

"Kamu yang bodoh. Aku memang janji memberinya uang tapi aku tidak memberitahunya nominal uangnya. Aku hanya akan membayarnya sedikit namun aku tidak memberitahunya. Bagaimana menurutmu?" Lan Tingyi tersenyum sambil mencubit hidung Xu Yanshan.     

"Bagus. Aku mau lihat apakah Lan Anran masih bisa lolos?" Kata Xu Yanshan dengan kejam.     

"Kita harus bergerak cepat. Beberapa hari lagi dia akan pergi mengikuti ujian seleksi." Kata Lan Tingyi.     

"Kamu benar. Uang 20.000 yuan sudah aku gunakan untuk biaya pengobatan Yaxin. Sekarang aku sudah tidak memiliki uang. Mintalah kepada ibu." Kata Xu Yanshan.     

"Minta ke ibu? Aku sungkan meminta kepada ibu."      

"Kamu sungkan, kamu kira aku tidak sungkan? Katakan saja uang kita habis untuk biaya pengobatan Yaxin, ibu pasti mau memberi kita uang. Kalau ibu masih tidak mau, katakan saja untuk biaya program memiliki anak kedua, ibu pasti mau memberikan kita uang."     

Xu Yanshan menatap Lan Tingyi dengan kedua matanya dan alis yang indah, wajah yang mungil dan bibir merahnya yang mungil, membuat Lan Tingyi tergoda.     

"Aku mau anak kedua. Aku mau sekarang!"     

Lan Tingyi menerkam Xu Yanshan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.