Istri Cantik-cantik Ganas

Lan Anran Diculik Lagi



Lan Anran Diculik Lagi

0Wang Qing adalah Manajemennya, dia termasuk manajer yang cukup dikenal. Apapun keputusan Wang Qing tidak pernah salah.     
0

"Kemarin kamu dengan Fu Guosheng…"     

"Manajer, jangan tanya hal itu lagi, besok aku akan klarifikasi ke publik, nanti kamu akan tahu kejadian yang sebenarnya." Kata Lan Yanran sambil tersenyum.     

"Baiklah. Pergilah."     

Qian Mu meminta Lan Yanran kembali, kemudian dia menghubungi Mo Jinrong.     

"Halo, Direktur Mo, Lan Yanran sekarang terlibat masalah."     

"Dengan Fu Guosheng?" Nada suara Mo Jinrong terdengar dingin.     

"Benar. Lan Yanran berencana bersaksi untuk Fu Guosheng saat konferensi pers nanti. Direksi Grup Mo adalah penyokong Fu Guosheng, bagaimana jika sampai terjadi sesuatu yang tidak diinginkan?" Tanya Qian Mu dengan cemas.     

"Menarik. Tidak usah pedulikan hal itu. Kita lihat saja hasilnya besok." Kata Mo Jinrong dengan dingin lalu memutus sambungan telepon.     

"Tuan Muda, apakah kamu tidak mengkhawatirkan Lan Anran?" Tanya Mo San.     

"Keluarga Lan bukan orang yang mudah dihadapi. Dia ingin melihat apakah Lan Yanran selihai kakaknya." Jawab Mo Jinrong.     

"Tuan Muda, aku belum menemukan penyusup yang datang ke pasar gelap tempo hari. Aku curiga ada yang membantu penyusup itu."     

"Aku sudah bisa menduganya. Sementara waktu kita hentikan dulu penjualan obat. Kamu coba periksa ke penduduk tentang efek dari obat, lalu laporkan kepadaku." Kata Mo Jinrong dengan pelan.     

"Tuan Muda, Jin Lin baru saja memberi kabar bahwa dia akan meningkatkan level kesulitan ujian seleksi Institut Penelitian Medis dan lokasi ujian berada di Liang Xi." Kata Mo San.     

"Iya, aku akan pergi di hari keberangkatan Lan Anran."     

Mo Jinrong berencana mengawasi Lan Anran dari dekat, untuk melihat apakah dia bisa menemukan gelagat aneh dari gadis itu.     

"Tetapi Grup Lin sudah memberikan jurnal penelitian, kita juga sudah mengirimkan tanaman Geng Cao. Tinggal menunggu uji coba ramuan obat baru. Kalau Tuan Muda pergi, siapa yang akan kesana melihatnya?" Tanya Mo San penasaran.     

"Tentu saja kamu." Jawab Mo Jinrong dengan santai.     

"Aku? Aku tidak bisa. Ini… Tuan muda, tolong kasihani aku, aku sudah lama belum berjalan-jalan keluar dari Rong Cheng." Kata Mo San memohon.     

"Aku akan naikkan gajimu, tiga kali lipat!" Kata Mo Jinrong.     

"Aku akan menjalankan perintah Tuan Muda!"     

Mo San setuju dengan cepat. Sudah lama dia tidak mendapat kenaikan gaji. Dan barusan gajinya dinaikkan tiga kali lipat, dengan senang hati dia menerimanya walau tidak bisa ikut ke Liang Xi.     

"Aku menyuruhmu tetap tinggal, bukan hanya untuk memeriksa hasil uji coba ramuan obat, tetapi juga untuk mengawasi Mo Changwen. Tempo hari aku memberinya peringatan, aku yakin dia tidak mungkin berdiam diri begitu saja. Saat aku pergi, entah keonaran apalagi yang akan dia buat. Nanti kalau terjadi sesuatu, segera laporkan kepadaku." Kata Mo Jinrong sambil menengadahkan kepala menatap Mo San.     

"Baiklah. Aku tahu tugas ini tidak mudah. Tuan Fu adalah lawan yang kuat, apa boleh aku meminta bantuan Nyonya besar?"     

Mo San merasa jika tidak ada Mo Jinrong, maka dia tidak punya pelindung, dia tidak bisa tenang. Dengan adanya bantuan Nyonya Besar Mo, Mo Changwen tidak akan berani berbuat macam-macam.     

"Terserah. Sebelum pergi aku akan pergi ke rumah nenek." Kata Mo Jinrong     

"Baik. Mengenai Tuan Rong Ze, dia sudah berada di Nancheng tetapi sampai sekarang belum ada berita darinya."     

Mo San menghitung sudah beberapa hari ini tidak ada kabar dari Rong Ze. Hal ini jarang terjadi.     

"Kelihatannya dia ditipu, oleh karena itu belum ada kabar. Kalau dia berhasil, dia biasanya datang melapor dengan wajah kegirangan." Mo Jinrong menerka-nerka.     

"Betul juga. Kalau begitu saya undur diri dulu, Tuan muda." Mo San turun ke bawah.     

Mo Jinrong berdiam diri merencanakan kepergiannya ke Liang Xi.     

...     

Keesokan harinya, Lan Anran berangkat ke sekolah, hari ini karena sopirnya mengambil cuti, sehingga di berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki. Sesampainya di sebuah jalan kecil, dia merasa ada yang sedang membuntutinya tetapi orang itu belum bertindak lebih.     

"Berhenti!" Kata Wang Laowu dari arah belakang.     

"Paman, ada perlu apa denganku?"     

"Tentu saja aku ada perlu denganmu. Kamu lebih cantik daripada di foto."     

Wang Laowu belum pernah bertemu dengan gadis secantik Lan Anran, sehingga dia tidak bisa menahan pesona dari gadis ini.     

"Paman pernah melihat fotoku?" Lan Anran kebingungan, entah masalah apalagi yang sedang dia hadapi sekarang.     

"Iya. Ayo ikut denganku." Wang Laowu mengarahkan senjata ke arah Lan Anran.     

Lan Anran tidak menyangka pria ini membawa senjata. Meskipun dia tidak tahu apakah senjata itu asli atau palsu, dia hanya bisa mengikuti instruksi pria itu.     

"Paman mau membawaku ke mana?"     

Wang Laowu tidak menjawabnya. Dia mengikat Lan Anran kemudian membawanya ke rumah kontrakannya.     

"Nona, kamu cantik sekali."     

Wang Laowu mengangkat dagu Lan Anran dengan senjata.     

"Paman, aku tidak mengenalmu. Kenapa kamu menculikku?" Lan Anran bertanya dengan polos.     

"Kenapa menculikmu? Tentu saja untuk uang. Tenang saja, aku tidak akan menyakitimu. Asalkan kamu tidak macam-macam, aku akan memperlakukanmu dengan baik."     

Wang Laowu menatap tajam Lan Anran. Lan Anran membalas dengan tatapan tajam tanpa rasa takut.     

"Apa maumu?" Tanya Lan Anran.     

Wang Laowu tiba-tiba memasang ekspresi serius.     

"Tinggalah bersamaku. Aku akan memeliharamu. Tubuhmu kurus sekali, kalau kamu ikut denganku, kamu bisa makan dan minum enak. Walaupun aku bukan orang kaya, tetapi aku masih bisa menghidupimu. Asalkan kamu mau menurutiku."     

"Katakan apa yang kamu ingin aku lakukan?"     

Lan Anran bertanya dengan santai dan terus memandangi senjata. Kelihatannya senjata yang pria itu pegang senjata asli.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.